Industri Logam Perlu Adanya Standarisasi

Jum'at, 30 Mei 2014 - 17:54 WIB
Industri Logam Perlu Adanya Standarisasi
Industri Logam Perlu Adanya Standarisasi
A A A
SEMARANG - Jawa Tengah (Jateng) memiliki potensi yang besar sebagai daerah pengekspor hasil Industri logam, mengingat begitu banyaknya industri logam di Jawa Tengah. Hanya saja potensi tersebut belum digarap secara maksimal, sehingga hasil industri logam dari Jateng masih belum memenuhi standar pasar internasional.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, menghadapi pasar bebas ASEAN pengrajin logam harus mampu bersaing. Oleh sebab itu standarisasi produk mutlak di lakukan. Di sinilah tugas pemerintah untuk mendampingi serta membina para perajin.

“Tadi ada salah satu pengrajin logam mengaku, sebenarnya memiliki pasar yang besar, hanya saja masih terkendala presisi,” katanya di sela-sela pembukaan pameran Produk Industri Logam di Java Mal, Jum’at (30/5/2014).

Ganjar mengaku, untuk meningkatkan kualitas pemerintah akan memberikan fasilitas kepada para pengrajin untuk meningkatkan mutu dan kualitas hasil produksinya. Menurut Dia, pengrajin harus berani menawarkan produk mereka ke pasar mancanegara, supaya mengetahui kekurangan ataupun kelebihan dari produk yang dihasilkan.

“Kita harus berani bersaing untuk bisa mendapatkan pasar. Kita tawarkan ke luar negeri, kalau menurut mereka kurang bagus, yang kurang apanya. Nah dari situ kita menjadi tahu, apa yang diinginkan oleh pasar mancanegara,” ujarnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jateng Petrus Edison Ambarura menyatakan, Jateng merupakan sentra dari kerajinan logam. Mulai dari logam untuk aksesoris, komponen perkapalan, otomotif, hingga alat rumah tangga.

Dia mengaku, setiap tahun pemerintah provinsi Jateng menggelontorkan dana tak kurang dari Rp5 miliar untuk melakukan pembinaan, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas produksi pengrajin logam.

”Pembinaan yang kita lakukan mulai dari pelatihan hingga menggelar pameran,” katanya.

Ditambahkannya, salah satu pembinaan yang saat ini terus digenjot adalah meningkatkan kemampuan pengrajin untuk membuat produk sesuai dengan standar yang ada baik itu standar SNI maupun ISO.

“Standarisasi produk ini sangat penting, karena akan menentukan laku tidaknya hasil produksi. Kalau barang kita tidak sesuai dengan standar yang dibutuhkan pasar maka akan sulit untuk bersaing,” jelasnya.

Salah satu pengrajin pisau stainless steel asal Kudus M Sahri Baedlowi mengaku, harga menjadi salah satu kendala utama pengrajin. Menurut dia, harga di pasar lokal masih sangat rendah. “Harga di lokal jauh dibandingkan harga ekspor bisa dua sampai tiga kali lipat,” kata pengrajin yang mengaku pisau hasil produksinya sudah sering dikirim ke Australia dan Malaysia ini.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5487 seconds (0.1#10.140)