BEI yakin porsi investor lokal dan asing bisa seimbang

Kamis, 03 April 2014 - 09:29 WIB
BEI yakin porsi investor lokal dan asing bisa seimbang
BEI yakin porsi investor lokal dan asing bisa seimbang
A A A
Sindonews.com - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, untuk menangkal ketergantungan investor asing yang saat ini masih mendominasi, maka jumlah investor lokal akan terus ditingkatkan.

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Uriep Budhi Prasetyo mengatakan, berkenaan dengan upaya ini, pihaknya akan terus melakukan komunikasi dan sinergi dengan pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun regulator terkait untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pasar modal.

"Tidak cuma kita, kita kerja sama dengan OJK, IDX, KPEI, KSEI, kita mencoba bekerja bersama untuk membuat pendalaman market seperti adanya Single Identication (SID), melakukan human capital education juga," kata Uriep di Hotel Hyatt, Jakarta, Rabu (2/4/2014) malam.

Uriep menjelaskan, jumlah investor pasar modal lokal di Indonesia baru mencapai sekitar 400 ribu orang. Padahal, pergerakan bursa saham Indonesia terus meningkat.

Untuk itu, menurut dia, sudah sepatutnya jangan hanya jumlah investor saham yang mulai meningkat, namun porsi kepemilikan saham investor lokal pun harus ikut ditingkatkan.

Uriep mengklaim, apa yang diusahkan BEI serta sejumlah instansi yang bersinerg telah mulai berbuah hasil hingg hari ini. Hal tersebut setidaknya tercermin dari porsi kepemilikan saham investor lokal yang sudah mencapai 40 persen atau lebih tinggi dibanding beberapa tahun lalu sekitar 20 persen.

"Dulu baru 20 persen dan dikuasasi asing 80 persen, tapi sekarang sudah 40 persen. Untuk ke depannya, saya yakin porsinya bisa berimbang," kata dia.

Saat ini, dia menambahkan, teknologi dalam transaksi di pasar modal Indonesia juga mulai berubah kearah lebih baik, menawarkan banyak kemudahan akses yang diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat Indonesia untuk terjun di pasar modal.

"Kita terus kembangkan teknologi. Dulu kita masih manual, mulai 2002 sudah scripless. Transaksi juga sudah online, lalu 24-25 persen akses sudah online trading. Ini meminimalisir risiko," tutur dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7360 seconds (0.1#10.140)