Harga minyak dunia jatuh
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia hari ini jatuh, menyusul berita kesepakatan (bersejarah) penghentian program nuklir Iran yang disengketakan dalam pertukaran bantuan sanksi mulai 20 Januari mendatang.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, kehilangan 61 sen menjadi USD92,11 per barel. Sementara minyak mentah Brent North untuk Februari, merosot 64 sen menjadi USD106,60 per barel di London.
"Harga sedikit melunak terkait kemajuan kesepakatan mengenai program nuklir Iran menetapkan panggung untuk meringankan sanksi yang bisa meningkatkan pasokan (minyak)," kata analis broker Sucden, Kash Kamal, seperti dilansir dari Middle East Online, Senin (13/1/2014).
Presiden AS Barack Obama menyambut baik pengumuman tersebut tetapi memperingatkan masih ada jalan berliku dalam mencapai kesepakatan yang komprehensif. Pihaknya akan memveto setiap upaya Kongres untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran selama fase perundingan berlangsung.
"Ini adalah bearish untuk minyak, seperti yang kita mungkin lihat beberapa sanksi minyak terangkat jika perundingan berjalan dengan baik," ujar analis Inenco, Lucy Sidebotham.
Ekspor minyak negara Islam itu telah tergoncang oleh serangkaian sanksi internasional yang bertujuan mengakhiri program nuklirnya, yang dituduh Barat akan digunakan untuk mengembangkan senjata. Namun, Iran membantah tudingan tersebut.
Teheran pada November 2013, telah setuju untuk memutar kembali bagian-bagian dari program nuklirnya dalam pertukaran pembebasan aset miliaran dolar (minyak) dan bantuan terbatas akibat sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi mereka.
Pasar minyak juga telah jatuh karena pedagang terus mencerna data non-farm payrolls AS yang lebih lemah dari perkiraan, pada Jumat (10/1/2014) lalu. Di mana Departemen Tenaga Kerja AS mencatat, bahwa ekonomi terbesar di dunia itu hanya menambah 74.000 pekerjaan pada Desember, lebih kecil dari perkiraan kenaikan sebesar 197.000.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, kehilangan 61 sen menjadi USD92,11 per barel. Sementara minyak mentah Brent North untuk Februari, merosot 64 sen menjadi USD106,60 per barel di London.
"Harga sedikit melunak terkait kemajuan kesepakatan mengenai program nuklir Iran menetapkan panggung untuk meringankan sanksi yang bisa meningkatkan pasokan (minyak)," kata analis broker Sucden, Kash Kamal, seperti dilansir dari Middle East Online, Senin (13/1/2014).
Presiden AS Barack Obama menyambut baik pengumuman tersebut tetapi memperingatkan masih ada jalan berliku dalam mencapai kesepakatan yang komprehensif. Pihaknya akan memveto setiap upaya Kongres untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran selama fase perundingan berlangsung.
"Ini adalah bearish untuk minyak, seperti yang kita mungkin lihat beberapa sanksi minyak terangkat jika perundingan berjalan dengan baik," ujar analis Inenco, Lucy Sidebotham.
Ekspor minyak negara Islam itu telah tergoncang oleh serangkaian sanksi internasional yang bertujuan mengakhiri program nuklirnya, yang dituduh Barat akan digunakan untuk mengembangkan senjata. Namun, Iran membantah tudingan tersebut.
Teheran pada November 2013, telah setuju untuk memutar kembali bagian-bagian dari program nuklirnya dalam pertukaran pembebasan aset miliaran dolar (minyak) dan bantuan terbatas akibat sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi mereka.
Pasar minyak juga telah jatuh karena pedagang terus mencerna data non-farm payrolls AS yang lebih lemah dari perkiraan, pada Jumat (10/1/2014) lalu. Di mana Departemen Tenaga Kerja AS mencatat, bahwa ekonomi terbesar di dunia itu hanya menambah 74.000 pekerjaan pada Desember, lebih kecil dari perkiraan kenaikan sebesar 197.000.
(dmd)