Produksi industri Zona Euro naik 0,2%
A
A
A
Sindonews.com - Produksi industri di 18 negara anggota Zona Euro naik 0,2 persen pada Februari 2014 dibandingkan bulan sebelumnya.
Ekspansi industri menggarisbawahi pelemahan pemulihan Zona Euro, di tengah upaya pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) mempertimbangkan langkah-langkah baru melawan periode inflasi yang sangat rendah.
Dilansir dari Nasdaq, Senin (14/4/2014), lembaga statistik Uni Eropa, Eurostat mencatat output naik sebesar 0,2 persen dari Januari 2014, dan 1,7 persen dari bulan yang sama tahun lalu. Kenaikan produksi sejalan dengan perkiraan. Sementara produksi barang-barang konsumen tahan lama turun 1,2 persen dari Januari 2014, dan 0,6 persen dari Februari 2013.
Eurostat juga merevisi perhitungan Januari, dan memperkirakan produksi tidak berubah selama bulan tersebut, setelah sebelumnya mencatat penurunan sebesar 0,2 persen.
Kenaikan output dapat meyakinkan anggota dewan gubernur Bank Sentral Eropa (ECB), bahwa pertumbuhan moderat yang mereka perkirakan terlihat tahun ini. Tapi, ada tanda-tanda melemahnya permintaan konsumen, dengan tekanan inflasi akan tetap lemah.
Ekspansi industri menggarisbawahi pelemahan pemulihan Zona Euro, di tengah upaya pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) mempertimbangkan langkah-langkah baru melawan periode inflasi yang sangat rendah.
Dilansir dari Nasdaq, Senin (14/4/2014), lembaga statistik Uni Eropa, Eurostat mencatat output naik sebesar 0,2 persen dari Januari 2014, dan 1,7 persen dari bulan yang sama tahun lalu. Kenaikan produksi sejalan dengan perkiraan. Sementara produksi barang-barang konsumen tahan lama turun 1,2 persen dari Januari 2014, dan 0,6 persen dari Februari 2013.
Eurostat juga merevisi perhitungan Januari, dan memperkirakan produksi tidak berubah selama bulan tersebut, setelah sebelumnya mencatat penurunan sebesar 0,2 persen.
Kenaikan output dapat meyakinkan anggota dewan gubernur Bank Sentral Eropa (ECB), bahwa pertumbuhan moderat yang mereka perkirakan terlihat tahun ini. Tapi, ada tanda-tanda melemahnya permintaan konsumen, dengan tekanan inflasi akan tetap lemah.
(dmd)