Harga turun, agen elpiji di Padang merugi
A
A
A
Sindonews.com - Setelah pemerintah kembali merevisi harga elpiji nonsubsidi, beberapa agen elpiji di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) merugi akibat telah membeli mahal elpiji di Pertamina.
Menurut Marketing PT Teten Gazali, Kristin mengaku bahwa pihaknya rugi sebesar Rp29,7 juta pasca penurunan harga elpiji nonsubsidi tersebut. Pasalnya, hingga saat ini masih tersisa 900 tabung elpiji ukuran 12 kilogram (kg), yang dibeli dengan harga naik.
“Kita sudah terlanjur membeli harga naik, ini mengakibatkan kita merugi Rp29,7 juta. Sebelumnya kita jual Rp134 ribu, tapi setelah turun, kita terpaksa menjual Rp101 ribu per tabung,” kata dia di Padang, Rabu (8/1/2014).
Kristin menjelaskan, saat kenaikan harga elpiji nonsubsidi, harganya dinaikkan menjadi Rp134 ribu, tapi setelah harga direvisi, pihaknya terpaksa menjual dengan harga baru.
“Ini membuat masyarakat kaget sebab harganya sudah turun. Tapi kita mengambil sikap, terpaksa kita ikut turunkan harga sebab kalau harga itu (Rp134 ribu) juga gas kita tidak laku lagi, akhirnya kita mengikuti kebijakan pemerintah,” ujar dia.
Hal sama dialami agen elpiji PT Shintan Pratama Mutiara di Jalan Kampung Nias, Padang. Menurut pemilik agen elpiji tersebut, Indra Darwin bahwa dia merugi pasca kebijakan pemerintah menurunkan harga elpiji nonsubsidi.
“Saat ini, ada 200 elpiji 12 kg. Kalau dilihat harga sekarang, kita rugi Rp7 juta. Seharusnya kita menjual gas tersebut Rp130 ribu, tapi akhirnya kita mejual Rp96,8 ribu per tabung,” ujar dia.
Dia mengaku, saat mendengar informasi penurunan gas elpiji nonsubsidi, masyarakat tidak mau membeli gas sehingga membuat 200 tabung tidak terjual. Setelah pemerintah resmi menurunkan harga elpiji, masyarakat baru membeli elpiji nonsubsidi tersebut.
“Akhirnya kita sendiri yang rugi,” tutur dia.
Seperti diketahui, PT Pertamina pada Senin (6/1/2014) mengumumkan merevisi harga elpiji 12 kg dari semulai naik Rp3.500 per kg menjadi Rp1.000 per kg. Dengan demikian, harga per tabung elpiji 12 kg mulai pukul 00.00, Selasa (7/1/2014) menjadi Rp91.600 per tabung.
Menurut Marketing PT Teten Gazali, Kristin mengaku bahwa pihaknya rugi sebesar Rp29,7 juta pasca penurunan harga elpiji nonsubsidi tersebut. Pasalnya, hingga saat ini masih tersisa 900 tabung elpiji ukuran 12 kilogram (kg), yang dibeli dengan harga naik.
“Kita sudah terlanjur membeli harga naik, ini mengakibatkan kita merugi Rp29,7 juta. Sebelumnya kita jual Rp134 ribu, tapi setelah turun, kita terpaksa menjual Rp101 ribu per tabung,” kata dia di Padang, Rabu (8/1/2014).
Kristin menjelaskan, saat kenaikan harga elpiji nonsubsidi, harganya dinaikkan menjadi Rp134 ribu, tapi setelah harga direvisi, pihaknya terpaksa menjual dengan harga baru.
“Ini membuat masyarakat kaget sebab harganya sudah turun. Tapi kita mengambil sikap, terpaksa kita ikut turunkan harga sebab kalau harga itu (Rp134 ribu) juga gas kita tidak laku lagi, akhirnya kita mengikuti kebijakan pemerintah,” ujar dia.
Hal sama dialami agen elpiji PT Shintan Pratama Mutiara di Jalan Kampung Nias, Padang. Menurut pemilik agen elpiji tersebut, Indra Darwin bahwa dia merugi pasca kebijakan pemerintah menurunkan harga elpiji nonsubsidi.
“Saat ini, ada 200 elpiji 12 kg. Kalau dilihat harga sekarang, kita rugi Rp7 juta. Seharusnya kita menjual gas tersebut Rp130 ribu, tapi akhirnya kita mejual Rp96,8 ribu per tabung,” ujar dia.
Dia mengaku, saat mendengar informasi penurunan gas elpiji nonsubsidi, masyarakat tidak mau membeli gas sehingga membuat 200 tabung tidak terjual. Setelah pemerintah resmi menurunkan harga elpiji, masyarakat baru membeli elpiji nonsubsidi tersebut.
“Akhirnya kita sendiri yang rugi,” tutur dia.
Seperti diketahui, PT Pertamina pada Senin (6/1/2014) mengumumkan merevisi harga elpiji 12 kg dari semulai naik Rp3.500 per kg menjadi Rp1.000 per kg. Dengan demikian, harga per tabung elpiji 12 kg mulai pukul 00.00, Selasa (7/1/2014) menjadi Rp91.600 per tabung.
(rna)