Mersifarma luncurkan obat malaria DHP Firmal
Mersifarma luncurkan obat malaria DHP Firmal
A
A
A
Sindonews.com - PT Mersifarma Trimaku Mercusana meluncurkan obat antimalaria terbaru bernama DHP Firmal. Obat ini merupakan produksi Holley Cotec (HC), perusahaan farmasi berbasis riset di China.
Presiden Direktur PT Mersifarma Trimaku Mercusana, F Tirto Koesnadi mengungkapkan, peluncuran obat bertepatan dengan Hari Malaria Sedunia yang sudah lama ditunggu, DHP Firmal. Ini adalah obat yang dianjurkan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Kami merasa bangga dapat mempersembahkan obat baru untuk penyakit malaria dan sudah bisa diperoleh di apotik-apotik," kata Tirto dalam siaran persnya, Selasa (29/4/2014).
Dia menambahkan, saat ini obat antimalaria ACT (Artemisinin Combination Therapy) dengan nomer izin edar atau NIE adalah satu-satunya yang ada di Indonesia.
Jika obat antimalaria sebelumnya hanya berisi obat tunggal, DHP Firmal berupa pil yang terdiri dari kombinasi dua obat, yaitu dihydroartemisinin 40 miligram dan piperaquine phosphate 320 miligram. Satu dosis terdiri dari sembilan pil yang harus dihabiskan dalam tiga hari. "Cukup tiga hari, minum tiga kali dalam sehari, sudah bisa sembuh," kata Tirto.
Tirto menambahkan pasien mampu tidak perlu lagi menggunakan obat antimalaria ACT yang merupakan obat program pemerintah bagi warga tidak mampu.
Nantinya, obat ini akan dipasarkan ke daerah epidemis malaria, seperti wilayah Indonesia timur, dan bisa diperoleh di puskesmas-puskesmas.
Sementara Director Holly Cotec, Joseph MU menjelaskan, obat ini memiliki kemampuan membunuh parasit plasmodium, penyebab malaria sebesar 98 persen. Kemampuan kinerja di dalam tubuh hingga 400 jam.
Di sisi lain, Production Director Mersi Dani Pratomo menyebutkan, akhir tahun ini pihaknya akan melakukan joint venture dengan Holley Cotec untuk membangun pabrik di Indonesia.
[Syarif Wibowo/info]
Presiden Direktur PT Mersifarma Trimaku Mercusana, F Tirto Koesnadi mengungkapkan, peluncuran obat bertepatan dengan Hari Malaria Sedunia yang sudah lama ditunggu, DHP Firmal. Ini adalah obat yang dianjurkan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Kami merasa bangga dapat mempersembahkan obat baru untuk penyakit malaria dan sudah bisa diperoleh di apotik-apotik," kata Tirto dalam siaran persnya, Selasa (29/4/2014).
Dia menambahkan, saat ini obat antimalaria ACT (Artemisinin Combination Therapy) dengan nomer izin edar atau NIE adalah satu-satunya yang ada di Indonesia.
Jika obat antimalaria sebelumnya hanya berisi obat tunggal, DHP Firmal berupa pil yang terdiri dari kombinasi dua obat, yaitu dihydroartemisinin 40 miligram dan piperaquine phosphate 320 miligram. Satu dosis terdiri dari sembilan pil yang harus dihabiskan dalam tiga hari. "Cukup tiga hari, minum tiga kali dalam sehari, sudah bisa sembuh," kata Tirto.
Tirto menambahkan pasien mampu tidak perlu lagi menggunakan obat antimalaria ACT yang merupakan obat program pemerintah bagi warga tidak mampu.
Nantinya, obat ini akan dipasarkan ke daerah epidemis malaria, seperti wilayah Indonesia timur, dan bisa diperoleh di puskesmas-puskesmas.
Sementara Director Holly Cotec, Joseph MU menjelaskan, obat ini memiliki kemampuan membunuh parasit plasmodium, penyebab malaria sebesar 98 persen. Kemampuan kinerja di dalam tubuh hingga 400 jam.
Di sisi lain, Production Director Mersi Dani Pratomo menyebutkan, akhir tahun ini pihaknya akan melakukan joint venture dengan Holley Cotec untuk membangun pabrik di Indonesia.
[Syarif Wibowo/info]
(dmd)
Explore More