Potensi kenaikan IHSG dibayangi profit taking
Rabu, 02 April 2014 - 08:22 WIB

Potensi kenaikan IHSG dibayangi profit taking
A
A
A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada dalam kekuatan untuk melaju di zona Hijau. Sayangnya, bersamaan dengan hal tersebut, aksi ambil untung juga membayangi laju IHSG yang tengah perkasa.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada memperkirakan, IHSG pada perdagangan hari ini akan berada pada rentang support 4.772-4.828 dan resisten 4.885-4.896.
Menurut dia, laju IHSG mampu melewati kisaran resisten 4.775-4.782, sehingga memberikan peluang untuk pembalikan arah positif, di mana hampir memberikan sinyal pelemahan.
"Adanya gap 4.769-4.793 dapat menjadi penghalang jika nantinya dimanfaatkan untuk profit taking. Untuk itu, meski IHSG masih berpeluang melanjutkan kenaikan, namun tetap mewaspadai potensi pembalikan arah," kata Reza, Rabu (2/4/2014).
Menilik lajunya pada perdagangan kemarin, data-data ekonomi yang dirilis, terutama dari dalam negeri mampu memberikan angin segar pada pasar dan IHSG pun segera tancap gas pasca menikmati libur panjang Nyepi.
Pelaku pasar pun memanfaatkan estimasi positif dan rilis dari data-data ekonomi dalam negeri tersebut untuk kembali melakukan aktivitas trading, sehingga IHSG dapat melanjutkan kenaikan.
Datangnya sentimen positif tentu dimanfaatkan saham-saham bigcaps untuk menguat. Tengok saja GGRM, UNVR, SMGR, BMRI dan lainnya berada dalam urutan saham-saham dengan kenaikan terbesar.
Laju bursa saham Asia dan rupiah yang masih menghijau menambah semangat IHSG. Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level tertinggi 4.873,93 di akhir sesi 2 dan menyentuh level terendah 4.793,89 di awal sesi 1 dan berakhir di level 4.873,93.
"Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell," papar Reza.
Dari luar negeri, laju bursa saham Asia mayoritas menghijau, kecuali Nikkei yang dipicu kenaikan saham-saham tekno dan telko. Meski rilis AIG manufacturing index Australia, NBS & HSBC manufacturing PMI China, dan termasuk HSBC manufacturing PMI Indonesia tercatat menurun, namun tidak signifikan ditanggapi negatif.
Ini karena diimbangi dengan rilis kenaikan Tankan large & non manufacturing index Jepang; stabilnya inflasi Korea Selatan yang diikuti dengan kenaikan HSBC manufacturing PMI-nya dan komitmen pemerintah China yang tetap mendukung pertumbuhan ekonominya.
Sentimen positif juga datang dari tetapnya suku bunga acuan Australia dan India. Angin segar dari bursa saham Asia turut berhembus pula pada bursa saham Eropa yang mampu membuat lajunya mengalami kenaikan.
Selain berita-berita positif dari beberapa emiten, rilis kenaikan beberapa markit manufacturing dari sejumlah wilayah zona Eropa turut menambah sentimen positif.
Tercatat Spanyol, Italia dan Perancis mengalami kenaikan indeks tersebut. Meski markit manufacturing PMI zona Eropa dirilis lebih rendah namun, masih sesuai dengan estimasi, sehingga tidak banyak memberikan sentimen negatif.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada memperkirakan, IHSG pada perdagangan hari ini akan berada pada rentang support 4.772-4.828 dan resisten 4.885-4.896.
Menurut dia, laju IHSG mampu melewati kisaran resisten 4.775-4.782, sehingga memberikan peluang untuk pembalikan arah positif, di mana hampir memberikan sinyal pelemahan.
"Adanya gap 4.769-4.793 dapat menjadi penghalang jika nantinya dimanfaatkan untuk profit taking. Untuk itu, meski IHSG masih berpeluang melanjutkan kenaikan, namun tetap mewaspadai potensi pembalikan arah," kata Reza, Rabu (2/4/2014).
Menilik lajunya pada perdagangan kemarin, data-data ekonomi yang dirilis, terutama dari dalam negeri mampu memberikan angin segar pada pasar dan IHSG pun segera tancap gas pasca menikmati libur panjang Nyepi.
Pelaku pasar pun memanfaatkan estimasi positif dan rilis dari data-data ekonomi dalam negeri tersebut untuk kembali melakukan aktivitas trading, sehingga IHSG dapat melanjutkan kenaikan.
Datangnya sentimen positif tentu dimanfaatkan saham-saham bigcaps untuk menguat. Tengok saja GGRM, UNVR, SMGR, BMRI dan lainnya berada dalam urutan saham-saham dengan kenaikan terbesar.
Laju bursa saham Asia dan rupiah yang masih menghijau menambah semangat IHSG. Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level tertinggi 4.873,93 di akhir sesi 2 dan menyentuh level terendah 4.793,89 di awal sesi 1 dan berakhir di level 4.873,93.
"Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell," papar Reza.
Dari luar negeri, laju bursa saham Asia mayoritas menghijau, kecuali Nikkei yang dipicu kenaikan saham-saham tekno dan telko. Meski rilis AIG manufacturing index Australia, NBS & HSBC manufacturing PMI China, dan termasuk HSBC manufacturing PMI Indonesia tercatat menurun, namun tidak signifikan ditanggapi negatif.
Ini karena diimbangi dengan rilis kenaikan Tankan large & non manufacturing index Jepang; stabilnya inflasi Korea Selatan yang diikuti dengan kenaikan HSBC manufacturing PMI-nya dan komitmen pemerintah China yang tetap mendukung pertumbuhan ekonominya.
Sentimen positif juga datang dari tetapnya suku bunga acuan Australia dan India. Angin segar dari bursa saham Asia turut berhembus pula pada bursa saham Eropa yang mampu membuat lajunya mengalami kenaikan.
Selain berita-berita positif dari beberapa emiten, rilis kenaikan beberapa markit manufacturing dari sejumlah wilayah zona Eropa turut menambah sentimen positif.
Tercatat Spanyol, Italia dan Perancis mengalami kenaikan indeks tersebut. Meski markit manufacturing PMI zona Eropa dirilis lebih rendah namun, masih sesuai dengan estimasi, sehingga tidak banyak memberikan sentimen negatif.
(rna)