Ekonom: RI sulit jadi negara maju jika banyak utang
A
A
A
Sindonews.com - Banyak negara-negara berkembang yang terus menerus gagal menjadi negara maju karena utang luar negeri yang terlalu banyak.
Hal tersebut dikatakan pengamat ekonomi, Iman Sugema dalam menyikapi masih tergolong besarnya utang Indonesia, ketika menjadi pembicara seminar ekonomi syariah di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (23/1/2014).
"Saya berikan contoh dua negara yaitu Brasil dan Argentina berpuluh tahun lalu sudah lebih dulu kaya dibandingkan Amerika Serikat. Tapi sekarang terbalik karena krisis utangnya sendiri," ujarnya.
Dia juga mengatakan, Inggris yang notabenenya adalah negara penjajah yang sangat kaya, di masa kini harus banyak menjual aset kepada negara-negara berkembang bekas jajahannya.
"Lihat klub-klub bola Inggris punya siapa? Properti-properti besar di Inggris punya siapa? Ini yang terjadi akibat menumpuk utang," kata Iman.
"Secara teori apabila tidak dapat membayar utang, maka Anda akan terpaksa membayar utang dengan menjual aset-aset Anda," pungkasnya.
Hal tersebut dikatakan pengamat ekonomi, Iman Sugema dalam menyikapi masih tergolong besarnya utang Indonesia, ketika menjadi pembicara seminar ekonomi syariah di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (23/1/2014).
"Saya berikan contoh dua negara yaitu Brasil dan Argentina berpuluh tahun lalu sudah lebih dulu kaya dibandingkan Amerika Serikat. Tapi sekarang terbalik karena krisis utangnya sendiri," ujarnya.
Dia juga mengatakan, Inggris yang notabenenya adalah negara penjajah yang sangat kaya, di masa kini harus banyak menjual aset kepada negara-negara berkembang bekas jajahannya.
"Lihat klub-klub bola Inggris punya siapa? Properti-properti besar di Inggris punya siapa? Ini yang terjadi akibat menumpuk utang," kata Iman.
"Secara teori apabila tidak dapat membayar utang, maka Anda akan terpaksa membayar utang dengan menjual aset-aset Anda," pungkasnya.
(izz)