Revisi harga elpiji 12 kg rugikan pangkalan
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah pemilik pangkalan gas epliji mengaku merugi akibat kebijakan pemerintah yang tidak tegas dalam menentukan harga jual gas elpiji ukuran 12 kilogram (kg).
Banyak pangkalan terlanjur kulakan menggunakan harga yang ditetapkan pada 1 Januari lalu, sementara mulai besok harga akan kembali turun.
Pemilik pangkalan gas elpiji di Kriyanan, Wates, Dalduri Budi Prasetya mengatakan, pada 1 Januari lalu dirinya sudah telanjur kulakan 12 kg dengan harga Rp135 ribu. Saat itu dia membeli sekitar 30 tabung dan baru beberapa saja yang terjual.
Dengan adanya revisi harga, dipastikan dirinya akan menjadi korban. “Kalau ini turun, jelas kami yang rugi,” ujarnya, Senin (6/1/2014).
Dalduri berharap pemerintah melakukan sosialisasi kepada agen dan pangkalan sebelum menaikkan harga. Informasi itu sangat penting untuk mempersiapkan langkah bagi agen dan pangkalan.
Menurut Dalduri, itu merupakan bisnis yang akan selalu berorientasi terhadap profit. “Gas telah menjadi kebutuhan, jadi jangan sepihak menaikkan dan menurunkan harga,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Para agen gas elpiji 12 kilogram (kg) tampaknya harus bersiap menanggung rugi lantaran PT Pertamina (Persero) merevisi kenaikan harga dari semula naik Rp3.500 per kg menjadi hanya naik Rp1.000 per kg.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya menerangkan, pihaknya tidak akan memberikan kompensasi bagi agen yang masih memiliki stok elpiji dari penetapan harga kenaikan Rp3.500 per kg.
"Semuanya harus mengikuti harga yang berlaku dari hasil keputusan hari ini. Bagi agen yang masih memiliki stok ketika mereka membeli di harga 1 Januari (ketika kenaikan Rp3.500 per Kg) Pertamina tidak akan melakukan pengembalian, perubahan harga itu sudah merupakan risiko bisnis," terang Hanung di Gedung Pertamina Pusat, Jakarta, Senin (6/1/2014).
Dikatakannya pula, keputusan revisi kenaikan harga ini telah disampaikan kepada agen-agen elpiji. "Untuk Jakarta, harga jual di agen Rp90.500 per tabung. Di kota lain, akan disampaikan secara detil," jelasnya.
Banyak pangkalan terlanjur kulakan menggunakan harga yang ditetapkan pada 1 Januari lalu, sementara mulai besok harga akan kembali turun.
Pemilik pangkalan gas elpiji di Kriyanan, Wates, Dalduri Budi Prasetya mengatakan, pada 1 Januari lalu dirinya sudah telanjur kulakan 12 kg dengan harga Rp135 ribu. Saat itu dia membeli sekitar 30 tabung dan baru beberapa saja yang terjual.
Dengan adanya revisi harga, dipastikan dirinya akan menjadi korban. “Kalau ini turun, jelas kami yang rugi,” ujarnya, Senin (6/1/2014).
Dalduri berharap pemerintah melakukan sosialisasi kepada agen dan pangkalan sebelum menaikkan harga. Informasi itu sangat penting untuk mempersiapkan langkah bagi agen dan pangkalan.
Menurut Dalduri, itu merupakan bisnis yang akan selalu berorientasi terhadap profit. “Gas telah menjadi kebutuhan, jadi jangan sepihak menaikkan dan menurunkan harga,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Para agen gas elpiji 12 kilogram (kg) tampaknya harus bersiap menanggung rugi lantaran PT Pertamina (Persero) merevisi kenaikan harga dari semula naik Rp3.500 per kg menjadi hanya naik Rp1.000 per kg.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya menerangkan, pihaknya tidak akan memberikan kompensasi bagi agen yang masih memiliki stok elpiji dari penetapan harga kenaikan Rp3.500 per kg.
"Semuanya harus mengikuti harga yang berlaku dari hasil keputusan hari ini. Bagi agen yang masih memiliki stok ketika mereka membeli di harga 1 Januari (ketika kenaikan Rp3.500 per Kg) Pertamina tidak akan melakukan pengembalian, perubahan harga itu sudah merupakan risiko bisnis," terang Hanung di Gedung Pertamina Pusat, Jakarta, Senin (6/1/2014).
Dikatakannya pula, keputusan revisi kenaikan harga ini telah disampaikan kepada agen-agen elpiji. "Untuk Jakarta, harga jual di agen Rp90.500 per tabung. Di kota lain, akan disampaikan secara detil," jelasnya.
(gpr)