Ini komoditas yang terpengaruh erupsi Gunung Kelud
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan, pasokan dan ketersediaan bahan pokok secara nasional maupun untuk tiga daerah terdekat dengan lokasi Genung Kelud, yaitu Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan Jawa Tengah masih dalam kondisi aman.
“Sampai saat ini, secara nasional ketersediaan bahan pangan pokok masih cukup. Yang perlu diperhatikan adalah pasokan ke depan karena sumber pasokan bahan pangan pokok, khususnya produk hortikultura yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Timur mulai berkurang,” kata Menteri Perdagangan M Lutfi dalam keterangannya, Selasa (18/2/2014).
Lutfi menjelaskan, berdasarkan pantauan Kemendag, distribusi di Jawa Timur secara umum masih lancar dan jalur, terutama setelah transportasi Malang-Kediri dan Malang-Blitar mulai Jumat (15/2) sudah dibuka kembali.
Ia menguraikan, ketersediaan bahan pangan pokok di Jawa Timur cukup, kecuali untuk komoditas hortikultura (cabe dan sayuran daun seperti kol dan kubis) pasokan di Pasar Induk Oso Wilangun turun sekitar 50 persen, pasokan normal biasanya sekitar 20 ton per hari, saat ini hanya mencapai 10 ton per hari.
Khusus untuk komoditas cabe, lanjut Mendag, beberapa daerah sentra utama hortikultura di Jawa Timur yaitu Blitar, Kediri, Malang, dan Nganjuk mengalami gagal panen akibat letusan Gunung Kelud. Kondisi ini berpotensi mengurangi pasokan ke pasar lokal, antarkota (DKI Jakarta, Banten), dan antarpulau (Ambon dan Papua).
”Untuk komoditas bawang merah, produksi bawang merah khusus untuk Nganjuk sebagai daerah sentra yang terkena abu vulkanik erupsi Gunung Kelud, diperkirakan akan mengurangi pasokan 12 persen dari produksi nasional,” ujarnya.
Adapun pasokan cabe dan bawang ke Pasar Induk Kramat Jati, menurut Mendag, masing-masing masih normal. Untuk cabe pasokan mencapai 162 ton, sedangkan pada kondisi normal 150 ton per hari. Untuk bawang merah tercatat 98 ton, sedangkan pada kondisi normal 100 ton per hari.
“Sampai saat ini, secara nasional ketersediaan bahan pangan pokok masih cukup. Yang perlu diperhatikan adalah pasokan ke depan karena sumber pasokan bahan pangan pokok, khususnya produk hortikultura yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Timur mulai berkurang,” kata Menteri Perdagangan M Lutfi dalam keterangannya, Selasa (18/2/2014).
Lutfi menjelaskan, berdasarkan pantauan Kemendag, distribusi di Jawa Timur secara umum masih lancar dan jalur, terutama setelah transportasi Malang-Kediri dan Malang-Blitar mulai Jumat (15/2) sudah dibuka kembali.
Ia menguraikan, ketersediaan bahan pangan pokok di Jawa Timur cukup, kecuali untuk komoditas hortikultura (cabe dan sayuran daun seperti kol dan kubis) pasokan di Pasar Induk Oso Wilangun turun sekitar 50 persen, pasokan normal biasanya sekitar 20 ton per hari, saat ini hanya mencapai 10 ton per hari.
Khusus untuk komoditas cabe, lanjut Mendag, beberapa daerah sentra utama hortikultura di Jawa Timur yaitu Blitar, Kediri, Malang, dan Nganjuk mengalami gagal panen akibat letusan Gunung Kelud. Kondisi ini berpotensi mengurangi pasokan ke pasar lokal, antarkota (DKI Jakarta, Banten), dan antarpulau (Ambon dan Papua).
”Untuk komoditas bawang merah, produksi bawang merah khusus untuk Nganjuk sebagai daerah sentra yang terkena abu vulkanik erupsi Gunung Kelud, diperkirakan akan mengurangi pasokan 12 persen dari produksi nasional,” ujarnya.
Adapun pasokan cabe dan bawang ke Pasar Induk Kramat Jati, menurut Mendag, masing-masing masih normal. Untuk cabe pasokan mencapai 162 ton, sedangkan pada kondisi normal 150 ton per hari. Untuk bawang merah tercatat 98 ton, sedangkan pada kondisi normal 100 ton per hari.
(gpr)