Chitose siapkan capex Rp4 M
A
A
A
Sindonews.com - PT Chitose International Manufacturing menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar 1,5 persen dari total penjualan tahun sebelumnya.
Perusahaan menyiapkan belanja modal sekitar Rp3 miliar sampai Rp4 miliar tahun ini yang digunakan untuk ekspansi perusahaan.
Direktur sekaligus Corpotate Secretary Perseroan Fadjar Swatyas mengatakan, salah satu sumber dana ekspansi berasal dari Initial Public Offering (IPO). Dia berharap, setelah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), IPO perseroan dapat dilakukan akhir Juni 2014.
"Rencananya, perseroan akan merilis 30 persen saham baru ke publik. Sejauh ini posisi perseroan adalah 100 persen PMDN (penanaman modal dalam negeri). Komposisinya dua badan usaha dan satu perorangan," kata dia, Jumat (9/5/2014).
Sejauh ini, kenal berbasis business line manufacturing dan product lines steel chair furnitures yang memproduksi lebih dari satu juta kursi pada setiap tahu untuk pasar domestik dan internasional.
Salah satu produk terlarisnya adalah kursi lipat YAMATO yang berkontruksi pipa dan plat. Produk wood base akan mulai diproduksi di pabrik baru Perseroan yang juga akan dibangun di wilayah Cimahi, Jawa Barat.
"Pabrik baru kita harapkan sudah beroperasi paling lambat awal 2016, kalau cepat proses pembangunan pabrik dan pemasangan mesin, bisa akhir 2015," ujarnya.
Sementara, luas lahan pabrik baru di bawah 1 hektare (ha), lebih kecil dari pabrik Chitose yang beroperasi saat ini, yakni 2,5 ha dengan kapasitas produksi 1,3 juta untuk semua kategori produk.
Chitose telah memproduksi sekitar 300 varian dari enam kategori yang ada. Enam kategori tersebut antara lain kursi lipat dengan kontribusi penjualan tertinggi 45-50 persen, banquet hotel dan resto 25 persen, segmen kursi sekolah 20 persen, dan lainya seperti ranjang rumah sakit sebesar 5 persen.
Khusus untuk produk kursi, kata Thimoteus, dengan permintaan kursi 2-2,5 juta per tahun, dari semua kategori Chitose menguasai pangsa pasar hingga 50 persen. "Soal harga, setiap kategori mempunyai harga yang berbeda sesuai modelnya," kata dia.
Harga rata-rata Rp200 ribu per pic untuk kursi sekolah dan rumahan dan untuk ranjang rumah sakit di atas Rp8 juta. "Ada efek dari pergerakan dolar, harga baja dan UMP. Tetapi di bawah 10 persen untuk penyesuaian ke harga," ujarnya.
Secara total, pertumbuhan penjualan Chitose mencapai 10-15 persen setiap tahun. Demikian juga dengan perkiraan laba perseroan.
Perusahaan menyiapkan belanja modal sekitar Rp3 miliar sampai Rp4 miliar tahun ini yang digunakan untuk ekspansi perusahaan.
Direktur sekaligus Corpotate Secretary Perseroan Fadjar Swatyas mengatakan, salah satu sumber dana ekspansi berasal dari Initial Public Offering (IPO). Dia berharap, setelah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), IPO perseroan dapat dilakukan akhir Juni 2014.
"Rencananya, perseroan akan merilis 30 persen saham baru ke publik. Sejauh ini posisi perseroan adalah 100 persen PMDN (penanaman modal dalam negeri). Komposisinya dua badan usaha dan satu perorangan," kata dia, Jumat (9/5/2014).
Sejauh ini, kenal berbasis business line manufacturing dan product lines steel chair furnitures yang memproduksi lebih dari satu juta kursi pada setiap tahu untuk pasar domestik dan internasional.
Salah satu produk terlarisnya adalah kursi lipat YAMATO yang berkontruksi pipa dan plat. Produk wood base akan mulai diproduksi di pabrik baru Perseroan yang juga akan dibangun di wilayah Cimahi, Jawa Barat.
"Pabrik baru kita harapkan sudah beroperasi paling lambat awal 2016, kalau cepat proses pembangunan pabrik dan pemasangan mesin, bisa akhir 2015," ujarnya.
Sementara, luas lahan pabrik baru di bawah 1 hektare (ha), lebih kecil dari pabrik Chitose yang beroperasi saat ini, yakni 2,5 ha dengan kapasitas produksi 1,3 juta untuk semua kategori produk.
Chitose telah memproduksi sekitar 300 varian dari enam kategori yang ada. Enam kategori tersebut antara lain kursi lipat dengan kontribusi penjualan tertinggi 45-50 persen, banquet hotel dan resto 25 persen, segmen kursi sekolah 20 persen, dan lainya seperti ranjang rumah sakit sebesar 5 persen.
Khusus untuk produk kursi, kata Thimoteus, dengan permintaan kursi 2-2,5 juta per tahun, dari semua kategori Chitose menguasai pangsa pasar hingga 50 persen. "Soal harga, setiap kategori mempunyai harga yang berbeda sesuai modelnya," kata dia.
Harga rata-rata Rp200 ribu per pic untuk kursi sekolah dan rumahan dan untuk ranjang rumah sakit di atas Rp8 juta. "Ada efek dari pergerakan dolar, harga baja dan UMP. Tetapi di bawah 10 persen untuk penyesuaian ke harga," ujarnya.
Secara total, pertumbuhan penjualan Chitose mencapai 10-15 persen setiap tahun. Demikian juga dengan perkiraan laba perseroan.
(izz)