Firmanzah: Penguatan ekonomi RI akan berlanjut

Jum'at, 04 April 2014 - 15:47 WIB
Firmanzah: Penguatan ekonomi RI akan berlanjut
Firmanzah: Penguatan ekonomi RI akan berlanjut
A A A
Sindonews.com - Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Firmanzah mengatakan, kinerja ekonomi nasional sungguh luar biasa. Meski diuji melalui serangkaian guncangan yang bersumber dari eksternal.

Guncangan yang dimaksud seperti krisis subprime-mortgage, krisis utang Eropa, pelemahan pasar ekspor dunia. Selain itu, derasnya capital-outflow dari negara emerging, serta ketidakpastian akibat rencana tapering off stimulus moneter di AS pada semester-II 2013. Kinerja ekonomi Indonesia justru menunjukkan pertumbuhan positif hampir di semua indikator.

"Ditopang oleh fundamental ekonomi yang luar biasa, bauran kebijakan yang dilakukan pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan hasil yang dapat kita rasakan saat ini. Di mana, secara umum perekonomian nasional dapat terjaga positif dan stabil di tengah tekanan ekonomi dunia," kata dia seperti dikutip dari situs Setkab, Jumat (4/4/2014).

Dia mengatakan, perbaikan neraca pembayaran dan perdagangan, inflasi yang terjaga, peningkatan cadangan devisa, menguatnya kepercayaan pelaku ekonomi terhadap ekonomi Indonesia adalah prestasi yang patut diapresiasi dari tim ekonomi pemerintah, termasuk BI dan OJK.

Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan itu menjelaskan, di tengah ancaman eksodus modal asing di sejumlah negara khususnya negara emerging dan berkembang beberapa waktu terakhir, Indonesia bahkan sebaliknya. Sepanjang Januari-Maret 2014, berdasarkan catatan BI, dana asing yang masuk mencapai Rp54 triliun.

"Angka ini jauh lebih besar dari jumlah dana asing yang masuk ke Indonesia sepanjang 2013 yang mencapai Rp28 triliun," ujarnya.

Sementara, nilai tukar rupiah, terus menguat sepanjang Januari-Maret 2014, berlawanan arah dengan nilai tukar di sejumlah negara berkembang yang menghadapi depresiasi nilai tukar sangat tajam. "Penguatan nilai tukar rupiah bahkan tertinggi dari 24 negara berkembang lainnya," kata dia.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), kata Firmanzah, dengan tren menguat di luar ekspektasi pasar (menembus batas 4.800) merupakan manivestasi dari animo dan apresiasi pasar terhadap fundamental ekonomi nasional.

"Secara sederhana dapat dijelaskan, penguatan nilai tukar rupiah dan IHSG dampak dari semakin kokohnya fundamental ekonomi nasional. Termasuk respon kebijakan ekonomi terhadap tekanan eksternal yang dilakukan dengan sigap melalui sejumlah instrumen, baik fiskal dan moneter, serta terus menjaga sektor riil dan daya beli masyarakat," jelas Firmanzah.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6467 seconds (0.1#10.140)