April 2014 Indonesia alami deflasi 0,02%
A
A
A
Sindonews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat April 2014 Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,02 persen atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 111,37 pada Maret 2014 menjadi 111,35 pada April 2014.
"Inflasi tahun kalender (Januari-April) 2014 berada sekitar 1,39 persen dan tingkat inflasi secara year on year (yoy) ada pada posisi 7,25 persen. Sementara, secara yoy inflasi komponen inti berada di posisi 4,66 persen dan 0,24 persen untuk April," kata Kepala BPS, Suryamin di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (2/5/2014).
Dalam catatannya, Suryamin mengungkapkan, dari 82 kota IHK, 39 kota tercatat mengalami deflasi. Sementara 43 kota lainnya mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Jayapura yang mencapai 1,79 persen dengan IHK 111,64. Sedangkan terendah terjadi di Lhokseumawe sebesar 0,01 persen dengan IHK 107,19.
Adapun inflasi tertinggi tercatat terjadi di Pangkal Pinang sebesar 1,57 persen dengan IHK 112,25, dan inflasi terendah terjadi di Jember dan Samarinda masing-masing 0,01 persen dengan IHK masing-masing 110,74 dan 113,98.
Suryamin menjelaskan, tercatatnya deflasi terutama ditopang karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks beberapa kelompok pengeluaran. "Penurunan harga terjadi pada kelompok bahan makanan 1,09 persen dan kelompok sandang 0,25 persen," papar dia.
Sedangkan kenaikan indeks pada April 2014 terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,45 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,25 persen, kelompok kesehatan 0,61 persen.
"Untuk kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga terjadi kenaikan 0,24 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi serta jasa keuangan 0,20 persen," tambah dia.
Menurutnya, kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi pada April 2014, yaitu kelompok bahan makanan 0,22 persen dan kelompok sandang 0,02 persen.
"Sedangkan kelompok yang memberikan sumbangan inflasi yaitu makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,07 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, Dan bahan bakar 0,06 persen, kelompok kesehatan 0,03 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, Dan olahraga 0,02 persen, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,04 persen," tandas dia.
"Inflasi tahun kalender (Januari-April) 2014 berada sekitar 1,39 persen dan tingkat inflasi secara year on year (yoy) ada pada posisi 7,25 persen. Sementara, secara yoy inflasi komponen inti berada di posisi 4,66 persen dan 0,24 persen untuk April," kata Kepala BPS, Suryamin di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (2/5/2014).
Dalam catatannya, Suryamin mengungkapkan, dari 82 kota IHK, 39 kota tercatat mengalami deflasi. Sementara 43 kota lainnya mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Jayapura yang mencapai 1,79 persen dengan IHK 111,64. Sedangkan terendah terjadi di Lhokseumawe sebesar 0,01 persen dengan IHK 107,19.
Adapun inflasi tertinggi tercatat terjadi di Pangkal Pinang sebesar 1,57 persen dengan IHK 112,25, dan inflasi terendah terjadi di Jember dan Samarinda masing-masing 0,01 persen dengan IHK masing-masing 110,74 dan 113,98.
Suryamin menjelaskan, tercatatnya deflasi terutama ditopang karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks beberapa kelompok pengeluaran. "Penurunan harga terjadi pada kelompok bahan makanan 1,09 persen dan kelompok sandang 0,25 persen," papar dia.
Sedangkan kenaikan indeks pada April 2014 terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,45 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,25 persen, kelompok kesehatan 0,61 persen.
"Untuk kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga terjadi kenaikan 0,24 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi serta jasa keuangan 0,20 persen," tambah dia.
Menurutnya, kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi pada April 2014, yaitu kelompok bahan makanan 0,22 persen dan kelompok sandang 0,02 persen.
"Sedangkan kelompok yang memberikan sumbangan inflasi yaitu makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,07 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, Dan bahan bakar 0,06 persen, kelompok kesehatan 0,03 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, Dan olahraga 0,02 persen, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,04 persen," tandas dia.
(gpr)