RI Tak Boleh Terjebak dalam Pertumbuhan Ekonomi

Senin, 02 Juni 2014 - 20:48 WIB
RI Tak Boleh Terjebak dalam Pertumbuhan Ekonomi
RI Tak Boleh Terjebak dalam Pertumbuhan Ekonomi
A A A
DEPOK - Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada Kabinet Persatuan Nasional di era Presiden Gusdur, Luhut Pandjaitan mengatakan, Indonesia tidak boleh terjebak dalam pertumbuhan ekonomi kelas menengah yang kini mencapai 45 juta penduduk.

Apalagi, kata dia, generasi muda dan bonus demografi juga menjadi tantangan yang harus dihadapi. Luhut menilai, meski pertumbuhan ekonomi terus meningkat, di mana Indonesia menjadi peringkat 10 besar ekonomi dunia, namun masalah inflasi masih agak tinggi.

"Angka yang bagus. 250 juta penduduk, 65% usia produktif, ini menjadi keuntungan, tetapi jadi bahaya juga kalau kualitas SDM tak bagus. Inflasi 6% masih tinggi. Tantangannya yakni kualitas SDM yang tak merata dan bonus demografi," katanya, Senin (2/6/2014).

Perkembangan teknologi dalam 10 tahun terakhir, kata dia, meningkat berlipat 10 kali lebih cepat. Luhut meyakini sebanyak 0,5% penduduk Indonesia atau 6 juta penduduk pasti super pintar dan jenius.

Luhut mengusulkan agar pemerintah melatih mereka berbicara soal cyber untuk meningkatkan kualitas. Belum lagi, persoalan infrastruktur. Penduduk Indonesia masih memakai 79% minyak dan 21% gas sebagai sumber energi.

"Kalau dikonvert hanya masalah infrastruktur, bagaimana pemerintah sikapi itu. Infrastruktur jadi, kita akan dapat energi murah. Gas Rp4 ribu, bagaimana biodiesel dibikin di rumah, itu riset. Kita punya USD39 miliar di Kemendikbud, kegedean itu. Harusnya dana riset ada di Kemenristek, belum lagi masalah regulasi di Indonesia enggak jelas, tak memberi kemudahan buat kita," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.9006 seconds (0.1#10.140)