Harga minyak dunia jatuh akibat data PMI China lemah
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan global turun tertekan data manufaktur China, memicu kekhawatiran permintaan energi di ekonomi terbesar kedua dunia itu lemah.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, turun 25 sen menjadi USD97,24 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Maret turun 45 sen menjadi USD105,70 per barel dalam transaksi di London.
"Harga komoditas saat ini di bawah tekanan karena data lemah dari perkiraan aktivitas manufaktur China," Desmond Chua, analis pedagang CMC Markets, seperti dilansir dari AFP, Senin (3/2/2014).
Pada akhir pekan lalu, China melaporkan aktivitas manufaktur merosot ke level terendah dalam lima bulan pada Januari, membenarkan penurunan aktivitas pabrik oleh HSBC di konsumen energi terbesar dunia itu.
Menurut Biro Statistik Nasional (NBS) dan Federasi Logistik dan Pembelian China, indeks manajer pembelian (PMI) bulanan turun menjadi 50,5 poin pada Januari setelah mencatat 51 poin di bulan sebelumnya, dan 51,4 poin pada November.
Berita itu datang beberapa hari setelah raksasa perbankan Inggris, HSBC mencatat PMI untuk China mencapai titik terendah dalam enam bulan di angka 49,5 poin.
Chua menyebutkan, selanjutnya investor akan mencermati data non-farm payrolls AS dan data pengangguran pada Jumat (7/2/2014) mendatang. Departemen Tenaga Kerja AS, bulan lalu mengungkapkan, ekonomi hanya menambah 74.000 pekerja pada Desember, jauh di bawah 197.000 yang diperkirakan analis.
Tingkat pengangguran turun 0,3 persentase poin menjadi 6,7 persen, terendah sejak Oktober 2008 terutama karena orang-orang keluar dari angkatan kerja.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, turun 25 sen menjadi USD97,24 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Maret turun 45 sen menjadi USD105,70 per barel dalam transaksi di London.
"Harga komoditas saat ini di bawah tekanan karena data lemah dari perkiraan aktivitas manufaktur China," Desmond Chua, analis pedagang CMC Markets, seperti dilansir dari AFP, Senin (3/2/2014).
Pada akhir pekan lalu, China melaporkan aktivitas manufaktur merosot ke level terendah dalam lima bulan pada Januari, membenarkan penurunan aktivitas pabrik oleh HSBC di konsumen energi terbesar dunia itu.
Menurut Biro Statistik Nasional (NBS) dan Federasi Logistik dan Pembelian China, indeks manajer pembelian (PMI) bulanan turun menjadi 50,5 poin pada Januari setelah mencatat 51 poin di bulan sebelumnya, dan 51,4 poin pada November.
Berita itu datang beberapa hari setelah raksasa perbankan Inggris, HSBC mencatat PMI untuk China mencapai titik terendah dalam enam bulan di angka 49,5 poin.
Chua menyebutkan, selanjutnya investor akan mencermati data non-farm payrolls AS dan data pengangguran pada Jumat (7/2/2014) mendatang. Departemen Tenaga Kerja AS, bulan lalu mengungkapkan, ekonomi hanya menambah 74.000 pekerja pada Desember, jauh di bawah 197.000 yang diperkirakan analis.
Tingkat pengangguran turun 0,3 persentase poin menjadi 6,7 persen, terendah sejak Oktober 2008 terutama karena orang-orang keluar dari angkatan kerja.
(dmd)