Pertamina berikan Anugerah Riset Sobat Bumi
A
A
A
Sindonews.com - Pertamina Foundation memberikan penghargaan bagi para mahasiswa, praktisi atau pakar (maestro) yang melakukan riset untuk disertasi, penelitian mandiri dan pengabdian masyarakat.
Penghargaan diberi nama Anugerah Riset Sobat Bumi 2014 ini mengambil topik terkait pilar pembangunan berkelanjutan, yakni ekologi/alam, sosial budaya, ekonomi dan kesejahteraan alam.
“Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk kepedulian kami dalam meningkatkan peran dalam mengembangkan penegakan pilar-pilar pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” ujar Direktur Pendidikan Pertamina Foundation Ahmad Rizali dalam acara Pemberian Anugerah Riset Sobat Bumi di Gedung Pertamina Pusat Jakarta, (Senin 5/5/2014).
Rizali mengatakan, penghargaan ini juga memberikan kesempatan kepada para mahasiswa, dosen, peneliti dan pakar untuk berkontribusi dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui jalur riset dan pengabdian masyarakat.
Anugerah Riset Sobat Bumi 2014 terbagi dalam dua bagian. Masing-masing adalah Anugerah Riset dan Anugerah Pengabdian Masyarakat. Rizali mengatakan, anugerah riset diberikan kepada pemenang proposal kategori disertasi dan penelitian mandiri.
Sedangkan anugerah pengabdian masyarakat diberikan kepada pemenang proposal pengabdian masyarakat, yang dapat diusulkan oleh masyarakat umum yang bermaksud melaksanakan program pengabdian untuk menyelesaikan permasalah lingkungan.
Finalis yang mendapatkan Anugerah Sobat Bumi, untuk Kategori Disertasi dan Riset di berikan kepada Mohammad Taqiudin dengan judul disertasi “Pengetahunan, Institusi Sosial dan Resiko Perubahan Iklim : Keragaman dan Dinamika Strategi Adaptasi Petani Sawah Tadah Hujan di Pulau Lombok”.
Kemudian Ahmad Rizqi Akbar dengan disertasi tentang “Inovasi Penerapan Teknologi GRYOD Generator (Gravity Hydro Pump Generator) Sebagai Terobosan Krisis Energi dan Air Bersih di Wilayah Pesisir di Kabupaten Malang Selatan”.
Selain itu, Muhammad Fauzi dengan disertasi tentang “Peningkatan Efektivitas Mikroba Petrofilik dalam Proses Bioremediasi Tanah Tercemar Limbah Minyak Bumi dengan Sistem Biostimulasi” dan Iradatullah Rahim membahas tentang “Pengkayaan Limbah Kulit Kakao dengan jamur pelapukan untuk menunjang kemandirian pupuk petani”.
Lalu, Suhartono disertasi dengan judul “Penegembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Piko Menggunakan Kincir Tipe Rantai dengan Sudu Tabung Untuk Mendukung Pemenuhan Listrik Berkelanjutan”.
Selanjutnya, Darsikin membahas tentang “Pengembangan Alat Filter Air Limbah Tambang Emas Poboya dengan Memanfaatkan Potensi Lokal Daerah Sulawesi Tengah (Tempurung Kelapa dan Kapas Roviga)”
Sedangkan untuk Finalis Kategori Pengandian Masyarakat diperoleh Qouamunas Tsani Nuargimah yamg membahas tentang “Lamarin atau Lampu Mandiri dan Ramah Lingkungan: Pemanfaatan Sumberdaya Tanah Sebagai Energi Terbarukan untuk Penerangan Jalan di Desa Situ Gede”.
Staf Ahli Pendidikan Pertamina Foundation Rida Hesti Ratnasari mengatakan, tema yang diangkat tahun ini adalah Mewujudkan Riset dan Pengabdian Masyarakat sebagai Bagian dari Gerakan Sosial Periset Sobat Bumi. Tahun ini penghargaan diberikan dengan jumlah antara Rp50 juta-Rp100 juta.
“Pelamar untuk anugerah riset tahun ini banyak yang mengapresiasi,” katanya.
Dengan begitu, sambung Rida, akan semakin banyak pihak yang terlibat dalam pengembangan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Apalagi, para peneliti itu nantinya akan bergabung dengan penerima Anugerah Riset Sobat Bumi 2013 yang berjumlah 56 periset.
Penghargaan diberi nama Anugerah Riset Sobat Bumi 2014 ini mengambil topik terkait pilar pembangunan berkelanjutan, yakni ekologi/alam, sosial budaya, ekonomi dan kesejahteraan alam.
“Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk kepedulian kami dalam meningkatkan peran dalam mengembangkan penegakan pilar-pilar pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” ujar Direktur Pendidikan Pertamina Foundation Ahmad Rizali dalam acara Pemberian Anugerah Riset Sobat Bumi di Gedung Pertamina Pusat Jakarta, (Senin 5/5/2014).
Rizali mengatakan, penghargaan ini juga memberikan kesempatan kepada para mahasiswa, dosen, peneliti dan pakar untuk berkontribusi dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui jalur riset dan pengabdian masyarakat.
Anugerah Riset Sobat Bumi 2014 terbagi dalam dua bagian. Masing-masing adalah Anugerah Riset dan Anugerah Pengabdian Masyarakat. Rizali mengatakan, anugerah riset diberikan kepada pemenang proposal kategori disertasi dan penelitian mandiri.
Sedangkan anugerah pengabdian masyarakat diberikan kepada pemenang proposal pengabdian masyarakat, yang dapat diusulkan oleh masyarakat umum yang bermaksud melaksanakan program pengabdian untuk menyelesaikan permasalah lingkungan.
Finalis yang mendapatkan Anugerah Sobat Bumi, untuk Kategori Disertasi dan Riset di berikan kepada Mohammad Taqiudin dengan judul disertasi “Pengetahunan, Institusi Sosial dan Resiko Perubahan Iklim : Keragaman dan Dinamika Strategi Adaptasi Petani Sawah Tadah Hujan di Pulau Lombok”.
Kemudian Ahmad Rizqi Akbar dengan disertasi tentang “Inovasi Penerapan Teknologi GRYOD Generator (Gravity Hydro Pump Generator) Sebagai Terobosan Krisis Energi dan Air Bersih di Wilayah Pesisir di Kabupaten Malang Selatan”.
Selain itu, Muhammad Fauzi dengan disertasi tentang “Peningkatan Efektivitas Mikroba Petrofilik dalam Proses Bioremediasi Tanah Tercemar Limbah Minyak Bumi dengan Sistem Biostimulasi” dan Iradatullah Rahim membahas tentang “Pengkayaan Limbah Kulit Kakao dengan jamur pelapukan untuk menunjang kemandirian pupuk petani”.
Lalu, Suhartono disertasi dengan judul “Penegembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Piko Menggunakan Kincir Tipe Rantai dengan Sudu Tabung Untuk Mendukung Pemenuhan Listrik Berkelanjutan”.
Selanjutnya, Darsikin membahas tentang “Pengembangan Alat Filter Air Limbah Tambang Emas Poboya dengan Memanfaatkan Potensi Lokal Daerah Sulawesi Tengah (Tempurung Kelapa dan Kapas Roviga)”
Sedangkan untuk Finalis Kategori Pengandian Masyarakat diperoleh Qouamunas Tsani Nuargimah yamg membahas tentang “Lamarin atau Lampu Mandiri dan Ramah Lingkungan: Pemanfaatan Sumberdaya Tanah Sebagai Energi Terbarukan untuk Penerangan Jalan di Desa Situ Gede”.
Staf Ahli Pendidikan Pertamina Foundation Rida Hesti Ratnasari mengatakan, tema yang diangkat tahun ini adalah Mewujudkan Riset dan Pengabdian Masyarakat sebagai Bagian dari Gerakan Sosial Periset Sobat Bumi. Tahun ini penghargaan diberikan dengan jumlah antara Rp50 juta-Rp100 juta.
“Pelamar untuk anugerah riset tahun ini banyak yang mengapresiasi,” katanya.
Dengan begitu, sambung Rida, akan semakin banyak pihak yang terlibat dalam pengembangan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Apalagi, para peneliti itu nantinya akan bergabung dengan penerima Anugerah Riset Sobat Bumi 2013 yang berjumlah 56 periset.
(rna)