Pengawasan Elpiji 3 Kg di Bantul Diperketat

Kamis, 05 Juni 2014 - 15:59 WIB
Pengawasan Elpiji 3...
Pengawasan Elpiji 3 Kg di Bantul Diperketat
A A A
BANTUL - Menjelang bulan suci Ramadan, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Bantul meningkatkan pengawasan penggunaan gas elpiji 3 kilogram (kg). Rencananya, mereka akan melakukan pengawasan di rumah-rumah makan besar.

Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Bantul, Sahadi menengarai ada sejumlah rumah makan besar yang menggunakan elpiji bersubsidi 3 kg. Padahal berdasarkan regulasi, mereka tidak diperkenankan menggunakan gas elpiji 3 kg tersebut. Karena elpiji 3 kg hanya diperuntukkan untuk rumah tangga.

"Rencananya minggu depan kami akan melakukan pengawasan," ujarnya, Kamis (5/6/2014).

Ia mengatakan, sesuai aturan yang dimaksud usaha mikro adalah industri yang memiliki aset tidak lebih dari Rp50 juta, sehingga jika ada industri meskipun skala rumahan dengan aset di atas Rp50 juta maka harus menggunakan elpiji nonsubsidi ukuran 12 kilogram.

Bagi mereka yang melanggar, tambhanya pihaknya akan memberikan peringatan. Dalam pengawasan melalui inspeksi mendadak (sidak) ini pihaknya juga akan menyiapkan surat semacam tilang. Surat tersebut rencananya akan diberikan kepada pelaku usaha yang tidak sesuai aturan. "Itu teguran keras kami," tegasnya.

Menurutnya, pantauan ke rumah makan yang seharusnya tidak menggunakan elpiji bersubsidi ini untuk memastikan bahwa distribusinya sesuai peruntukkan, apalagi telah diatur dalam Peraturan Menteri ESDM yang selain konsumen rumah tangga, juga untuk kalangan industri mikro.

"Ini kami tempuh sebagai upaya menjaga kestabilan persediaan elpiji menjelang bulan puasa, karena dipastikan kebutuhan akan naik. Kami juga mendapat laporan adanya penggunaan elpiji bersubsidi oleh rumah makan di Bantul, yang menurunya bisa menghabiskan antara empat hingga lima tabung elpiji per hari dalam kegiatan usahanya," ungkapnya.

Ketua Himpunan Pengusaha Swasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) DIY Siswanto menambahkan khusus di Bantul ia mengakui jika tingkat konsumsi tertinggi. Hal ini karena beberapa faktor seperti Bantul merupakan daerah tujuan wisata yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) baru, maraknya keluarga muda yang memilih tinggal di Bantul dan beberapa faktor lain.

"Secara ideal, kuota elpiji di Bantul 22 ribu tabung/hari. Namun yang terjadi saat ini kuota yang diberikan Pertamina baru 19.500 tabung/hari," paparnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7536 seconds (0.1#10.140)