IHSG berpeluang menutup utang gap
A
A
A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kembali meneruskan laju positifnya didukung sejumlah sentimen positif.
Pelaku pasar memanfaatkan positifnya laju bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa serta sentimen positif dari penguatan sejumlah mata uang emerging market setelah bank sentral India menaikkan RBI rate dan kenaikan suku bunga Turki yang diiringi langkah pemerintah yang berencana melakukan intervensi kondisi moneternya.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, IHSG berhasil melampaui kisaran target resisten 4.349-4.368 dan hampir menutupi sempurna utang gap 4.360-4.437.
"Harapan kami agar IHSG tidak melemah lebih dalam setelah utang gap 4.270-4.293 belum tertutup sempurna pun kembali terlampaui. Diharapkan IHSG masih diberi kesempatan untuk menutup sempurna utang gap tersebut, sehingga memiliki peluang untuk menuju utang gap berikutnya di level 4.480-4.483," ujar Reza, Kamis (30/1/2014).
Reza memperkirakan, IHSG hari ini akan berada pada support 4.349-4.389 dan resistance 4.428-4.448.
"Saham-saham konsumer, infrastruktur dan perkebunan menjadi incaran pelaku pasar seiring persepsi peningkatan curah hujan saat ini dapat memberikan tambahan manfaat, baik langsung maupun tidak langsung terhadap sektor-sektor tersebut, meskipun kondisi tersebut perlu dikonfirmasikan kembali kepada emiten-emiten di dalamnya," papar dia.
Menilik laju IHSG pada perdagangan kemarin, masih positifnya pembukaan pasar saham Eropa, positifnya penilaian Morgan Stanley dan laju rupiah yang terapresiasi memberi obat kuat bagi IHSG untuk bertahan menghijau.
Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level tertingginya 4.432,35 jelang preclosing dan menyentuh level terendah 4.355,93 di awal sesi 1 dan berakhir di level 4.417,35.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan penurunan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Dari luar negeri, aksi bank sentral Turki yang menaikkan suku bunga acuannya memberikan sentimen positif pada laju bursa saham Asia. Naiknya Lira yang diikuti dengan pelemahan yen, membaiknya data-data makro ekonomi Korea Selatan serta rilis positif kinerja dari beberapa emiten antara, lain Shizuki Electric Co. dan Atlas Iron Ltd. turut menambah sentimen positif.
Pelaku pasar memanfaatkan positifnya laju bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa serta sentimen positif dari penguatan sejumlah mata uang emerging market setelah bank sentral India menaikkan RBI rate dan kenaikan suku bunga Turki yang diiringi langkah pemerintah yang berencana melakukan intervensi kondisi moneternya.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, IHSG berhasil melampaui kisaran target resisten 4.349-4.368 dan hampir menutupi sempurna utang gap 4.360-4.437.
"Harapan kami agar IHSG tidak melemah lebih dalam setelah utang gap 4.270-4.293 belum tertutup sempurna pun kembali terlampaui. Diharapkan IHSG masih diberi kesempatan untuk menutup sempurna utang gap tersebut, sehingga memiliki peluang untuk menuju utang gap berikutnya di level 4.480-4.483," ujar Reza, Kamis (30/1/2014).
Reza memperkirakan, IHSG hari ini akan berada pada support 4.349-4.389 dan resistance 4.428-4.448.
"Saham-saham konsumer, infrastruktur dan perkebunan menjadi incaran pelaku pasar seiring persepsi peningkatan curah hujan saat ini dapat memberikan tambahan manfaat, baik langsung maupun tidak langsung terhadap sektor-sektor tersebut, meskipun kondisi tersebut perlu dikonfirmasikan kembali kepada emiten-emiten di dalamnya," papar dia.
Menilik laju IHSG pada perdagangan kemarin, masih positifnya pembukaan pasar saham Eropa, positifnya penilaian Morgan Stanley dan laju rupiah yang terapresiasi memberi obat kuat bagi IHSG untuk bertahan menghijau.
Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level tertingginya 4.432,35 jelang preclosing dan menyentuh level terendah 4.355,93 di awal sesi 1 dan berakhir di level 4.417,35.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan penurunan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Dari luar negeri, aksi bank sentral Turki yang menaikkan suku bunga acuannya memberikan sentimen positif pada laju bursa saham Asia. Naiknya Lira yang diikuti dengan pelemahan yen, membaiknya data-data makro ekonomi Korea Selatan serta rilis positif kinerja dari beberapa emiten antara, lain Shizuki Electric Co. dan Atlas Iron Ltd. turut menambah sentimen positif.
(rna)