Agen elpiji Jateng langsung sesuaikan harga baru
A
A
A
Sindonews.com - Pasca revisi kenaikan harga elpiji nonsubsidi 12 kilogram (kg), agen elpiji Pertamina di wilayah Jateng & DIY langsung menyesuaikan harga penjualan.
Berdasarkan pantauan lapangan, di sejumlah agen elpiji 12 kg di kota Semarang harga elpiji berada di kisaran Rp89.000-91.300 per tabung. Harga tersebut merupakan harga jual agen, sedangkan sampai ke tingkat konsumen akan bervariasi, menyesuaikan dengan jarak suplai point.
Sebelumnya harga elpiji 12 kg berada di kisaran Rp122.400 per tabung hingga Rp124.700 per tabung bahkan di tingkat konsumen langsung harganya mencapai Rp130.000.
Untuk harga tertinggi karena supply point yang paling jauh berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan harga yang berada di kisaran terendah berada di wilayah Cilacap, dan Semarang.
Manajer PT Duta Prima Harapan Santosa Fernando Fery salah satu agen Pertamina, mengatakan, dirinya langsung menerapkan harga baru yakni Rp89.000 per tabungnya. ”Pagi ini kita langsung sesuaikan,” katanya, Selasa (7/1/2014).
Dia mengatakan, dengan ketetapan harga baru tersebut, pihaknya mengalami kerugian, mengingat sebelumnya telah melakukan pembelian dari pertamina dengan harga yang lama, dan masih ada stok elpiji 12 kg yang belum terjual.
Terpisah, Assisten Manager External Relation PT Pertamina Region 4 Jateng-DIY, Roberth MV Dumatubun mengatakan, akan melakukan pengawasan secara ketat terhadap seluruh agen, pangkalan dan seluruh outlet resmi serta SBPU yang menjual elpiji 12 kg.
Robert mengatakan, semua agen wajib mentaati penetapan harga baru semenjak harga baru ditetapkan yakni pada 7 Januari pukul 00.00. Jika ditemukan ada agen atau pangkalan yang masih tetap melakukan penjualan dengan harga lama maka Pertamina akan memberikan sanksi tegas.
“Pertamina telah menetapkan bahwa harga lama tetap berlaku dengan pemasangan spanduk harga sampai dengan tanggal 7 Januari 2014 pukul 00.00 WIB. Adapun setelah pukul 00.00 WIB masyarakat konsumen LPG 12 Kilogram dapat membeli dengan harga baru sesuai ketetapan harga yang telah ditetapkan,” jelasnya.
Dengan ketetapan harga baru, berdasarkan lokasi supply point yang paling mahal di Yogyakarta, Sedangkan harga yang berada di kisaran terendah berada di wilayah Cilacap dan Semarang.
”Untuk harga ini kan tergantung suplay poin, semakin jauh akan semakin mahal. Tetapi kami dari pertamina tetap memiliki patokan, misalnya untuk Yogyakarta, karena suplay poin paling jauh harganya Rp91.300, sedangkan suplay poin terdekat yakni Semarang dan Cilacap dijual dengan harga Rp89 ribu,”bebernya.
Robert mengaku, terkait dengan kerugian yang dialami oleh Agen karena sudah terlanjur membeli Elpiji sebelum ada ketetapan harga, hal itu dianggap sebagai resiko bisni. Pertamina tidak akan memberikan ganti rugi kepada para agen. ”Berdasarkan hasil keputusan, hal itu (kerugian) menjadi resiko bisnis,” katanya.
Berdasarkan pantauan lapangan, di sejumlah agen elpiji 12 kg di kota Semarang harga elpiji berada di kisaran Rp89.000-91.300 per tabung. Harga tersebut merupakan harga jual agen, sedangkan sampai ke tingkat konsumen akan bervariasi, menyesuaikan dengan jarak suplai point.
Sebelumnya harga elpiji 12 kg berada di kisaran Rp122.400 per tabung hingga Rp124.700 per tabung bahkan di tingkat konsumen langsung harganya mencapai Rp130.000.
Untuk harga tertinggi karena supply point yang paling jauh berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan harga yang berada di kisaran terendah berada di wilayah Cilacap, dan Semarang.
Manajer PT Duta Prima Harapan Santosa Fernando Fery salah satu agen Pertamina, mengatakan, dirinya langsung menerapkan harga baru yakni Rp89.000 per tabungnya. ”Pagi ini kita langsung sesuaikan,” katanya, Selasa (7/1/2014).
Dia mengatakan, dengan ketetapan harga baru tersebut, pihaknya mengalami kerugian, mengingat sebelumnya telah melakukan pembelian dari pertamina dengan harga yang lama, dan masih ada stok elpiji 12 kg yang belum terjual.
Terpisah, Assisten Manager External Relation PT Pertamina Region 4 Jateng-DIY, Roberth MV Dumatubun mengatakan, akan melakukan pengawasan secara ketat terhadap seluruh agen, pangkalan dan seluruh outlet resmi serta SBPU yang menjual elpiji 12 kg.
Robert mengatakan, semua agen wajib mentaati penetapan harga baru semenjak harga baru ditetapkan yakni pada 7 Januari pukul 00.00. Jika ditemukan ada agen atau pangkalan yang masih tetap melakukan penjualan dengan harga lama maka Pertamina akan memberikan sanksi tegas.
“Pertamina telah menetapkan bahwa harga lama tetap berlaku dengan pemasangan spanduk harga sampai dengan tanggal 7 Januari 2014 pukul 00.00 WIB. Adapun setelah pukul 00.00 WIB masyarakat konsumen LPG 12 Kilogram dapat membeli dengan harga baru sesuai ketetapan harga yang telah ditetapkan,” jelasnya.
Dengan ketetapan harga baru, berdasarkan lokasi supply point yang paling mahal di Yogyakarta, Sedangkan harga yang berada di kisaran terendah berada di wilayah Cilacap dan Semarang.
”Untuk harga ini kan tergantung suplay poin, semakin jauh akan semakin mahal. Tetapi kami dari pertamina tetap memiliki patokan, misalnya untuk Yogyakarta, karena suplay poin paling jauh harganya Rp91.300, sedangkan suplay poin terdekat yakni Semarang dan Cilacap dijual dengan harga Rp89 ribu,”bebernya.
Robert mengaku, terkait dengan kerugian yang dialami oleh Agen karena sudah terlanjur membeli Elpiji sebelum ada ketetapan harga, hal itu dianggap sebagai resiko bisni. Pertamina tidak akan memberikan ganti rugi kepada para agen. ”Berdasarkan hasil keputusan, hal itu (kerugian) menjadi resiko bisnis,” katanya.
(gpr)