Cashless Makin Populer, Bank Kembangkan Layanan Transaksi Non-Tunai Internasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekosistem pembayaran tanpa tunai atau cashless yang semakin luas diterima secara global mendorong perbankan melakukan inovasi untuk menjamin kenyamanan dan keamanan nasabah dalam bertransaksi. Tren cashless diperkuat dengan tingginya pelaku perjalanan dalam negeri yang bepergian ke luar negeri dan mengandalkan transaksi non-tunai dalam memenuhi berbagai kebutuhan.
Riset Wanderlust Unleashed yang dirilis oleh Mastercard tahun ini mengamini tren tersebut. Dari laporan tersebut, terlihat bahwa wisatawan Asia Pasifik mulai meninggalkan uang tunai dan menggunakan metode pembayaran lain selama perjalanan mereka.
Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran, Arianto Muditomo menjelaskan, metode pembayaran non tunai atau cashless di Indonesia sudah dikenal dan digunakan secara luas khususnya di segmen ritel.
“Untuk dipahami bahwa cashless dimulai dari era cek (Indonesia tidak mengalami booming cek untuk ritel), card based, dan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS),” jelas Arianto.
Kartu kredit berlogo prinsipal international masih dominan digunakan untuk pembelanjaan di luar negeri. "Kemudian, diikuti oleh kartu debet internasional dan QRIS di negara-negara yang telah menjalin kerja sama transaksi QRIS cross border,” jelasnya.
Menurut Arianto, tren ini sangat baik dan bakal terus meningkat. Karena masih ditemukan pula pelancong yang masih membawa uang tunai ke negara yang akan dikunjungi.
Selain menukar terlebih dahulu di Indonesia dengan nilai besar, namun transaksi tunai saat ini sudah cukup merepotkan, berisiko, dan ongkos sosialnya tinggi.
“Bagi wisatawan, pembayaran cashless sangat dibutuhkan ketika melancong ke luar negeri, ada batasan uang tunai (banknote) yang boleh dibawa masuk ke suatu negara,” katanya.
Kemudahan dalam bertransaksi cashless di level internasional mendorong PT Bank Danamon Indonesia Tbk (“Danamon”) menghadirkan Danamon LEBIH PRO.
Riset Wanderlust Unleashed yang dirilis oleh Mastercard tahun ini mengamini tren tersebut. Dari laporan tersebut, terlihat bahwa wisatawan Asia Pasifik mulai meninggalkan uang tunai dan menggunakan metode pembayaran lain selama perjalanan mereka.
Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran, Arianto Muditomo menjelaskan, metode pembayaran non tunai atau cashless di Indonesia sudah dikenal dan digunakan secara luas khususnya di segmen ritel.
“Untuk dipahami bahwa cashless dimulai dari era cek (Indonesia tidak mengalami booming cek untuk ritel), card based, dan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS),” jelas Arianto.
Kartu kredit berlogo prinsipal international masih dominan digunakan untuk pembelanjaan di luar negeri. "Kemudian, diikuti oleh kartu debet internasional dan QRIS di negara-negara yang telah menjalin kerja sama transaksi QRIS cross border,” jelasnya.
Menurut Arianto, tren ini sangat baik dan bakal terus meningkat. Karena masih ditemukan pula pelancong yang masih membawa uang tunai ke negara yang akan dikunjungi.
Selain menukar terlebih dahulu di Indonesia dengan nilai besar, namun transaksi tunai saat ini sudah cukup merepotkan, berisiko, dan ongkos sosialnya tinggi.
“Bagi wisatawan, pembayaran cashless sangat dibutuhkan ketika melancong ke luar negeri, ada batasan uang tunai (banknote) yang boleh dibawa masuk ke suatu negara,” katanya.
Kemudahan dalam bertransaksi cashless di level internasional mendorong PT Bank Danamon Indonesia Tbk (“Danamon”) menghadirkan Danamon LEBIH PRO.