BTN Komitmen Perbesar Pangsa Pasar KPR
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) berkomitmen mempertahankan pangsa pasar (market share) pembiayaan di sektor perumahan rakyat, khususnya kelas menengah bawah serta meningkatkan porsi pembiayaan perumahan kelas menengah atas.
Direktur BTN Sri Purwanto mengungkapkan, hal ini didasari oleh pentingnya posisi perseroan sebagai bank milik negara yang fokus dalam pembiayaan perumahan (housing bank) bagi masyarakat.
“Kami ingin Bank BTN dapat berperan lebih besar dalam memberikan dukungan terhadap program perumahan nasional ini,” kata Sri usai RUPSLB di Jakarta, Rabu (21/5/2014).
Dia melanjutkan, defisit pasokan rumah (backlog) bagi masyarakat merupakan potensi bisnis yang sangat besar dan perusahan akan bekerja keras menjadi pendamping pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan rumah tersebut.
“Termasuk program FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) tahun 2014, kami siap untuk mendukung pembiayaannya,” tambahnya.
Dia menuturkan, BTN berada dalam kondisi likuiditas yang sangat kuat. Khusus untuk loan to deposit ratio (LDR) perseroan tidak sepenuhnya menggambarkan kondisi likuiditas BTN.
Dalam formula perhitungan LDR yang ditetapkan Bank Indonesia, tidak memasukkan komponen sumber dana perseroan lainnya, seperti obligasi, pinjaman berjangka waktu panjang dan sumber dana lainnya.
Untuk melihat kondisi likuiditas perseroan, BTN menggunakan perhitungan loan to funding ratio (LFR). Apabila seluruh komponen pendanaan yang dimiliki perseroan dimasukkan dalam perhitungan LFR, maka rasionya hanya sebesar 85,32%, yang berarti masih berada dalam rentang normal.
"Apalagi jika melihat secondary reserve BTN yang saat ini mencapai lebih dari Rp12 triliun, maka dapat dikatakan BTN dalam kondisi likuiditas yang sangat aman," tegasnya.
Tahun ini, manajemen berkomitmen untuk menciptakan engine-engine baru sebagai lokomotif dalam menciptakan performa usaha yang lebih baik.
“Kita tetap akan serius melakukan perbaikan kualitas kredit, kemudian meningkatkan porsi dana murah, diversifikasi usaha, dengan penerapan good corporate governance,” ungkap dia.
Artinya, perseroan ingin bisnis berkembang dengan sinergi dengan meningkatnya fee based income sebagai pendongkrak laba usaha dari produk-produk baru yang akan melengkapi layanan yang sudah ada.
“Kami optimis target bisnis akhir tahun akan dapat dipenuhi dan untuk itu manajemen tidak melakukan perubahan atas rencana bisnis pada 2014. Kami yakin bahwa rencana bisnis yang sudah kami tetapkan akan tetap sejalan dengan kondisi sampai dengan akhir tahun 2014,“ ucap dia.
Direktur BTN Sri Purwanto mengungkapkan, hal ini didasari oleh pentingnya posisi perseroan sebagai bank milik negara yang fokus dalam pembiayaan perumahan (housing bank) bagi masyarakat.
“Kami ingin Bank BTN dapat berperan lebih besar dalam memberikan dukungan terhadap program perumahan nasional ini,” kata Sri usai RUPSLB di Jakarta, Rabu (21/5/2014).
Dia melanjutkan, defisit pasokan rumah (backlog) bagi masyarakat merupakan potensi bisnis yang sangat besar dan perusahan akan bekerja keras menjadi pendamping pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan rumah tersebut.
“Termasuk program FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) tahun 2014, kami siap untuk mendukung pembiayaannya,” tambahnya.
Dia menuturkan, BTN berada dalam kondisi likuiditas yang sangat kuat. Khusus untuk loan to deposit ratio (LDR) perseroan tidak sepenuhnya menggambarkan kondisi likuiditas BTN.
Dalam formula perhitungan LDR yang ditetapkan Bank Indonesia, tidak memasukkan komponen sumber dana perseroan lainnya, seperti obligasi, pinjaman berjangka waktu panjang dan sumber dana lainnya.
Untuk melihat kondisi likuiditas perseroan, BTN menggunakan perhitungan loan to funding ratio (LFR). Apabila seluruh komponen pendanaan yang dimiliki perseroan dimasukkan dalam perhitungan LFR, maka rasionya hanya sebesar 85,32%, yang berarti masih berada dalam rentang normal.
"Apalagi jika melihat secondary reserve BTN yang saat ini mencapai lebih dari Rp12 triliun, maka dapat dikatakan BTN dalam kondisi likuiditas yang sangat aman," tegasnya.
Tahun ini, manajemen berkomitmen untuk menciptakan engine-engine baru sebagai lokomotif dalam menciptakan performa usaha yang lebih baik.
“Kita tetap akan serius melakukan perbaikan kualitas kredit, kemudian meningkatkan porsi dana murah, diversifikasi usaha, dengan penerapan good corporate governance,” ungkap dia.
Artinya, perseroan ingin bisnis berkembang dengan sinergi dengan meningkatnya fee based income sebagai pendongkrak laba usaha dari produk-produk baru yang akan melengkapi layanan yang sudah ada.
“Kami optimis target bisnis akhir tahun akan dapat dipenuhi dan untuk itu manajemen tidak melakukan perubahan atas rencana bisnis pada 2014. Kami yakin bahwa rencana bisnis yang sudah kami tetapkan akan tetap sejalan dengan kondisi sampai dengan akhir tahun 2014,“ ucap dia.
(rna)