Harga minyak dunia mendatar
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia hari ini mendatar, karena para dealer menimbang kekhawatiran atas krisis di Ukraina berlarut-larut, dengan persediaan minyak AS lebih besar dari perkiraan.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, naik tipis sembilan sen menjadi USD103,85 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juni, turun 16 sen menjadi USD109,44 per barel dalam transaksi di London.
Broker Phillip Futures mengatakan peristiwa di Eropa Timur terus mematok harga minyak mentah di tingkat tinggi, karena pasar dengan ketat memantau pembicaraan Jenewa, pada Kamis (17/4/2014) antara Ukraina, Rusia, Uni Eropa dan Washington.
Para menteri luar negeri yang terlibat dalam pembicaraan itu berusaha meredakan situasi tegang di bagian timur Ukraina, di mana pasukan pemerintah berusaha menegaskan kembali kontrol menghadapi perlawanan pro-Rusia.
Pedagang khawatir setiap konflik bersenjata di wilayah tersebut akan mengganggu pasokan dan mengirim harga minyak serta gas meroket, karena Ukraina adalah jalur utama gas Rusia ke Eropa Barat.
Kegagalan pembicaraan hari ini bisa mengakibatkan sanksi terhadap Rusia. Sementara analis mencatat laporan pasokan AS yang lemah telah membatasi kenaikan harga minyak.
Laporan persediaan minyak mingguan dari Administrasi Informasi Energi (EIA) AS menunjukkan stok minyak mentah komersial melonjak 10 juta barel pada pekan yang berakhir 11 April, jauh di atas kenaikan 1,5 juta barel yang diproyeksikan analis.
Lonjakan stok minyak mentah AS merupakan indikasi melemahnya permintaan di ekonomi dan konsumen minyak mentah terbesar di dunia itu, yang pada gilirannya memukul harga global.
Kontrak utama New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, naik tipis sembilan sen menjadi USD103,85 per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juni, turun 16 sen menjadi USD109,44 per barel dalam transaksi di London.
Broker Phillip Futures mengatakan peristiwa di Eropa Timur terus mematok harga minyak mentah di tingkat tinggi, karena pasar dengan ketat memantau pembicaraan Jenewa, pada Kamis (17/4/2014) antara Ukraina, Rusia, Uni Eropa dan Washington.
Para menteri luar negeri yang terlibat dalam pembicaraan itu berusaha meredakan situasi tegang di bagian timur Ukraina, di mana pasukan pemerintah berusaha menegaskan kembali kontrol menghadapi perlawanan pro-Rusia.
Pedagang khawatir setiap konflik bersenjata di wilayah tersebut akan mengganggu pasokan dan mengirim harga minyak serta gas meroket, karena Ukraina adalah jalur utama gas Rusia ke Eropa Barat.
Kegagalan pembicaraan hari ini bisa mengakibatkan sanksi terhadap Rusia. Sementara analis mencatat laporan pasokan AS yang lemah telah membatasi kenaikan harga minyak.
Laporan persediaan minyak mingguan dari Administrasi Informasi Energi (EIA) AS menunjukkan stok minyak mentah komersial melonjak 10 juta barel pada pekan yang berakhir 11 April, jauh di atas kenaikan 1,5 juta barel yang diproyeksikan analis.
Lonjakan stok minyak mentah AS merupakan indikasi melemahnya permintaan di ekonomi dan konsumen minyak mentah terbesar di dunia itu, yang pada gilirannya memukul harga global.
(dmd)