DPR: Cadangan Listrik Nasional Defisit

Selasa, 20 Mei 2014 - 17:41 WIB
DPR: Cadangan Listrik...
DPR: Cadangan Listrik Nasional Defisit
A A A
JAKARTA - Sebagian besar sistem kelistrikan di Indonesia tidak lagi memiliki reserve margin dan cadangan operasi yang memadai. Akibatnya, pemadaman listrik di berbagai tempat tak terhindarkan.

Karena itu, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) maupun Kementerian Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) perlu segera melakukan akselerasi sistem kelistrikan nasional dan mendorong pengembangan energi mix yang berbasis energi baru.

"Sebagian besar pasokan listrik nasional dalam kondisi siaga, bahkan di wilayah Indonesia timur dan barat mengalami defisit. Jika kondisi ini dibiarkan terus terjadi maka akan menghambat aktivitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi secara umum," kata Anggota DPR RI Komisi VII Rofi Munawar dalam rilisnya, Selasa (20/5/2014).

PLN mengatakan bahwa sebagian dari sistem kelistrikan di Indonesia tidak lagi memiliki reserve margin dan cadangan operasi yang memadai. Di antaranya tergambar dari kondisi kelistrikan di Pulau Sumatera dengan jumlah sistem sebanyak 47, namun yang berada dalam kondisi normal hanya 18.

Sementara, yang dalam kondisi siaga sebanyak 19 sistem dan 10 sisanya defisit. Lebih ironis lagi di wilayah Indonesia timur, hampir 97 sistem dalam kondisi siaga, sebanyak 55 lainnya dalam kondisi defisit dan hanya 37 sistem yang normal.

"Pertumbuhan Indonesia yang baik ditandai dengan pertumbuhan konsumsi listrik di berbagai daerah. Namun, sayangnya tidak diimbangi dengan penguatan dalam pengembangan pembangkit listrik dan pertumbuhan jaringan, apalagi menyediakan cadangan jauh dari ideal," terang dia.

Menurutnyam, ada banyak tantangan yang harus di selesaikan dalam mengembangan sistem kelistrikan nasional. Di sisi teknis mendorong kemampuan operasional untuk melakukan diversifikasi energi bagi pembangkit dan keterbatasan waktu pemeliharaan pembangkit yang mengakibatkan penurunan kapasitas.

Kemudian, memperbaiki kendala non teknis terkait pendanaan, keterbatasan kemampuan berinvestasi dari PLN serta kesulitan pengadaan lahan maupun perizinan pembangunan yang masih sering terjadi.

"Harus segera melakukan penambahan pembangkit, transmisi maupun distribusi. Projek yang selama ini tertunda harus segera di inventarisir oleh pemerintah dan memetakan solusi secara tepat menurut kebutuhannya masing-masing," ungkap Rofi.

Dia menjelaskan, masih banyaknya pembangkit PLN masih menggunakan bahan bakar fosil, sehingga biaya produksi masih tinggi yang berakibat sulit melakukan pengembangan, dengan komposisi energi mix PLN saat ini terdiri atas batu bara 44%, minyak 23%, Gas 21%, hidro 7%, panas bumi dan lainnya 5%.

Kondisi kelistrikan dalam kajian harian, dilakukan kategori sistem yang normal, siaga dan defisit. Sistem dikatakan normal jika dalam satu bulan tidak ada hari siaga dan defisit, sistem siaga bila dalam satu bulan lebih atau sama dengan satu hari siaga, dan defisit bila dalam satu bulan lebih atau sama dengan satu hari defisit.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6628 seconds (0.1#10.140)