Harga minyak di perdagangan Asia bervariasi

Senin, 10 Februari 2014 - 12:05 WIB
Harga minyak di perdagangan...
Harga minyak di perdagangan Asia bervariasi
A A A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia bervariasi setelah laporan pekerjaan AS mengecewakan. Namun, kekhawatiran badai parah kembali menghantam Amerika Serikat mendorong permintaan bahan bakar untuk pemanas.

Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, naik 13 sen menjadi USD100,01 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Maret, turun 25 sen menjadi USD109,32 per barel.

Berdasarkan survei Departemen Tenaga Kerja AS terhadap dunia usaha, ekonomi Amerika hanya menambahkan 113.000 pekerjaan pada Januari 2014, setelah susut 75.000 pada Desember 2013. Angka ini jauh lebih kecil dari prediksi analis, yang memperkirakan 175.000 pekerjaan.

Namun, survei terhadap rumah tangga secara terpisah menunjukkan tingkat pengangguran turun untuk bulan ketiga berturut-turut, menjadi 6,6 persen dari 6,7 persen pada Desember 2013. Tingkat partisipasi angkatan kerja juga meningkat, meskipun masih pada tingkat historis rendah, 63,0 persen.

"Melihat data pekerjaan dan bagaimana pasar saham dan obligasi merespon ... beberapa investor benar-benar terfokus pada titik terang seperti tingkat partisipasi yang lebih tinggi," ujar Desmond Chua, analis pasar CMC Markets, Singapura, seperti dilansir dari AFP, Senin (10/2/2014).

Berita bahwa badai musim dingin lain siap memukul Amerika Serikat juga memberikan dukungan untuk harga WTI, membantu mengangkat ke tingkat psikologis USD100.

Pekan lalu, keadaan darurat diberlakukan di New Jersey dan New York, di mana cadangan garam untuk mencairkan salju dan es di jalan berkurang. "Kemungkinan badai musim dingin lain telah memicu permintaan (untuk minyak pemanas ) selama akhir pekan," kata Chua.

Dia menyebutkan, data pekerjaan baru mungkin akan memperlambat optimisme bahwa Federal Reserve mungkin akan mulai melakukan pengurangan program stimulus ekonomi.

Semua mata kini akan tertuju pada penampilan pertama Janet Yellen sebagai bos Federal Reserve di Kongres AS, Selasa (11/2/2014) waktu setempat. "Investor akan mengawasi dia mengambil langkah ekonomi, dan apakah tapering berlanjutan pada kecepatan penciptaan lapangan kerja," tandas Chua.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1001 seconds (0.1#10.140)