TINS mulai eksplorasi di Myanmar bulan ini
A
A
A
Sindonews.com - Rencana PT Timah Tbk (TINS) untuk melakukan eksplorasi areal pertambangan di Myanmar tampaknya akan lebih cepat satu bulan dibandingkan target yang ditetapkan saat awal perencanaan.
Direktur Utama TINS Sukrisno mengatakan, emiten tambang plat merah ini awalnya menargetkan bisa mulai eksplorasi areal pertambangan di Myanmar pada akhir kuartal I/2014.
Namun, perseroan dalam perjalanannya telah menyelesaikan proses perizininan lebih awal, sehingga targetkan eksplorasi pun dapat dimajukan menjadi bulan ini.
"Proses izin konsesi sudah diselesaikan, jadi tinggal menunggu izin eksplorasi saat ini. Kami sudah dapat izin dari Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan dan situs budaya di Myanmar. Dengan demikian, kami targetkan pada bulan Februari bisa melakukan eksplorasi," terang Sukrisno di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (4/2/2014) malam.
Lebih lanjut Sukrisno menuturkan bahwa untuk tahun ini saja, pihaknya bakal mengeluarkan dana besar untuk mendukung kegiatan eksplorasi areal tambang di Myanmar tersebut.
"Untuk kegiatan eksplorasi di Myanmar tahun ini, diperkirakan akan menelan dana sekitar USD18 juta," pungkasnya.
Direktur Utama TINS Sukrisno mengatakan, emiten tambang plat merah ini awalnya menargetkan bisa mulai eksplorasi areal pertambangan di Myanmar pada akhir kuartal I/2014.
Namun, perseroan dalam perjalanannya telah menyelesaikan proses perizininan lebih awal, sehingga targetkan eksplorasi pun dapat dimajukan menjadi bulan ini.
"Proses izin konsesi sudah diselesaikan, jadi tinggal menunggu izin eksplorasi saat ini. Kami sudah dapat izin dari Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan dan situs budaya di Myanmar. Dengan demikian, kami targetkan pada bulan Februari bisa melakukan eksplorasi," terang Sukrisno di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (4/2/2014) malam.
Lebih lanjut Sukrisno menuturkan bahwa untuk tahun ini saja, pihaknya bakal mengeluarkan dana besar untuk mendukung kegiatan eksplorasi areal tambang di Myanmar tersebut.
"Untuk kegiatan eksplorasi di Myanmar tahun ini, diperkirakan akan menelan dana sekitar USD18 juta," pungkasnya.
(rna)