Stok BBM Jatim Ditambah Hindari Mogok Kerja
A
A
A
SURABAYA - Kabar aksi mogok dari Awak Mobil Tanki (AMT) di Terminal BBM Surabaya Group tidak jelas. Sebab, arus pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk SPBU-SPBU di Jawa Timur (Jatim) masih lancar.
Padahal, kabar yang beredar, para sopir AMT di Terminal BBM (TBBM) Surabaya Group di bawah PT Patra Niaga selaku distributor BBM Pertamina akan melakukan mogok kerja. Para sopir ini dikabarkan sedang menuntut haknya berupa uang lembur yang belum dibayarkan selama dua tahun.
Mereka juga mempertanyakan status sopir yang diturunkan menjadi kenek secara tiba-tiba, serta menuntut rekan-rekannya yang di PHK kembali dipekerjakan.
Namun, kabar aksi ini tidak jelas, dari pantau Koran Sindo pukul 12.00 WIB hingga 13.30 WIB, di Terminal BBM Surabaya Group tidak ada gerakan aksi. Para sopir terlihat duduk-duduk di warung, sedangkan proses pengiriman BBM melalui truk terus berjalan dengan lancar.
Saat itu, terlihat beberapa aparat kepolisian yang berjaga-jaga. Mereka mengantisipasi isu yang berkembang terkait mogok kerja dari AMT. "Tidak ada apa-apa mas," kata salah satu sopir AMT, Senin (26/5/2014).
Meski demikian, PT Pertamina (Persero) tetap mengantisipasi kabar aksi mogok dari AMT di TBBM Surabaya Group. Pertamina melakukan penambahan penyaluran BBM ke SPBU di Jatim. Proses pengisian stok BBM atau disebut stock built up BBM di SPBU dilakukan sejak 22 Mei lalu, karena Pertamina mendengar akan ada aksi mogok yang dilakukan AMT karena menuntut upah lembur.
Padahal, menurut ketentuan upah lembur yang pernah diberikan dihilangkan seiring dengan adanya sistem remunerasi oleh pengelola sejak dua tahun.
"Kami telah melakukan upaya antisipasi supaya penyaluran BBM ke masyarakat tidak terganggu dengan isu ini," kata Assistant Manager External Relation Marketing Operation Region V Heppy Wulansari.
Menurutnya, meski belum ada kejelasan terkait adanya aksi mogok, Pertamina terus melakukan pemantauan dengan mengirim lebih bahan bakar ke SPBU yang ditangani TBBM Surabaya Group.
Bahkan, Pertamina juga menggandeng aparat keamanan jika aksi AMT benar-benar terjadi. Aparat akan diminta untuk terlibat mengisi SPBU yang membutuhkan.
"Isu ancaman mogok sudah kami dengar dari pekan lalu dan Pertamina segera mengantisipasi dengan menambah penyaluran BBM ke SPBU yang dilayani TBBM Surabaya Group. Sehingga hari ini, volume pengiriman tinggal jumlah minimum dan penyalurannya juga berjalan lancar," kata dia.
Untuk rata-rata penyaluran normal pada Senin di TBBM Surabaya Group, jenis premium sebesar 3.400 Kiloliter (KL) dan Solar 2.600 KL. Dengan adanya stock built up sejak kamis lalu, maka penyaluran hari ini di TBBM Surabaya Group hanya sebesar 2.880 KL premium dan 1.376 KL solar.
Saat ini, Pertamina terus melakukan pemantauan aktivitas di TBBM Surabaya Group. Dari pantauan yang dilakukan, penyaluran masih terlihat normal dan tidak terlihat adanya aksi mogok di sekitar Terminal BBM Surabaya Group.
"Masyarakat tidak perlu khawatir karena penyaluran berjalan normal dan stock SPBU sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan BBM," ujar Heppy.
Lebih lanjut dia menjelaskan, mobil tanki dan AMT saat ini dikelola PT Patra Niaga bekerja sama dengan PT PTC, isu tuntutan AMT tersebut terkait dengan pembayaran upah lembur yang memang seharusnya sudah tidak ada lagi terkait dengan perubahan sistem remunerasi oleh pengelola sejak dua tahun.
Persoalan ini sebenarnya sudah dipahami para AMT, namun adanya provokasi dari pihak-pihak tertentu, tuntutan upah lembur terus dimunculkan sebagian kecil AMT di TBBM Surabaya Group.
Namun, Pertamina terus mendorong ke pihak pengelola untuk terus memberikan sosialisasi kepada para AMT agar isu-isu mogok kerja tidak terjadi lagi. "Kami ingin semua berjalan lancar," ujarnya.
Padahal, kabar yang beredar, para sopir AMT di Terminal BBM (TBBM) Surabaya Group di bawah PT Patra Niaga selaku distributor BBM Pertamina akan melakukan mogok kerja. Para sopir ini dikabarkan sedang menuntut haknya berupa uang lembur yang belum dibayarkan selama dua tahun.
Mereka juga mempertanyakan status sopir yang diturunkan menjadi kenek secara tiba-tiba, serta menuntut rekan-rekannya yang di PHK kembali dipekerjakan.
Namun, kabar aksi ini tidak jelas, dari pantau Koran Sindo pukul 12.00 WIB hingga 13.30 WIB, di Terminal BBM Surabaya Group tidak ada gerakan aksi. Para sopir terlihat duduk-duduk di warung, sedangkan proses pengiriman BBM melalui truk terus berjalan dengan lancar.
Saat itu, terlihat beberapa aparat kepolisian yang berjaga-jaga. Mereka mengantisipasi isu yang berkembang terkait mogok kerja dari AMT. "Tidak ada apa-apa mas," kata salah satu sopir AMT, Senin (26/5/2014).
Meski demikian, PT Pertamina (Persero) tetap mengantisipasi kabar aksi mogok dari AMT di TBBM Surabaya Group. Pertamina melakukan penambahan penyaluran BBM ke SPBU di Jatim. Proses pengisian stok BBM atau disebut stock built up BBM di SPBU dilakukan sejak 22 Mei lalu, karena Pertamina mendengar akan ada aksi mogok yang dilakukan AMT karena menuntut upah lembur.
Padahal, menurut ketentuan upah lembur yang pernah diberikan dihilangkan seiring dengan adanya sistem remunerasi oleh pengelola sejak dua tahun.
"Kami telah melakukan upaya antisipasi supaya penyaluran BBM ke masyarakat tidak terganggu dengan isu ini," kata Assistant Manager External Relation Marketing Operation Region V Heppy Wulansari.
Menurutnya, meski belum ada kejelasan terkait adanya aksi mogok, Pertamina terus melakukan pemantauan dengan mengirim lebih bahan bakar ke SPBU yang ditangani TBBM Surabaya Group.
Bahkan, Pertamina juga menggandeng aparat keamanan jika aksi AMT benar-benar terjadi. Aparat akan diminta untuk terlibat mengisi SPBU yang membutuhkan.
"Isu ancaman mogok sudah kami dengar dari pekan lalu dan Pertamina segera mengantisipasi dengan menambah penyaluran BBM ke SPBU yang dilayani TBBM Surabaya Group. Sehingga hari ini, volume pengiriman tinggal jumlah minimum dan penyalurannya juga berjalan lancar," kata dia.
Untuk rata-rata penyaluran normal pada Senin di TBBM Surabaya Group, jenis premium sebesar 3.400 Kiloliter (KL) dan Solar 2.600 KL. Dengan adanya stock built up sejak kamis lalu, maka penyaluran hari ini di TBBM Surabaya Group hanya sebesar 2.880 KL premium dan 1.376 KL solar.
Saat ini, Pertamina terus melakukan pemantauan aktivitas di TBBM Surabaya Group. Dari pantauan yang dilakukan, penyaluran masih terlihat normal dan tidak terlihat adanya aksi mogok di sekitar Terminal BBM Surabaya Group.
"Masyarakat tidak perlu khawatir karena penyaluran berjalan normal dan stock SPBU sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan BBM," ujar Heppy.
Lebih lanjut dia menjelaskan, mobil tanki dan AMT saat ini dikelola PT Patra Niaga bekerja sama dengan PT PTC, isu tuntutan AMT tersebut terkait dengan pembayaran upah lembur yang memang seharusnya sudah tidak ada lagi terkait dengan perubahan sistem remunerasi oleh pengelola sejak dua tahun.
Persoalan ini sebenarnya sudah dipahami para AMT, namun adanya provokasi dari pihak-pihak tertentu, tuntutan upah lembur terus dimunculkan sebagian kecil AMT di TBBM Surabaya Group.
Namun, Pertamina terus mendorong ke pihak pengelola untuk terus memberikan sosialisasi kepada para AMT agar isu-isu mogok kerja tidak terjadi lagi. "Kami ingin semua berjalan lancar," ujarnya.
(izz)