Jero Akhirnya Penuhi Undangan Banggar Bahas BBM
A
A
A
JAKARTA - Setelah sempat tak hadir dalam rapat kerja (raker) Antara pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) beberapa waktu lalu, hari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik akhirnya menghadiri rapat tersebut.
"Sebentar lagi kami akan melaksanakan rapat kerja tentang RAPBNP 2014. Salah satu yang kita usahakan adalah bagaimana mengendalikan subsidi BBM," ujar Jero ketika ditemui media di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (3/6/2014).
Dia melanjutkan, tahun 2012 lalu pihaknya diberi jatah untuk BBM bersubsidi sebanyak 48 juta kilo liter (kl). Namun ada tambahan dari sepeda motor dan mobil yang menyebabkan pihaknya harus menurunkan angka tersebut.
"Ini kan kontradiksinya di situ. Tambah mobil, tambah motor. Subsidinya harus turun, BBM-nya penggunaannya harus turun volumenya," tambah dia.
Pada 2013, dia mengklaim dapat menghemat pemakaian BBM bersubsidi menjadi sebesar 46,3 juta kl dari jatah subsidi yang sebesar 48 juta kl. Untuk 2014 ini, dia menargetkan pemakaian BBM bersubsidi hanya sebesar 46 juta kl. Hal ini disebabkan ada beberapa momen yang menyebabkan pembengkakan penggunaan BBM.
"Saya sudah hitung, sampai dengan April kita sudah habis 15 juta kl. Jadi 4 bulan berarti 15 juta kl, satu tahun kalau ekstra folasi kan mestinya kali 3 ya. Jadi 45 juta. Tetapi saya hitung ada libur Idul Fitri, Natal, tahun baru, libur anak sekolah, dan Pilpres. Pilpres ini kan kesana kemari. Capres dan Cawapres dengan masanya itu banyak habiskan BBM. Sedang kita hitung, mudah-mudahan bisa dihemat 2 juta kl," tutur dia.
Hal ini, sambungnya, dilakukan melalui pengetatan semua penggunaan yang sudah ada. "Jadi kita perketat semua penggunaan yang sudah ada. Permen (Peraturan Menteri) yang sudah ada, pertambangan, perkebuan, seperti itu lah," pungkas dia.
"Sebentar lagi kami akan melaksanakan rapat kerja tentang RAPBNP 2014. Salah satu yang kita usahakan adalah bagaimana mengendalikan subsidi BBM," ujar Jero ketika ditemui media di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (3/6/2014).
Dia melanjutkan, tahun 2012 lalu pihaknya diberi jatah untuk BBM bersubsidi sebanyak 48 juta kilo liter (kl). Namun ada tambahan dari sepeda motor dan mobil yang menyebabkan pihaknya harus menurunkan angka tersebut.
"Ini kan kontradiksinya di situ. Tambah mobil, tambah motor. Subsidinya harus turun, BBM-nya penggunaannya harus turun volumenya," tambah dia.
Pada 2013, dia mengklaim dapat menghemat pemakaian BBM bersubsidi menjadi sebesar 46,3 juta kl dari jatah subsidi yang sebesar 48 juta kl. Untuk 2014 ini, dia menargetkan pemakaian BBM bersubsidi hanya sebesar 46 juta kl. Hal ini disebabkan ada beberapa momen yang menyebabkan pembengkakan penggunaan BBM.
"Saya sudah hitung, sampai dengan April kita sudah habis 15 juta kl. Jadi 4 bulan berarti 15 juta kl, satu tahun kalau ekstra folasi kan mestinya kali 3 ya. Jadi 45 juta. Tetapi saya hitung ada libur Idul Fitri, Natal, tahun baru, libur anak sekolah, dan Pilpres. Pilpres ini kan kesana kemari. Capres dan Cawapres dengan masanya itu banyak habiskan BBM. Sedang kita hitung, mudah-mudahan bisa dihemat 2 juta kl," tutur dia.
Hal ini, sambungnya, dilakukan melalui pengetatan semua penggunaan yang sudah ada. "Jadi kita perketat semua penggunaan yang sudah ada. Permen (Peraturan Menteri) yang sudah ada, pertambangan, perkebuan, seperti itu lah," pungkas dia.
(gpr)