Ukraina makin tegang, harga minyak Asia naik
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini naik setelah Rusia memerintahkan latihan militer baru di perbatasan Ukraina.
Patokan minyak Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni naik dua sen menjadi USD101,96 per barel di perdagangan pada pertengahan hari ini dan minyak mentah Brent North Sea untuk Juni juga naik dua sen menjadi USD110,35.
Menanggapi build-up, Menlu AS John Kerry mengatakan, Moskow telah melanggar kesepakatan yang ditandatangani pekan lalu di Jenewa yang bertujuan untuk meredakan ketegangan. Penolakan itu untuk mengambil langkah-langkah mengakhiri krisis, bukan hanya menjadi kesalahan besar, namun akan menjadi kesalahan yang mahal.
"Jika pemerintah Ukraina menyebarkan kekuatan lebih, saya pikir itu mungkin memicu Rusia untuk melangkah masuk," kata Tan Chee Tat, analis investasi pada Phillip Futures di Singapura seperti dikutip dari AFP, Jumat (25/4/2014).
Ukraina, saluran utama untuk ekspor gas alam Rusia ke Eropa Barat diawasi secara ketat oleh investor yang khawatir bahwa konflik bersenjata akan terjadi dalam skala penuh dan mengganggu pasokan serta mengakibatkan kenaikan harga.
The Soufan Group, sebuah konsultan berbasis di AS yang menyediakan intelijen keamanan strategis untuk pemerintah dan perusahaan-perusahaan multinasional mengatakan, Rusia menyumbang 34 persen pasokan gas alam ke Uni Eropa.
Patokan minyak Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni naik dua sen menjadi USD101,96 per barel di perdagangan pada pertengahan hari ini dan minyak mentah Brent North Sea untuk Juni juga naik dua sen menjadi USD110,35.
Menanggapi build-up, Menlu AS John Kerry mengatakan, Moskow telah melanggar kesepakatan yang ditandatangani pekan lalu di Jenewa yang bertujuan untuk meredakan ketegangan. Penolakan itu untuk mengambil langkah-langkah mengakhiri krisis, bukan hanya menjadi kesalahan besar, namun akan menjadi kesalahan yang mahal.
"Jika pemerintah Ukraina menyebarkan kekuatan lebih, saya pikir itu mungkin memicu Rusia untuk melangkah masuk," kata Tan Chee Tat, analis investasi pada Phillip Futures di Singapura seperti dikutip dari AFP, Jumat (25/4/2014).
Ukraina, saluran utama untuk ekspor gas alam Rusia ke Eropa Barat diawasi secara ketat oleh investor yang khawatir bahwa konflik bersenjata akan terjadi dalam skala penuh dan mengganggu pasokan serta mengakibatkan kenaikan harga.
The Soufan Group, sebuah konsultan berbasis di AS yang menyediakan intelijen keamanan strategis untuk pemerintah dan perusahaan-perusahaan multinasional mengatakan, Rusia menyumbang 34 persen pasokan gas alam ke Uni Eropa.
(izz)