Aksi ambil untung diproyeksi berlanjut
A
A
A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan ini diperkirakan berada pada support 4.385-4.400 dan resistance 4.432-4.460.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengindikasikan, adanya peluang terjadinya aksi ambil untung (profit taking) lantaran IHSG hampir menyentuh target resisten 4.460-4.478, namun harus berakhir di kisaran target support 4.375-4.424.
"Sehingga akan membuka aksi ambil untung lanjutan jika sentimen yang ada kurang mendukung," terang Reza di Jakarta, Jumat (17/1/2014)
Apalagi dengan adanya utang gap 4.393-4.398, menurut Reza, akan memberikan peluang cukup besar untuk terjadi pelemahan.
Reza menjelaskan, laju IHSG akhirnya tersendat dengan mulai adanya aksi profit taking. Meski tidak sampai membuat IHSG anjlok signifikan dan mendekati utang gap 4.393-4.398, namun tetap saja laju IHSG terpengaruh dengan adanya aksi tersebut.
Adanya pemberitaan bahwa Bank Dunia memberikan penilaian pesimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan variatifnya laju bursa saham Asia yang mulai berkurang penguatannya meski masih dapat ditutup menguat membuat pelaku pasar termotivasi untuk melakukan aksi jual.
Di sisi lain, kembali melemahnya nilai tukar rupiah turut menambah sentimen negatif di pasar. Sementara IHSG kemarin ditutup merosot 29,11 poin atau 0,66 persen ke level 4.412,49 karena diserang aksi ambil untung.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengindikasikan, adanya peluang terjadinya aksi ambil untung (profit taking) lantaran IHSG hampir menyentuh target resisten 4.460-4.478, namun harus berakhir di kisaran target support 4.375-4.424.
"Sehingga akan membuka aksi ambil untung lanjutan jika sentimen yang ada kurang mendukung," terang Reza di Jakarta, Jumat (17/1/2014)
Apalagi dengan adanya utang gap 4.393-4.398, menurut Reza, akan memberikan peluang cukup besar untuk terjadi pelemahan.
Reza menjelaskan, laju IHSG akhirnya tersendat dengan mulai adanya aksi profit taking. Meski tidak sampai membuat IHSG anjlok signifikan dan mendekati utang gap 4.393-4.398, namun tetap saja laju IHSG terpengaruh dengan adanya aksi tersebut.
Adanya pemberitaan bahwa Bank Dunia memberikan penilaian pesimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan variatifnya laju bursa saham Asia yang mulai berkurang penguatannya meski masih dapat ditutup menguat membuat pelaku pasar termotivasi untuk melakukan aksi jual.
Di sisi lain, kembali melemahnya nilai tukar rupiah turut menambah sentimen negatif di pasar. Sementara IHSG kemarin ditutup merosot 29,11 poin atau 0,66 persen ke level 4.412,49 karena diserang aksi ambil untung.
(rna)