IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan
A
A
A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini diprediksi masih akan variatif cenderung melemah, melanjutkan posisi akhir pekan lalu yang ditutup di zona merah.
Shooting star dekati middle bollinger band (MBB ). MACD masih menurun dengan histogram negatif yang memendek. RSI, Stochastic, dan William’s %R masih mencoba berbalik naik. Laju IHSG dapat bertahan di atas kisaran target support 4.815-4.830, namun sempat juga berada di dalam target resisten 4.850-4.868.
"Pergerakan IHSG diperkirakan masih akan bervariatif cenderung melemah jika tidak ada sentimen positif yang mampu membawa kembali IHSG ke zona hijau," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Senin (5/5/2014).
Karena itu, dia menyarankan untuk mempersiapkan kemungkinan terburuk jika rilis data manufaktur Tiongkok dan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tidak sesuai harapan maka dimungkinkan IHSG akan melanjutkan pelemahannya.
Pada perdagangan hari ini, dia memperkirakan, IHSG akan berada pada rentang support 4.828-4.832 dan resisten 4.846-4.868.
Pada pekan lalun, menurut dia, kenaikan pada dua hari terakhir sebelumnya tampaknya tidak cukup kuat mempertahankan IHSG di zona hijau. Dia menuturkan, kebetulan atau tidak karena pelemahan terjadi pada hari kejepit dan kebetulan akhir pekan, sehingga menimbulkan hasrat untuk jualan.
"Padahal laju bursa saham Asia bergerak variatif cenderung menguat dan terutama rilis data-data dari dalam negeri berupa inflasi dan neraca perdagangan sesuai dengan estimasi, sehingga pada dasarnya tidak terlalu memberikan sentimen negatif untuk IHSG," tutur dia.
Apalagi asing juga kembali mencatatkan nett buy. Aksi beli pada saham-saham konsumer, keuangan dan perdagangan tak mampu imbangi aksi jual pada saham-saham industri dasar dan komoditas. Begitupun dengan kenaikan HSBC manufacturing PMI Indonesia juga belum mampu mengangkat kembali IHSG ke zona hijaunya.
Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level tertinggi 4.858,91 jelang akhir sesi 1 dan menyentuh level terendah 4.835,20 pada mid sesi 2 dan berakhir di level 4.838,76.
Volume perdagangan naik dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Shooting star dekati middle bollinger band (MBB ). MACD masih menurun dengan histogram negatif yang memendek. RSI, Stochastic, dan William’s %R masih mencoba berbalik naik. Laju IHSG dapat bertahan di atas kisaran target support 4.815-4.830, namun sempat juga berada di dalam target resisten 4.850-4.868.
"Pergerakan IHSG diperkirakan masih akan bervariatif cenderung melemah jika tidak ada sentimen positif yang mampu membawa kembali IHSG ke zona hijau," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Senin (5/5/2014).
Karena itu, dia menyarankan untuk mempersiapkan kemungkinan terburuk jika rilis data manufaktur Tiongkok dan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tidak sesuai harapan maka dimungkinkan IHSG akan melanjutkan pelemahannya.
Pada perdagangan hari ini, dia memperkirakan, IHSG akan berada pada rentang support 4.828-4.832 dan resisten 4.846-4.868.
Pada pekan lalun, menurut dia, kenaikan pada dua hari terakhir sebelumnya tampaknya tidak cukup kuat mempertahankan IHSG di zona hijau. Dia menuturkan, kebetulan atau tidak karena pelemahan terjadi pada hari kejepit dan kebetulan akhir pekan, sehingga menimbulkan hasrat untuk jualan.
"Padahal laju bursa saham Asia bergerak variatif cenderung menguat dan terutama rilis data-data dari dalam negeri berupa inflasi dan neraca perdagangan sesuai dengan estimasi, sehingga pada dasarnya tidak terlalu memberikan sentimen negatif untuk IHSG," tutur dia.
Apalagi asing juga kembali mencatatkan nett buy. Aksi beli pada saham-saham konsumer, keuangan dan perdagangan tak mampu imbangi aksi jual pada saham-saham industri dasar dan komoditas. Begitupun dengan kenaikan HSBC manufacturing PMI Indonesia juga belum mampu mengangkat kembali IHSG ke zona hijaunya.
Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level tertinggi 4.858,91 jelang akhir sesi 1 dan menyentuh level terendah 4.835,20 pada mid sesi 2 dan berakhir di level 4.838,76.
Volume perdagangan naik dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
(rna)