Inflasi harga rumah di China terendah dalam 8 bulan
A
A
A
Sindonews.com - Inflasi harga rumah di China melambat ke level terendah dalam 8 bulan pada Maret 2014, sebagai kehilangan momentum di pasar properti yang selama ini menjadi titik kuat dalam perekonomian.
Dilansir dari Reuters, Jumat (18/4/2014), Biro Statistik Nasional (NBS) mencatat rata-rata harga rumah baru di 70 kota besar China naik 7,7 persen pada Maret, dari tahun sebelumnya. Dari bulan-ke-bulan, harga rumah naik 0,2 persen pada Maret, melambat dari kenaikan 0,3 persen pada Februari.
Analis mengatakan, pendinginan pasar properti merupakan indikasi awal stabilisasi dan mereka memperkirakan tren pelemahan terus berlanjut tahun ini.
"Kenaikan harga rumah akan terus kehilangan momentum tahun ini, seperti yang kita lihat lebih banyak pengembang mulai memotong harga," kata Liu Yuan, kepala penelitian konsultan properti Centaline di Shanghai.
"Namun, kami pikir pasar akhirnya akan stabil berkat permintaan masih kuat dan kemungkinan pemerintah daerah bergerak untuk mengurangi pembatasan pembelian rumah," tambahnya.
Pasar properti China telah kehilangan uap sejak akhir 2013, setelah otoritas memperketat kontrol pada pembelian spekulan dan bank, yang membuat pembeli rumah dan pengembang kecil lebih sulit mendapatkan pinjaman.
Pemerintah telah menghabiskan waktu lebih dari empat tahun mencoba menjinakkan rekor harga rumah di tengah kekhawatiran memicu gelembung aset, dan beberapa melihat upaya telah membuahkan hasil.
"Pasar properti saat ini hanya sedikit cooling down dari situasi panas yang terlihat dalam beberapa tahun terakhir, yang sebenarnya cukup baik untuk perkembangan sehat industri, " kata Chen Guoqiang , wakil ketua China Real Estate Society, badan penelitian kebijakan properti.
NBS mencatat harga rumah dari tahun-ke-tahun terus meningkat di 69 dari 70 kota yang dipantau, tidak berubah dari Februari. Wenzhou, pusat bisnis swasta, menjadi satu-satunya kota yang mengalami penurunan harga rumah pada Maret, turun 3,9 persen dari tahun lalu.
Dilansir dari Reuters, Jumat (18/4/2014), Biro Statistik Nasional (NBS) mencatat rata-rata harga rumah baru di 70 kota besar China naik 7,7 persen pada Maret, dari tahun sebelumnya. Dari bulan-ke-bulan, harga rumah naik 0,2 persen pada Maret, melambat dari kenaikan 0,3 persen pada Februari.
Analis mengatakan, pendinginan pasar properti merupakan indikasi awal stabilisasi dan mereka memperkirakan tren pelemahan terus berlanjut tahun ini.
"Kenaikan harga rumah akan terus kehilangan momentum tahun ini, seperti yang kita lihat lebih banyak pengembang mulai memotong harga," kata Liu Yuan, kepala penelitian konsultan properti Centaline di Shanghai.
"Namun, kami pikir pasar akhirnya akan stabil berkat permintaan masih kuat dan kemungkinan pemerintah daerah bergerak untuk mengurangi pembatasan pembelian rumah," tambahnya.
Pasar properti China telah kehilangan uap sejak akhir 2013, setelah otoritas memperketat kontrol pada pembelian spekulan dan bank, yang membuat pembeli rumah dan pengembang kecil lebih sulit mendapatkan pinjaman.
Pemerintah telah menghabiskan waktu lebih dari empat tahun mencoba menjinakkan rekor harga rumah di tengah kekhawatiran memicu gelembung aset, dan beberapa melihat upaya telah membuahkan hasil.
"Pasar properti saat ini hanya sedikit cooling down dari situasi panas yang terlihat dalam beberapa tahun terakhir, yang sebenarnya cukup baik untuk perkembangan sehat industri, " kata Chen Guoqiang , wakil ketua China Real Estate Society, badan penelitian kebijakan properti.
NBS mencatat harga rumah dari tahun-ke-tahun terus meningkat di 69 dari 70 kota yang dipantau, tidak berubah dari Februari. Wenzhou, pusat bisnis swasta, menjadi satu-satunya kota yang mengalami penurunan harga rumah pada Maret, turun 3,9 persen dari tahun lalu.
(dmd)