Harga emas global naik
A
A
A
Sindonews.com - Harga emas di New York naik untuk kali pertamanya dalam tiga hari akibat merosotnya penjualan rumah di Amerika Serikat (AS). Kondisi ini memberi kekhawatiran bahwa ekonomi AS di bawah perkiraan, sehingga mendorong bertambahnya permintaan terhadap logam mulai tersebut sebagai aset aman.
Penjualan rumah di AS mengalami penurunan pada Januari menuju level terendah dalam lebih dari 1 tahun terakhir. Sementara harga emas setelah mengalami kejatuhan terbesar sejak 1981 berhasil reli 10 persen pada tahun ini. Ini memberikan sinyal bahwa ekonomi AS tidak pulih sesuai perkiraan, sehingga memunculkan minat investor pada logam mulia.
"Emas terus mendapatkan dorongan dari data AS yang melemah," kata analis TD Securities Bart Melek seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (22/2/2014).
Emas berjangka di bursa komoditas Comex New York pada pukul 1.37 untuk pengiriman April menguat 0,5 persen menjadi USD1.323,60 per ounce. Sementara pada 18 Februari lalu, harga emas naik pada harga tertinggi untuk kontrak paling aktif sejak 31 Oktober 2013 di harga USD1.332,40. Selama sepekan ini, harga emas telah naik 0,4 persen.
Harga emas sempat jatuh dalam dua sesi di tengah kekhawatiran terhadap pemangkasan stimulus pembelian obligasi oleh The Fed karena akan menurunkan permintaan terhadap logam mulia ini.
The Fed sebelumnya mengisyaratkan bahwa pembuat kebijakan mendukung dilanjutkannya pemangkasan stimulus pembelian obligasi bulanan hingga USD65 miliar dari USD85 miliar.
Harga emas telah melonjak 70 persen sejak Desember 2008-Juni 2011 karean Bank Sentral AS menyuntukan dana lebih dari USD2 triliun ke sistem keuangan. Sementara pada 2013, harga emas tergerus 28 persen karena inflasi dan reli di pasar saham.
Penjualan rumah di AS mengalami penurunan pada Januari menuju level terendah dalam lebih dari 1 tahun terakhir. Sementara harga emas setelah mengalami kejatuhan terbesar sejak 1981 berhasil reli 10 persen pada tahun ini. Ini memberikan sinyal bahwa ekonomi AS tidak pulih sesuai perkiraan, sehingga memunculkan minat investor pada logam mulia.
"Emas terus mendapatkan dorongan dari data AS yang melemah," kata analis TD Securities Bart Melek seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (22/2/2014).
Emas berjangka di bursa komoditas Comex New York pada pukul 1.37 untuk pengiriman April menguat 0,5 persen menjadi USD1.323,60 per ounce. Sementara pada 18 Februari lalu, harga emas naik pada harga tertinggi untuk kontrak paling aktif sejak 31 Oktober 2013 di harga USD1.332,40. Selama sepekan ini, harga emas telah naik 0,4 persen.
Harga emas sempat jatuh dalam dua sesi di tengah kekhawatiran terhadap pemangkasan stimulus pembelian obligasi oleh The Fed karena akan menurunkan permintaan terhadap logam mulia ini.
The Fed sebelumnya mengisyaratkan bahwa pembuat kebijakan mendukung dilanjutkannya pemangkasan stimulus pembelian obligasi bulanan hingga USD65 miliar dari USD85 miliar.
Harga emas telah melonjak 70 persen sejak Desember 2008-Juni 2011 karean Bank Sentral AS menyuntukan dana lebih dari USD2 triliun ke sistem keuangan. Sementara pada 2013, harga emas tergerus 28 persen karena inflasi dan reli di pasar saham.
(rna)