Invetasi hutan jati merambah Jateng

Jum'at, 16 Mei 2014 - 18:12 WIB
Invetasi hutan jati merambah Jateng
Invetasi hutan jati merambah Jateng
A A A
Sindonews.com - Jawa Tengah memiliki prospek yang cukup besar untuk investasi hutan jati melalui aforestasoi, karena masih banyak lahan yang kurang produktif. Investasi hutan jati ini selain mendatangkan profit juga untuk misi penghijauan.

Manajer Harfam Semarang Tirta Wijaya, mengatakan Aforestasi Jati sudah dikembangkan di daerah Situbondo yakni di Desa Nogosari, Desa Jatisari, Juglengan, dan Mimbaan. Total sudah ada sekitar 290 hektar yang sudah ditanamai jati.

“Aforesti adalah membuat hutan di lahan yang bukan merupakan hutan. Lahan yang berada di Situbondo Jawa Timur tersebut akan ditanami pohon jati yang berfungsi menghijaukan bumi dan memiliki nilai ekonomi tinggi,” katanya, Jumat (16/5/2014).

Di Jawa Tengah, kata Tirta, saat ini pihaknya masih mencari lahan yang cocok. Diharapkan pada tahun ini sudah mendapatkan lahan. ”Antusias masyarakat cukup besar, pada saat kita melakukan pameran di Jogjakarta, kita over target,” katanya.

Dia menjelaskan, investasi hutan jati dengan model kemitraan. Investor membeli tanah, dan PT Harfam yang menaman serta melakukan perawatan. Jenis pohon jati yang ditanam merupakan jenis terbaik yakni jati Harfam. Pohon jati ini selain cepat panen yakni hanya 8 tahun, juga pohonnya lurus tanpa cabang.

“Hasil penjualannya inilah yang kemudian dibagi 50:50 antara investor dengan PT Harfam. Tetapi kami tidak menerima 50 persen karena 5 persen untuk warga sekitar dan 5 persen untuk karyawan,” jelasnya.

Investasi hutan jati ini memberikan keuntungan cukup besar bagi masyarkat. Tidak hanya penanam modal (pemilik) tetapi juga masyarakat sekitar, karena lahan juga masih bisa dimanfaatkan masyarakat.

“Paling kecil kita tawarkan 1.000 meter persegi dengan 100 pohon jati, dengan hasil per 8 tahun mencapai Rp1,5 miliar,” katanya.

Reva Pradipa Senior Marketing Exekutive menambahkan untuk, berinvertasi hutan jati, pihaknya menyediakan lahan paling kecil seluas 1.000 meter persegi hingga 8 hektar. Untuk lahan 1.000 meter nilai investasinya sebesar Rp145 juta jika cash, jika dicicil selama tiga tahun menjadi Rp170 juta.

Dia menjamin, legalitas investasi tersebut, karena investor akan mendapatkan sertifikat tanah yang nilainya terus naik. “Investor juga tidak perlu repot memikirkan perawatan jati karena mulai dari pembibitan hingga perawatan akan dilakukan oleh mitra yang bekerja sama dengan Harfam,” imbuhnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7338 seconds (0.1#10.140)