Penyaluran kredit OCBC naik 18%
Penyaluran kredit OCBC naik 18%
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) mencatat peningkatan penyaluran kredit sebesar 18 persen secara year on year (yoy), dari Rp53,7 triliun menjadi Rp63,6 triliun.
Bank OCBC NISP juga berhasil menumbuhkan asetnya sebesar 17 persen secara yoy menjadi Rp94,8 triliun dari Rp81,3 triliun di kuartal I/2013.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudaja mengatakan, penyaluran kredit sampai triwulan pertama 2014 tetap dilakukan dengan prinsip kehati-hatian, yang tercermin pada tingkat kredit bermasalah dibanding total kredit atau Non Performing Loan (NPL) gross per 31 Maret 2014 tetap terjaga di angka 0,8 persen.
"Rasio NPL tersebut jauh di bawah ketentuan maksimum Bank Indonesia sebesar 5 persen," kata dia di Jakarta, Senin (28/4/2014).
Menurutnya, dari total portofolio kredit yang disalurkan sebesar 42 persen berbentuk modal kerja. Sementara, 39 persen diperuntukkan untuk investasi dan 19 persen untuk konsumer.
Dia mengatakan, penyaluran kredit terbesar berada pada sektor perdagangan dan perindustrian dengan persentase masing-masing sebesar 25 persen, diikuti sektor jasa 22 persen, pertanian dan pertambangan 7 persen, konstruksi 2 persen, dan lainnya 19 persen.
Sementara, Cost to Income Ratio berhasil diturunkan dari 59,4 persen pada periode yang sama tahun lalu menjadi 54,0 persen.
"Hal ini sejalan dengan strategi yang dilakukan Bank OCBC NISP untuk menjaga kualitas kredit antara lain dengan melakukan diversifikasi sektor usaha, besaran setiap pinjaman, dan jangka waktu," paparnya.
Di samping itu, kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 28 persen dari Rp709 miliar menjadi Rp907 miliar juga turut meningkatkan laba Bank OCBC NISP sebesar 38 persen dari Rp247 miliar menjadi Rp341 miliar.
Bank OCBC NISP juga berhasil menumbuhkan asetnya sebesar 17 persen secara yoy menjadi Rp94,8 triliun dari Rp81,3 triliun di kuartal I/2013.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudaja mengatakan, penyaluran kredit sampai triwulan pertama 2014 tetap dilakukan dengan prinsip kehati-hatian, yang tercermin pada tingkat kredit bermasalah dibanding total kredit atau Non Performing Loan (NPL) gross per 31 Maret 2014 tetap terjaga di angka 0,8 persen.
"Rasio NPL tersebut jauh di bawah ketentuan maksimum Bank Indonesia sebesar 5 persen," kata dia di Jakarta, Senin (28/4/2014).
Menurutnya, dari total portofolio kredit yang disalurkan sebesar 42 persen berbentuk modal kerja. Sementara, 39 persen diperuntukkan untuk investasi dan 19 persen untuk konsumer.
Dia mengatakan, penyaluran kredit terbesar berada pada sektor perdagangan dan perindustrian dengan persentase masing-masing sebesar 25 persen, diikuti sektor jasa 22 persen, pertanian dan pertambangan 7 persen, konstruksi 2 persen, dan lainnya 19 persen.
Sementara, Cost to Income Ratio berhasil diturunkan dari 59,4 persen pada periode yang sama tahun lalu menjadi 54,0 persen.
"Hal ini sejalan dengan strategi yang dilakukan Bank OCBC NISP untuk menjaga kualitas kredit antara lain dengan melakukan diversifikasi sektor usaha, besaran setiap pinjaman, dan jangka waktu," paparnya.
Di samping itu, kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 28 persen dari Rp709 miliar menjadi Rp907 miliar juga turut meningkatkan laba Bank OCBC NISP sebesar 38 persen dari Rp247 miliar menjadi Rp341 miliar.
(izz)
Explore More