Pengamat: Penerbangan distop, pilih kereta

Jum'at, 14 Februari 2014 - 15:11 WIB
Pengamat: Penerbangan...
Pengamat: Penerbangan distop, pilih kereta
A A A
Sindonews.com - Pengamat Penerbangan dari Universitas Gajah Mada (UGM) Arista Atmadjati menerangkan, kabut abu vulkanik yang ditimbulkan akibat erupsi Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, sangat berbahaya bagi aktivitas penerbangan.

Arista mengatakan, hal pertama yang menyebabkan kondisi tersebut berbahaya bagi aktivitas penerbangan adalah faktor jarak pandang yang sangat terbatas.

"Jarak pandang jelas, itu kan jadi tidak feasible. Tentu sangat berbahaya kalau terbang tidak bisa lihat apa-apa," terangnya kepada Sindonews, Jumat (14/2/2014).

Selain itu, dia mengatakan, partikel debu vulkanik juga sangat berbahaya bagi mesin pesawat, sehingga aktivitas penerbangan benar-benar tidak bisa dilakukan menuju lokasi yang terkena abu tersebut.

"Abu vulakinik itu kalau mengendap bisa menyebabkan mesin pesawat rusak. Sangat berbahaya karena kan pesawat dia di atas tidak bisa ngerem. Kalau mesin rusak, ya pesawatnya jatuh," paparnya.

Untuk itu, Arista menyarankan agar masyarakat dengan kebutuhan mendesak untuk menuju lokasi-lokasi yang terkena kabut debu vulkanik dapat menggunakan moda transportasi lain, seperti kereta api.

"Karena dia (pesawat) jalurnya di atas ya sementara kita tidak bisa paksakan untuk terbang. Harus pastikan benar-benar aman, harus tunggu. Sementara, naik kereta dulu deh karena kereta kan yang bisa diakses untuk sekarang," pungkas dia.

Angkasa Pura I telah menutup tiga bandara, yakni Bandara Juanda Surabaya, Bandara Adi Sucipto Jogjakarta dan Bandara Adi Sumarmo Solo hingga besok.

Sementara itu, sejumlah maskapai sudah membatalkan penerbangan yang terkena dampak erupsi Gunung Kelud dan menawarkan penjadwalan ulang maupun mengembalian pembayaran tiket penerbangan (refund).

Akibatnya, tiket kereta ludes untuk sejumlah rute yang akses penerbangannya ditutup akibat abu vulkanik erupsi Gunung Kelud.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9930 seconds (0.1#10.140)