Bencana awal tahun tak menekan pembangunan ekonomi

Senin, 27 Januari 2014 - 10:32 WIB
Bencana awal tahun tak...
Bencana awal tahun tak menekan pembangunan ekonomi
A A A
Sindonews.com - Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan, Firmanzah meyakini, bencana alam di sejumlah daerah awal 2014, mulai dari erupsi Sinabung, banjir dan gempa tidak akan memberikan tekanan besar pada progress pembangunan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.

"Walaupun risiko inflasi Januari relatif tinggi namun tidak mengkhawatirkan mengingat sejumlah antisipasi sudah dilakukan untuk memastikan distribusi barang-brang kebutuhan pokok," katanya seperti dikutip dari situs resmi Setkan, Senin (27/1/2014).

Menurutnya, karakteristik bencana relatif terisolir di titik-titik tertentu. Sehingga potensi risikonya juga dapat dimitigasi secara sistematis. Di samping itu, kekuatan kelembagaan penanganan bencana dengan pengalamannya membuat bencana awal 2014 tidak akan menekan pertumbuhan dan proses pembangunan yang sedang berjalan.

Guru Besar Fakultas Ekonomi Indonesia itu mengatakan, secara historis, Indonesia merupakan salah satu negara yang dalam 10 tahun terakhir terus dihadapkan pada ujian bencana alam.

Sepanjang 2004-2013, merupakan tahun ujian yang cukup berat bagi Indonesia khususnya terkait bencana alam yang terjadi di sejumlah wilayah. Namun, proses pembangunan dan daya dorong pertumbuhan terus menguat.

"Kesigapan dan daya lenting dalam penanggulangan bencana merupakan kunci utama dalam mengatasi persoalan bencana di Indonesia," ujarnya.

Menariknya, kata Firmanzah, meskipun sepanjang periode 2004-2013, Indonesia dihadang oleh berbagai bencana alam, namun kinerja perekonomian tetap menguat.

"Capaian proses pembangunan yang sudah dan sedang berjalan pada periode tersebut membuahkan hasil menggembirakan, bahkan di tengah tekanan global yang terjadi 2008 dan 2013," katanya.

Pada 2006, lanjut dia, pemerintah Indonesia berhasil melunasi seluruh utang kepada IMF. Pada 2009, Indonesia bergabung dengan kelompk G20, kelompok negara-negara dengan PDB terbesar di dunia. Saat ini Indonesia menempati peringkat 16 negara dengan PDB terbesar di dunia.

Kemudian, pada 2011 Indonesia masuk dalam kelompok trillion dollar club, yaitu negara yang memiliki PDB (PPP) di atas 1 triliun dolar AS. Selain itu, sepanjang 2010-2012, sejumlah lembaga pemeringkat internasional menaikkan posisi Indonesia ke investment grade zone dengan proyeksi stabil dan positif.

Rasio utang terhadap PDB, dapat ditekan hingga 24 persen pada 2012 dibanding 56 peren di 2004. Pertumbuhan ekonomi terjaga positif dengan rata-rata 5,9 persen sepanjang 2009-2013. Bahkan pertumbuhan Indonesia merupakan pertumbuhan tercepat kedua (setelah Tiongkok) diantara negara G20.

Cadangan devisa meningkat dari USD36 miliar di 2004 mendekati angka USD100 miliar saat ini. Tahun lalu, ketika terjadi gejolak pasar keuangan global, pertumbuhan ekonomi bisa dijaga di level 5,76 persen walaupun relatif melambat dibanding tahun sebelumnya.

Sementara realisasi investasi, tercatat sebesar Rp398,6 triliun atau lebih tinggi dari target Rp390 triliun. Pertumbuhan serapan tenaga kerja mencapai 41,9 persen yang menandakan besaran investasi di sektor padat karya.

Firmanzah menegaskan, realitas di atas merupakan potret kelentingan Indonesia dalam penanggulangan bencana selama ini. "Respon cepat dan antisipatif yang dilakukan pemerintah baik pusat dan daerah telah mengamankan sejumlah proses pembangunan ekonomi yang sedang berjalan,” pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8608 seconds (0.1#10.140)