IHSG diperkirakan lanjutkan penguatan
A
A
A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini diperkirakan akan melanjutkan penguatan berada pada rentang support 4.720-4.800 dan resisten 4.835-4.844.
Terbentuk pola piercing line dekati middle bollinger band (MBB). MACD turun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, Stochastic dan William’s %R masih dalam tren kenaikannya dan mencoba rebound.
Dari pola yang terbentuk tersebut terlihat, meski laju IHSG sempat berada di kisaran target support 4.734-4.750, namun IHSG mampu bangkit dan berakhir di resisten 4.790-4.833, sehingga dapat membuka kembali peluang kenaikan lanjutan jika didukung oleh sentimen yang ada, terutama dari regional.
"Telah lunasnya utang gap 4.769-4.793 diharapkan memberi kesempatan IHSG untuk melanjutkan kenaikannya," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Senin (14/4/2014).
Menilik laju IHSG pada perdagangan akhir pekan lalu, terlihat pasca ambruk sehari sebelumnya pasca banyaknya rilis sementara hasil pemilu legisatif berdasarkan quick account berhasil kembali berada di zona hijau meskipun belum belum mencapai titil tertinggi sebelumnya.
"Tampaknya pelaku pasar memanfaatkan ambruknya saham-saham untuk menampung di bawah atau dengan kata lain mendapatkan harga yang lebih murah (buy on weakness/BoW)," kata Reza.
Ini pula konsekuensi yang harus di terima para investor ketika urusan dan hingar bingar politik dicampuradukkan dengan pasar. Beberapa pihak pun kemungkinan mempermainkan pasar dengan menggunakan berita-berita terkait politik untuk keuntungan sendiri.
Laju bursa saham Asia dan rupiah yang kembali menapak di zona negatif tampak tidak banyak berpengaruh terhadap aksi beli investor yang berhasil membawa IHSG kembali ke zona hijau.
Sepanjang perdagangan akhir pekan lalu, IHSG menyentuh level tertinggi 4.816,58 di akhir sesi 2 dan menyentuh level terendah 4.721,60 di awal sesi 1 dan berakhir di level 4.816,58.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Dari luar negeri, laju bursa saham Asia di akhir pekan kompak melemah seiring aksi jual yang terjadi pada saham-saham teknologi. Pelemahan juga dipicu beberapa sentimen negatif dari para emiten terkait kinerjanya, antara lain Softbank Corp., dan Toyota Motor Corp., Nissan Motor Co., dan lainnya.
Rilis pernyataan PM Li Keqiang yang akan mengambil kebijakan yang lebih untuk mendukung pertumbuhan sambil menghindari stimulus kuat dan rilis inflasi MoM China yang turun tidak mampu mengimbangi sentimen negatif dari apresiasi yen, turunnya PPI dan naiknya inflasi yoy China.
Rilis kenaikan wholesale price index dan stabilnya inflasi Jerman yang dibarengi dengan kenaikan current account Perancis belum mampu menahan aksi jual yang terjadi, terutama aksi jual pada saham-saham teknologi. Laju bursa saham Eropa terimbas pelemahan laju bursa saham Asia.
Pelemahan lanjutan ini seiring dengan respon negatif pelaku pasar terhadap rilis data-data ekonomi China yang masih memberikan gambaran pelemahan. Di sisi lain, kebuntuan program pinjaman bagi Ukraina dalam pertemuan G20 dan adanya kinerja beberapa emiten di bawah estimasi turut disambut negatif.
Awan merah kembali mendatangi laju bursa saham AS setelah sehari sebelumnya menguat pasca merespon risalah Federal Reserve AS yang tidak menunjukkan dukungan untuk kenaikan suku bunga utama lebih awal.
Turunnya pasar obligasi dan rilis kinerja JP Morgan Q1/2014 yang sedikit menurun ditanggapi negatif. Kenaikan data PPI dan Michigan consumer sentiment tidak mampu mengimbangi aksi jual yang terjadi.
Terbentuk pola piercing line dekati middle bollinger band (MBB). MACD turun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, Stochastic dan William’s %R masih dalam tren kenaikannya dan mencoba rebound.
Dari pola yang terbentuk tersebut terlihat, meski laju IHSG sempat berada di kisaran target support 4.734-4.750, namun IHSG mampu bangkit dan berakhir di resisten 4.790-4.833, sehingga dapat membuka kembali peluang kenaikan lanjutan jika didukung oleh sentimen yang ada, terutama dari regional.
"Telah lunasnya utang gap 4.769-4.793 diharapkan memberi kesempatan IHSG untuk melanjutkan kenaikannya," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Senin (14/4/2014).
Menilik laju IHSG pada perdagangan akhir pekan lalu, terlihat pasca ambruk sehari sebelumnya pasca banyaknya rilis sementara hasil pemilu legisatif berdasarkan quick account berhasil kembali berada di zona hijau meskipun belum belum mencapai titil tertinggi sebelumnya.
"Tampaknya pelaku pasar memanfaatkan ambruknya saham-saham untuk menampung di bawah atau dengan kata lain mendapatkan harga yang lebih murah (buy on weakness/BoW)," kata Reza.
Ini pula konsekuensi yang harus di terima para investor ketika urusan dan hingar bingar politik dicampuradukkan dengan pasar. Beberapa pihak pun kemungkinan mempermainkan pasar dengan menggunakan berita-berita terkait politik untuk keuntungan sendiri.
Laju bursa saham Asia dan rupiah yang kembali menapak di zona negatif tampak tidak banyak berpengaruh terhadap aksi beli investor yang berhasil membawa IHSG kembali ke zona hijau.
Sepanjang perdagangan akhir pekan lalu, IHSG menyentuh level tertinggi 4.816,58 di akhir sesi 2 dan menyentuh level terendah 4.721,60 di awal sesi 1 dan berakhir di level 4.816,58.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Dari luar negeri, laju bursa saham Asia di akhir pekan kompak melemah seiring aksi jual yang terjadi pada saham-saham teknologi. Pelemahan juga dipicu beberapa sentimen negatif dari para emiten terkait kinerjanya, antara lain Softbank Corp., dan Toyota Motor Corp., Nissan Motor Co., dan lainnya.
Rilis pernyataan PM Li Keqiang yang akan mengambil kebijakan yang lebih untuk mendukung pertumbuhan sambil menghindari stimulus kuat dan rilis inflasi MoM China yang turun tidak mampu mengimbangi sentimen negatif dari apresiasi yen, turunnya PPI dan naiknya inflasi yoy China.
Rilis kenaikan wholesale price index dan stabilnya inflasi Jerman yang dibarengi dengan kenaikan current account Perancis belum mampu menahan aksi jual yang terjadi, terutama aksi jual pada saham-saham teknologi. Laju bursa saham Eropa terimbas pelemahan laju bursa saham Asia.
Pelemahan lanjutan ini seiring dengan respon negatif pelaku pasar terhadap rilis data-data ekonomi China yang masih memberikan gambaran pelemahan. Di sisi lain, kebuntuan program pinjaman bagi Ukraina dalam pertemuan G20 dan adanya kinerja beberapa emiten di bawah estimasi turut disambut negatif.
Awan merah kembali mendatangi laju bursa saham AS setelah sehari sebelumnya menguat pasca merespon risalah Federal Reserve AS yang tidak menunjukkan dukungan untuk kenaikan suku bunga utama lebih awal.
Turunnya pasar obligasi dan rilis kinerja JP Morgan Q1/2014 yang sedikit menurun ditanggapi negatif. Kenaikan data PPI dan Michigan consumer sentiment tidak mampu mengimbangi aksi jual yang terjadi.
(rna)