Sosialisasi sukuk negara ritel tidak optimal
A
A
A
Sindonews.com - Besarnya minat masyarakat terhadap surat berharga syariah negara atau sukuk negara ritel rupanya tak dibarengi dengan sosialisasi yang optimal. Tak sedikit masyarakat yang masih belum mengetahui soal sukuk.
Kepala Seksi Hubungan Kelembagaan Direktorat Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan, Nurlaela Amin Awalimah menyatakan, dari tahun ke tahun minat masyarakat membeli sukuk negara ritel meningkat. Namun di sisi lain perlunya peningkatan sosialisasi atas keberadaan sukuk negara ritel.
"Ketika pertama diluncurkan pada 2009, pembelian sukuk hanya Rp5,5 triliun. Tapi pada 2013 naik hampir tiga kali lipat menjadi Rp14,9 triliun," kata dia seusai Sosialiasi Sukuk Negara Ritel Seri SR-006 di aula Markas Komando Korem 063/Sunan Gunung Jati (SGJ), Kota Cirebon, Kamis (20/2/2014).
Meningkatnya pembelian sukuk oleh masyarakat, lanjut dia, tak lepas dari kelebihan sukuk dibanding produk investasi keuangan lain seperti reksa dana, deposito, maupun saham. Salah satunya, imbalan sukuk lebih besar ketimbang deposito.
Nilai investasi yang dijamin pemerintah pada sukuk lebih besar yakni bisa hingga Rp5 miliar daripada deposito yang hanya Rp2 miliar. Selain itu, pajak terhadap imbalan sukuk lebih kecil yakni 15 persen dibanding deposito 20 persen.
"Sukuk juga sesuai syariah, mengingat instrumen dan proses penerbitannya mendapat opini syariah dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)," imbuhnya.
Saat ini, kata dia, untuk sukuk negara ritel seri SR-006 ditawarkan mulai 14 Februari hingga 28 Februari. Dia menyebutkan, hingga kini sudah lebih dari 50 persen sukuk telah terjual. Namun,pihaknya mengakui, masih banyak masyarakat dari beragam kalangan tidak mengetahui sukuk.
Kondisi itu tak lepas dari sosialisasi yang belum optimal kepada publik. Diantaranya disebabkan minimnya sumber daya manusia untuk melakukan sosialisasi. Namun, dia memastikan Kementerian Keuangan akan tetap melakukan sosialisasi dengan melibatkan semua komponen masyarakat.
Sosialiasi sukuk digelar bersamaan dengan silaturahmi jajaran Korem 063/SGJ dengan komponen masyarakat wilayah Cirebon. Dalam kesempatan itu, Kepala Staf Korem Eddy Widianto mengungkapkan, kegiatan ini diharapkan dapat membantu masyarakat luas menambah wawasan, khususnya terkait sukuk.
"Saya sendiri juga baru mendengar istilah sukuk, sebelumnya tidak tahu," kata dia.
Selain jajaran Korem 063/SGJ dan Kementerian Keuangan, hadir pula dalam kesempatan itu Direktur PT Valbury Asia Securities Wisnu Darmawan, sebagai salah satu agen penjual sukuk.
Kepala Seksi Hubungan Kelembagaan Direktorat Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan, Nurlaela Amin Awalimah menyatakan, dari tahun ke tahun minat masyarakat membeli sukuk negara ritel meningkat. Namun di sisi lain perlunya peningkatan sosialisasi atas keberadaan sukuk negara ritel.
"Ketika pertama diluncurkan pada 2009, pembelian sukuk hanya Rp5,5 triliun. Tapi pada 2013 naik hampir tiga kali lipat menjadi Rp14,9 triliun," kata dia seusai Sosialiasi Sukuk Negara Ritel Seri SR-006 di aula Markas Komando Korem 063/Sunan Gunung Jati (SGJ), Kota Cirebon, Kamis (20/2/2014).
Meningkatnya pembelian sukuk oleh masyarakat, lanjut dia, tak lepas dari kelebihan sukuk dibanding produk investasi keuangan lain seperti reksa dana, deposito, maupun saham. Salah satunya, imbalan sukuk lebih besar ketimbang deposito.
Nilai investasi yang dijamin pemerintah pada sukuk lebih besar yakni bisa hingga Rp5 miliar daripada deposito yang hanya Rp2 miliar. Selain itu, pajak terhadap imbalan sukuk lebih kecil yakni 15 persen dibanding deposito 20 persen.
"Sukuk juga sesuai syariah, mengingat instrumen dan proses penerbitannya mendapat opini syariah dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)," imbuhnya.
Saat ini, kata dia, untuk sukuk negara ritel seri SR-006 ditawarkan mulai 14 Februari hingga 28 Februari. Dia menyebutkan, hingga kini sudah lebih dari 50 persen sukuk telah terjual. Namun,pihaknya mengakui, masih banyak masyarakat dari beragam kalangan tidak mengetahui sukuk.
Kondisi itu tak lepas dari sosialisasi yang belum optimal kepada publik. Diantaranya disebabkan minimnya sumber daya manusia untuk melakukan sosialisasi. Namun, dia memastikan Kementerian Keuangan akan tetap melakukan sosialisasi dengan melibatkan semua komponen masyarakat.
Sosialiasi sukuk digelar bersamaan dengan silaturahmi jajaran Korem 063/SGJ dengan komponen masyarakat wilayah Cirebon. Dalam kesempatan itu, Kepala Staf Korem Eddy Widianto mengungkapkan, kegiatan ini diharapkan dapat membantu masyarakat luas menambah wawasan, khususnya terkait sukuk.
"Saya sendiri juga baru mendengar istilah sukuk, sebelumnya tidak tahu," kata dia.
Selain jajaran Korem 063/SGJ dan Kementerian Keuangan, hadir pula dalam kesempatan itu Direktur PT Valbury Asia Securities Wisnu Darmawan, sebagai salah satu agen penjual sukuk.
(izz)