Kinerja reksa dana saham di atas IHSG
A
A
A
Sindonews.com - Kinerja rata-rata reksa dana dari sisi imbal hasil pada akhir Januari 2014 tercatat 3,97 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibanding imbal hasil Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang tercatat sebesar 3,38 persen.
Berdasarkan data PT Infovesta Utama, rata-rata imbal hasil reksa dana campuran pada bulan lalu senilai 1,91 persen. Sementara reksa dana pendapatan tetap memberikan imbal hasil rata-rata minus 0,74 persen seiring dengan minusnya imbal hasil obligasi pemerintah sebesar 3,01 persen.
Analis PT Infovesta Utama Vilia Wati mengatakan, kinerja reksa dana saham ditopang potensi perbaikan sejumlah indikator makro ekonomi domestik, seperti inflasi, nilai tukar rupiah, neraca perdagangan dan cadangan devisa serta kinerja emiten.
Seperti diketahui, inflasi Januari 2014 sebesar 1,07 persen yang masih dianggap wajar dan neraca perdagangan Indonesia bulan Desember 2013 mengalmi surplus USD1,52 miliar, yang menjadi angka tertinggi sejak 2011.
Sementara itu, menurut Vilia, kinerja reksa dana saham pada tahun ini masih akan memberikan imbal hasil yang menarik. Apalagi, jika hasil pemilihan umum (pemilu) berjalan lancar dan calon terpilih disukai investor.
"Di tengah kondisi yang kondusif, umumnya kinerja saham yang lebih agresif berpeluang untuk mencetak kinerja yang lebih tinggi,” kata Vilia, belum lama ini.
Kinerja reksa dana Januari tahun ini di atas periode yang sama tahun sebelumnya. Rata-rata imbal hasil reksa dana saham pada Januari 2013 tercatat 2,8 persen, reksa dana campuran sebesar 1,89 persen. Namun, untuk reksa dana pendaptan tetap lebih baik tahun lalu, dengan imbal hasil rata-rata 0,16 persen.
Berdasarkan data PT Infovesta Utama, rata-rata imbal hasil reksa dana campuran pada bulan lalu senilai 1,91 persen. Sementara reksa dana pendapatan tetap memberikan imbal hasil rata-rata minus 0,74 persen seiring dengan minusnya imbal hasil obligasi pemerintah sebesar 3,01 persen.
Analis PT Infovesta Utama Vilia Wati mengatakan, kinerja reksa dana saham ditopang potensi perbaikan sejumlah indikator makro ekonomi domestik, seperti inflasi, nilai tukar rupiah, neraca perdagangan dan cadangan devisa serta kinerja emiten.
Seperti diketahui, inflasi Januari 2014 sebesar 1,07 persen yang masih dianggap wajar dan neraca perdagangan Indonesia bulan Desember 2013 mengalmi surplus USD1,52 miliar, yang menjadi angka tertinggi sejak 2011.
Sementara itu, menurut Vilia, kinerja reksa dana saham pada tahun ini masih akan memberikan imbal hasil yang menarik. Apalagi, jika hasil pemilihan umum (pemilu) berjalan lancar dan calon terpilih disukai investor.
"Di tengah kondisi yang kondusif, umumnya kinerja saham yang lebih agresif berpeluang untuk mencetak kinerja yang lebih tinggi,” kata Vilia, belum lama ini.
Kinerja reksa dana Januari tahun ini di atas periode yang sama tahun sebelumnya. Rata-rata imbal hasil reksa dana saham pada Januari 2013 tercatat 2,8 persen, reksa dana campuran sebesar 1,89 persen. Namun, untuk reksa dana pendaptan tetap lebih baik tahun lalu, dengan imbal hasil rata-rata 0,16 persen.
(rna)