Telur dan cabai dongkrak inflasi Jateng 0,75%
A
A
A
Sindonews.com – Kenaikan harga sejumlah bahan pokok seperti beras, telur ayam ras dan cabai merah mendongrak inflasi di Jawa Tengah selama bulan Januari 2014 sebesar 1,00 persen, naik 0,75 persen dibandingkan bulan Desember 2013 yang hanya 0,25 persen.
Kepala statistik distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, Jamjam Zamachyari menyatakan, selain naiknya harga sejumlah kebutuhan bahan pokok, inflasi yang terjadi di Jawa Tengah juga di dorong oleh naiknya upah tukang bukan mandor, dan bahan bakar rumah tangga.
“Telur ayam ras dan cabai merah memberikan sumbangan masing–masing 0,8 persen bagi inflasi di Jateng, kemudian upah tukang bukan mandor yang menyumbang 0,13 persen, kenaikan bahan bakar rumah tangga menyumbang 0,11 persen dan kenaikan harga beras menyumbang 0,09 persen terhadap inflasi,” kata Jamjam, Senin (3/2/2014).
Jamjam menyebutkan, dari enam kota besar di Jawa Tengah, inflasi paling besar di Kabupaten Kudus yang mencapai 1,67 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 116,25, kemudian disusul oleh Kota Surakarta sebesar 1,22 persen dengan IHK sebesar 109,50.
Kota lain yang juga mengalami inflasi adalah Kota Semarang, sebesar 0,90 persen, Purwokerto, 0,82 persen, Cilacap, 0,79 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Tegal sebesar 0,75 persen dengan IHK sebesar 107,62.
Jamjam menilai, kenaikan harga sejumlah komoditi di Jawa Tengah tidak terlepas dari bencana banjir terjadi di sejumlah wilayah, terutama jalur pantura. Banjir mengakibatkan distribusi barang terhambat.
Namun demikian, kata Dia, inflasi di Jateng masih relatif terkendali, dibandingkan provinsi lain, seperti Surabaya, yang mengalami inflasi mencapai 1,18 persen kemudian Bandung 1,09 persen DKI Jakarta 1,25 persen dan Yogyakarta sebesar 1,05.
Sementara itu, BPS mencatat ada beberapa komoditi yang mampu menekan laju inflasi di antaranya bawang merah, gula pasir, angkutan udara, bawang putih dan bayam.
Kenaikan harga sejumlah komoditi ini memang sudah terjadi sejak pertengahan bulan Januari lalu. Beras misalnya, yang semulanya Rp8.500 per kilogram menjadi Rp9.500 per kilogram. Sementara harga telur kini mencapai Rp19.500 per kilogram, bawang merah Rp20.000 per kilogram, bawang putih 17.000 per kilogram, cabai Rp30.000 per kilogram.
“Kenaikan harga ini sudah terjadi sejak dua minggu terakhir ini, karena mungkin cuaca buruk dan tahun baru Imlek,” kata Junaidi salah satu pedagang di Pasar Rasamala Banyumanik.
Kepala statistik distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, Jamjam Zamachyari menyatakan, selain naiknya harga sejumlah kebutuhan bahan pokok, inflasi yang terjadi di Jawa Tengah juga di dorong oleh naiknya upah tukang bukan mandor, dan bahan bakar rumah tangga.
“Telur ayam ras dan cabai merah memberikan sumbangan masing–masing 0,8 persen bagi inflasi di Jateng, kemudian upah tukang bukan mandor yang menyumbang 0,13 persen, kenaikan bahan bakar rumah tangga menyumbang 0,11 persen dan kenaikan harga beras menyumbang 0,09 persen terhadap inflasi,” kata Jamjam, Senin (3/2/2014).
Jamjam menyebutkan, dari enam kota besar di Jawa Tengah, inflasi paling besar di Kabupaten Kudus yang mencapai 1,67 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 116,25, kemudian disusul oleh Kota Surakarta sebesar 1,22 persen dengan IHK sebesar 109,50.
Kota lain yang juga mengalami inflasi adalah Kota Semarang, sebesar 0,90 persen, Purwokerto, 0,82 persen, Cilacap, 0,79 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Tegal sebesar 0,75 persen dengan IHK sebesar 107,62.
Jamjam menilai, kenaikan harga sejumlah komoditi di Jawa Tengah tidak terlepas dari bencana banjir terjadi di sejumlah wilayah, terutama jalur pantura. Banjir mengakibatkan distribusi barang terhambat.
Namun demikian, kata Dia, inflasi di Jateng masih relatif terkendali, dibandingkan provinsi lain, seperti Surabaya, yang mengalami inflasi mencapai 1,18 persen kemudian Bandung 1,09 persen DKI Jakarta 1,25 persen dan Yogyakarta sebesar 1,05.
Sementara itu, BPS mencatat ada beberapa komoditi yang mampu menekan laju inflasi di antaranya bawang merah, gula pasir, angkutan udara, bawang putih dan bayam.
Kenaikan harga sejumlah komoditi ini memang sudah terjadi sejak pertengahan bulan Januari lalu. Beras misalnya, yang semulanya Rp8.500 per kilogram menjadi Rp9.500 per kilogram. Sementara harga telur kini mencapai Rp19.500 per kilogram, bawang merah Rp20.000 per kilogram, bawang putih 17.000 per kilogram, cabai Rp30.000 per kilogram.
“Kenaikan harga ini sudah terjadi sejak dua minggu terakhir ini, karena mungkin cuaca buruk dan tahun baru Imlek,” kata Junaidi salah satu pedagang di Pasar Rasamala Banyumanik.
(gpr)