Mamuju perketat penyaluran bantuan petani dan nelayan

Senin, 27 Januari 2014 - 20:47 WIB
Mamuju perketat penyaluran...
Mamuju perketat penyaluran bantuan petani dan nelayan
A A A
Sindonews.com - Pemerintah Daerah Mamuju, Sulawesi Barat, akan lebih selektif menyalurkan bantuan pupuk bersubsidi pada masyarakat pada 2014 ini. Seluruh kelompok harus terdata secara resmi yang dilegitimasi oleh dokumen administrasi.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Mamuju, Muliadi mengatakan, kebijakan itu bertujuan agar bantuan tepat sasaran. Disebutkannya, lembaganya menyiapkan dana sebesar Rp226 juta dalam APBD 2014 untuk pengadaan pupuk di 11 kecamatan.

"Kelompok tani yang akan mendapat bantuan akan kami seleksi dan investigasi. Mereka harus terdaftar resmi dan mengantongi SK pendirian, daftar hadir kelompok dan lain sebagainya. Yang tidak memilikinya kami anggap fiktif. Pupuk yang akan disalurkan adalah pestisida dan organik cair," tuturnya, Jumat (27/1/2014).

Bantuan pupuk itu diharapkan bisa membasmi hama wereng coklat dan gulma. Pupuk tersebut juga ditargetkan mampu menyuburkan tanaman pangan.

Sementara itu, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Mamuju pun menyiapkan sejumlah bantuan untuk para nelayan untuk budidaya tangkap dan pengalian potensi kelautan di wilayah pesisir Mamuju. Bantuan yang akan disalurkan tersebut antara lain mesin tempel, jangkar dan saran penunjang nelayan lainnya.

Kepala DKP Mamuju, Syamduddin mengaku, bantuan itu masih belum mampu menjangkau seluruh nelayan. Karena itu, program ini akan dilakukan bertahap.

"Langkah pertama kami salurkan di tujuh kecamatan. Yakni Papalang, Kalukku, Mamuju, Tapalang, Tapalang Barat dan Simboro," sebutnya.

Sebagaimana Distanak, DKP Mamuju juga akan mendata dan menginvestigasi calon penerima bantuan. Sebab bantuan selama ini dinilai tidak tepat sasaran. Opini ini muncul dari kalangan nelayan, khususnya nelayan tradisional.

Menanggapi ini, Syamsuddin menuturkan bahwa sebagian besar nelayan tradisional di Mamuju sudah mendapat bantuan. Namun bantuan tersebut dijual kembali ke orang lain.

"Barangkali karena faktor kebutuhan hidup. Sehingga kesannya mereka tidak mendapat bantuan, karena sehari-hari mereka tetap mendayung," pungkasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6170 seconds (0.1#10.140)