Pertamina: Efek kenaikan harga elpiji hanya sesaat

Senin, 06 Januari 2014 - 17:57 WIB
Pertamina: Efek kenaikan harga elpiji hanya sesaat
Pertamina: Efek kenaikan harga elpiji hanya sesaat
A A A
Sindonews.com - PT Pertamina (Persero) menilai efek kenaikan harga gas elpiji 12 kilogram (kg) hanya bersifat temporari. Namun karena tidak ada yang setuju, kenaikan ini seolah-olah menjadi hal yang paling memberatkan bagi dunia industri.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir mengatakan, komponen paling mahal dalam industri makanan sebenarnya bahan pokok makanan. Ali menilai, kenaikan harga elpiji sebesar 67 persen menjadi kambing hitam dari seluruh kenaikan harga bahan pokok.

"Industri makanan paling mahal ya di komponen bahan pokoknya. Bukan karena harga gas," ucap Ali di kantor Pertamina Pusat, Jakarta, Senin (6/1/2013).

Menurut Ali, biaya elpiji di dalam komponen industri makanan sangat kecil. Namun banyak pihak yang menggunakan isu kenaikan harga elpiji 12 kg, membuat harga makanan ikut naik. "Untuk makanan komponen bahan bakar elpiji sebenarnya kecil," jelas Ali.

Sehingga, Ali menilai sebenarnya masyarakat panik sehingga harga kebutuhan pokok ikut naik. "Efeknya cuma sesaat saja," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, PT Pertamina (Persero) akhirnya mengumumkan adanya revisi kenaikan harga elpiji ukuran 12 kilogram (kg) yang semula naik Rp3.500 per kg, menjadi hanya Rp1.000 per kg.

Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan mengatakan, dengan demikian maka harga per tabungnya menjadi sebesar Rp91.600 untuk elpiji non subsidi.

"Kami setelah mengikuti perkembangan di masyarakat dan mengikuti rapat di tempat Pak Wapres dan pertemuan lain serta hasil RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) memutuskan ada revisi kenaikan harga elpiji 12 kg, berlaku besok jam 00.00. Yang tadi Rp3.500 per kg, menjadi Rp1.000," kata Karen.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3651 seconds (0.1#10.140)