April 2014 Jateng deflasi 0,12%

Jum'at, 02 Mei 2014 - 19:01 WIB
April 2014 Jateng deflasi...
April 2014 Jateng deflasi 0,12%
A A A
Sindonews.com - Perkembangan harga berbagai komoditas pada April 2014 secara umum mengalami penurunan. Berdasarkan pantuan Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, pada April terjadi deflasi sebesar 0,12 persen.

Sementara, indeks harga konsumen (IHK) sebesar 111,19 lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan lalu sebesar 0,25 persen dengan IHK sebesar 111,32.

Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng Jam Jam Zamachsyari mengatakan, deflasi terjadi disebabkan karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh penurunan indek pada kelompok bahan makanan sebesar 1,63 persen.

Meski terjadi penurunan harga pada kelompok makanan, kelompok lain tetap menunjukkan kenaikan harga. Seperti kelompok kesehatan naik sebesar 0,46 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0.32 persen. Bahkan kelompok pendidikan dan reksreasi pun naik sebesar 0,08 persen.

"Harga yang mengalami penurunan antara lain cabai merah, beras, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, kadang panjang, emas perhiasan, bayam dan beberapa lainnya seperti sawi serta kangkung. Sementara yang mengalami kenaikan diantaranya mobil, dan telur ayam," ujarnya, Jumat (2/5/2014).

Jamjam mengatakan dari enam kota di Jawa Tengah yang dilakukan survai seluruhnya mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal sebesar 0,37 persen, kemudian kudus 0,36 persen, Surakarta 0,15 persen, Cilacap 0,09 persen, Purwokerto 0,08 persen dan Kota Semarang 0,04 persen.

Sementara, berdasarkan hasil survei penjualan eceran yang dilakukan Bank Indonesia (BI) pada Maret 2014 menunjukkan adanya peningkatan penjualan eceran di Kota Semarang.

Hal ini tercermin dari pertumbuhan tahunan Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2014 yang meningkat menjadi 30,5 persen secara year on year (yoy) dari 26,1 persen secara yoy pada Februari 2014.

"Peningkatan pertumbuhan IPR terutama didorong oleh menguatnya permintaan pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, serta kelompok bahan bakar kendaraan bermotor," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia wilayah V Sutikno.

BI memprediksi, penjualan riil pada tiga dan enam bulan yang akan datang diperkirakan masih terus meningkat. Indikasi ini tercermin pada indeks ekspektasi penjualan tiga bulan mendatang yang tercatat sebesar 155,00 lebih tinggi dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya 130,00.

Peningkatan penjualan riil diperkirakan didorong oleh faktor musim libur sekolah dan persiapan perayaan Lebaran. Ekspektasi peningkatan permintaan diperkirakan masih akan berlanjut hingga September 2014. Ini tercermin dari peningkatan indeks ekspektasi penjualan enam bulan mendatang yang tercatat 162,50 lebih tinggi dibandingkan indeks bulan sebelumnya 140,00.

"Survei yang sama mengindikasikan bahwa ekspektasi terhadap tekanan harga pada tiga dan enam bulan mendatang akan menurun. Indikasi ini tercermin pada Indeks Ekspektasi Harga tiga bulan mendatang yang tercatat sebesar 150,00 lebih rendah dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya sebesar 160,00," jelasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0700 seconds (0.1#10.140)