Ekspor China Maret turun 6,6%

Sindonews.com - Ekspor dan impor China secara tak terduga turun pada Maret, di mana Perdana Menteri China Li Keqiang mencoba untuk menstabilkan ekonomi menuju pertumbuhan paling lambat sejak krisis keuangan global.

Seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (10/4/2014), ekspor China pada Maret menurun 6,6 persen dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan estimasi median untuk peningkatan 4,8 persen dalam survei Bloomberg News dari 47 ekonom. Sementara, impor turun 11,3 persen, meninggalkan surplus perdagangan sebesar USD7,71 miliar.

Investor memantau prospek stimulus karena pemerintah sedang berusaha untuk melindungi pertumbuhan semenetara demi mengekang risiko kredit dan meluncurkan perubahan struktur perekonomian.

Hari ini Li berbicara di Forum Boao di provinsi Hainan setelah Gubernur bank sentral Zhou Xiaochuan kemarin menegaskan kembali komitmen pemerintah untuk perubahan yang didorong pasar saat berkunjung ke zona perdagangan bebas Shanghai.

Data ekspor China telah terdistorsi oleh angka inflasi pada awal 2013, ketika beberapa perusahaan mengajukan faktur palsu untuk menyamarkan aliran modal masuk. Menurut angka resmi, ekspor turun 18,1 persen pada Februari dari tahun sebelumnya, penurunan terbesar sejak krisis keuangan global.

Angka hari ini dibandingkan dengan perkiraan median analis untuk kenaikan 3,9 persen dalam impor dan surplus perdagangan USD1,8 miliar. Pekan lalu Li menguraikan langkah-langkah termasuk pengeluaran kereta api dan keringanan pajak untuk mendukung pertumbuhan, di mana ekonom memperkirakan bahwa produk domestik bruto naik 7,3 persen pada kuartal pertama dari tahun sebelumnya, yang akan menjadi laju paling lambat sejak 2009.