Penurunan harga telur tekan inflasi di Jateng
A
A
A
Sindonews.com - Inflasi di Jawa Tengah (Jateng) pada Maret 2014 sebesar 0,25 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 111,32 lebih rendah dibandingkan inflasi pada Februari sebesar 0,33 persen dengan IHK ssebesar 111,05.
Mampu ditekannya inflasi di Jateng ini karena sejumlah komoditi di Maret mengalami penurunan harga. Diantaranya adalah telur ayam ras, cabai merah, daging ayam ras dan gula pasir.
"Sudah mulai stabilnya harga sejumlah komoditi mampu menekah inflasi. Namun demikian masih ada beberapa komoditi yang harganya masih cukup tinggi dan memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya inflasi. Seperti bawang putih, bawang merah, kangkung, beras dan minyak goreng," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Jamjam Zamachsyari, Selasa (1/4/2014).
Dia menjelaskan, dari enam kota besar di Jateng yang disurvai, lima kota mengalami inflasi dan satu kota mengalami deflasi. Lima kota yang mengalami inflasi masing-masing Kudus sebesar 0,42 persen, Purwokerto 0,29 persen, Surakarta dan Kota Semarang masing-masing 0,27 persen dan Tegal Sebesar 0,20 persen.
Sementara, kota yang mengalami deflasi yakni Kabupaten Cilacap sebesar 0,16 persen dengan IHK sebesar 113,36. Berdasarkan pantauan lapangan di sejumlah pasar tradisional di Kota Semarang, harga telur ayam ras memang mengalami penurunan cukup signifikan. Setelah sempat naik hingga mencapai harga Rp17 ribu sampai Rp18 ribu per kg pada Januari hingga Februari, harga telur ayam ras dalam beberapa pekan terkahir mengalami penurunan.
Di pasaran, saat ini harga telur ayam ras rata-rata Rp14.000 sampai Rp14.500 ribu per kg. Sebelumnya, harga telur yang sempat mencapai Rp18 ribu per kg di pasaran sempat menjadi faktor utama penyebab inflasi yang terjadi di Jawa Tengah pada Januari yang mencapai 1 persen.
Menurutnya, sejumlah pedagang pasar tradisional di Kota Semarang, harga telur sudah mulai turun sejak tiga pekan lalu. Turunnya harga telur ini disebabkan sudah lancarnya pasokan telur dari peternak, dan proses distribusi yang sudah mulai lancar.
Salah seorang pedagang di pasar, Rasalama Banyumanik Suharti mengaku, turunnya harga telur ayam terjadi secara bertahap. Sebelumnya pada pertengahan Februari harga telur mulai turun dari sebelumnya. Dia mengaku tidak kesulitan untuk memasarkannya atas penurunan ini. Dalam sehari, dai bisa menghabiskan 10-15 kotak per hari. "Sekarang harga telur Rp14 ribu per kg," ujarnya.
Namun, sejumlah harga kebutuhan pokok lainnya masih tetap tinggi. Misalnya beras jenis IR 64 kualitas biasa, berada di kisaran harga Rp8.800 per kg. Sementara, untuk kualitas yang lebih baik, seperti IR 64 Super, Pandan wangi, Memberamo dan Delanggu, mencapai kisaran harga Rp 9.500 hingga Rp 10.000 per kg. Padahal, sebelumnya harga beras IR 64 kualitas biasa masih berada di harga Rp8.000.
Sementara, Sekretaris II Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Marlison Hakim menyatakan, meskipun dari dalam tiga bulan awal 2014 inflas terus mengalami penurunan, namun tidak menjamin di bulan-bulan berikutnya inflasi akan tetap turun.
Menurut dia, pemerintah perlu mewaspadi sejumlah komoditas yang harganya diatur oleh pemerintah, karena memiliki risiko tinggi mendongkrak laju inflasi. Risiko terjadi inflasi tinggi ini terkait dengan rencana pemerintah menaikkan beberapa tarif. Seperti surcharge tarif angkutan udara yang mulai diimplementasikan sejak akhir Februari, kenaikan harga elpji 12kg tahap kedua di Juli mendatang.
Selain itu, juga kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) kelompok industri I3 go public dan kelompok I4 dan penyesuaian tarif listrik kelompok 6600 VA ke atas mulai Mei 2014 yang diterapkan bertahap setiap dua bulan sekali.
"Meskipun harga sejumlah komoditi pangan mengalami penurunan, namun komoditi yang harganya ditentukan pemerintah memiliki potensi yang tak kalah besar bisa mendongkrak inflasi," katanya.
Mempertimbangkan risiko inflasi yang masih besar tersebut, berbagai langkah penguatan koordinasi pengendalian inflasi perlu terus dilakukan dan diperluas. Koordinasi perlu terus dilakukan dengan Pemerintah Pusat terkait penanganan paska banjir. Di antaranya perbaikan infrastruktur dan penyaluran benih agar proses replanting dapat berjalan dengan lancar.
Mampu ditekannya inflasi di Jateng ini karena sejumlah komoditi di Maret mengalami penurunan harga. Diantaranya adalah telur ayam ras, cabai merah, daging ayam ras dan gula pasir.
"Sudah mulai stabilnya harga sejumlah komoditi mampu menekah inflasi. Namun demikian masih ada beberapa komoditi yang harganya masih cukup tinggi dan memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya inflasi. Seperti bawang putih, bawang merah, kangkung, beras dan minyak goreng," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Jamjam Zamachsyari, Selasa (1/4/2014).
Dia menjelaskan, dari enam kota besar di Jateng yang disurvai, lima kota mengalami inflasi dan satu kota mengalami deflasi. Lima kota yang mengalami inflasi masing-masing Kudus sebesar 0,42 persen, Purwokerto 0,29 persen, Surakarta dan Kota Semarang masing-masing 0,27 persen dan Tegal Sebesar 0,20 persen.
Sementara, kota yang mengalami deflasi yakni Kabupaten Cilacap sebesar 0,16 persen dengan IHK sebesar 113,36. Berdasarkan pantauan lapangan di sejumlah pasar tradisional di Kota Semarang, harga telur ayam ras memang mengalami penurunan cukup signifikan. Setelah sempat naik hingga mencapai harga Rp17 ribu sampai Rp18 ribu per kg pada Januari hingga Februari, harga telur ayam ras dalam beberapa pekan terkahir mengalami penurunan.
Di pasaran, saat ini harga telur ayam ras rata-rata Rp14.000 sampai Rp14.500 ribu per kg. Sebelumnya, harga telur yang sempat mencapai Rp18 ribu per kg di pasaran sempat menjadi faktor utama penyebab inflasi yang terjadi di Jawa Tengah pada Januari yang mencapai 1 persen.
Menurutnya, sejumlah pedagang pasar tradisional di Kota Semarang, harga telur sudah mulai turun sejak tiga pekan lalu. Turunnya harga telur ini disebabkan sudah lancarnya pasokan telur dari peternak, dan proses distribusi yang sudah mulai lancar.
Salah seorang pedagang di pasar, Rasalama Banyumanik Suharti mengaku, turunnya harga telur ayam terjadi secara bertahap. Sebelumnya pada pertengahan Februari harga telur mulai turun dari sebelumnya. Dia mengaku tidak kesulitan untuk memasarkannya atas penurunan ini. Dalam sehari, dai bisa menghabiskan 10-15 kotak per hari. "Sekarang harga telur Rp14 ribu per kg," ujarnya.
Namun, sejumlah harga kebutuhan pokok lainnya masih tetap tinggi. Misalnya beras jenis IR 64 kualitas biasa, berada di kisaran harga Rp8.800 per kg. Sementara, untuk kualitas yang lebih baik, seperti IR 64 Super, Pandan wangi, Memberamo dan Delanggu, mencapai kisaran harga Rp 9.500 hingga Rp 10.000 per kg. Padahal, sebelumnya harga beras IR 64 kualitas biasa masih berada di harga Rp8.000.
Sementara, Sekretaris II Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Marlison Hakim menyatakan, meskipun dari dalam tiga bulan awal 2014 inflas terus mengalami penurunan, namun tidak menjamin di bulan-bulan berikutnya inflasi akan tetap turun.
Menurut dia, pemerintah perlu mewaspadi sejumlah komoditas yang harganya diatur oleh pemerintah, karena memiliki risiko tinggi mendongkrak laju inflasi. Risiko terjadi inflasi tinggi ini terkait dengan rencana pemerintah menaikkan beberapa tarif. Seperti surcharge tarif angkutan udara yang mulai diimplementasikan sejak akhir Februari, kenaikan harga elpji 12kg tahap kedua di Juli mendatang.
Selain itu, juga kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) kelompok industri I3 go public dan kelompok I4 dan penyesuaian tarif listrik kelompok 6600 VA ke atas mulai Mei 2014 yang diterapkan bertahap setiap dua bulan sekali.
"Meskipun harga sejumlah komoditi pangan mengalami penurunan, namun komoditi yang harganya ditentukan pemerintah memiliki potensi yang tak kalah besar bisa mendongkrak inflasi," katanya.
Mempertimbangkan risiko inflasi yang masih besar tersebut, berbagai langkah penguatan koordinasi pengendalian inflasi perlu terus dilakukan dan diperluas. Koordinasi perlu terus dilakukan dengan Pemerintah Pusat terkait penanganan paska banjir. Di antaranya perbaikan infrastruktur dan penyaluran benih agar proses replanting dapat berjalan dengan lancar.
(izz)