Ini Penjelasan Jero Soal Kenaikan TDL
Rabu, 11 Juni 2014 - 09:37 WIB
Ini Penjelasan Jero Soal Kenaikan TDL
A
A
A
JAKARTA - Tarif Dasar Listrik (TDL) akan mengalami kenaikan pada 1 Juli 2014. Putusan ini sudah mendapatkan persetujuan dari pemerintah pusat dan Komisi VII DPR RI.
Menteri ESDM Jero Wacik menyatakan bahwa tarif listrik naik karena industri yang belum go public seharusnya tidak diberi listrik bersubsidi karena dianggap mampu.
Asumsi yang diajukan pemerintah untuk menaikan tarif dasar listrik disetujui oleh Komisi VII DPR RI. Kenaikan tarif listrik akan dilakukan terhadap enam golongan listrik. Keenamnya adalah industri I-3 non go public, rumah tangga R-2, pemerintah P-2, rumah tangga R-1, penerangan jalan umum P-3, dan rumah tangga R-1.
Jero menambahkan bahwa untuk golongan rumah tangga R-2, yang merupakan kelas menengah juga dianggap mampu. “Memang, ada penolakan-penolakan terkait rencana ini dan ada usulan untuk menaikkan semua golongan, termasuk golongan 450 dan 900 VA. Tapi usulan itu ditolak,” kata dia dalam rapat kerja dengan DPR, Selasa (10/6/2014) semalam.
Untuk masalah kenaikannya sendiri, Jero mengatakan akan dilakukan beberapa tahap. “Kenaikannya bertahap, setiap dua bulan mulai 1 Juli 2014,” imbuh dia.
Menurut dia, dengan kenaikan tarif listrik secara bertahap tersebut, maka tidak akan terasa hingga akhir tahun. Asumsi dasar yang diajukan oleh Kementerian ESDM untuk subsidi listrik tahun berjalan dalam RAPBNP sebesar Rp95,35 triliun.
Namun, dengan disetujuinya kenaikan tarif listrik untuk enam golongan listrik tersebut, maka akan menghasilkan total penghematan subsidi sebesar Rp 8,51 triliun sehingga subsidi yang disetujui untuk listrik sebesar Rp86,84 triliun.
Jero menjelaskan, pemerintah punya kewajiban untuk menjaga masyarakat yang tidak mampu. “Nanti dianggap tidak punya hati karena menaikkan tarif listrik 450 VA dan 900 VA yang notabene adalah masyarakat yang baru punya listrik. Saya ngotot tidak,” ujarnya.
Menteri ESDM Jero Wacik menyatakan bahwa tarif listrik naik karena industri yang belum go public seharusnya tidak diberi listrik bersubsidi karena dianggap mampu.
Asumsi yang diajukan pemerintah untuk menaikan tarif dasar listrik disetujui oleh Komisi VII DPR RI. Kenaikan tarif listrik akan dilakukan terhadap enam golongan listrik. Keenamnya adalah industri I-3 non go public, rumah tangga R-2, pemerintah P-2, rumah tangga R-1, penerangan jalan umum P-3, dan rumah tangga R-1.
Jero menambahkan bahwa untuk golongan rumah tangga R-2, yang merupakan kelas menengah juga dianggap mampu. “Memang, ada penolakan-penolakan terkait rencana ini dan ada usulan untuk menaikkan semua golongan, termasuk golongan 450 dan 900 VA. Tapi usulan itu ditolak,” kata dia dalam rapat kerja dengan DPR, Selasa (10/6/2014) semalam.
Untuk masalah kenaikannya sendiri, Jero mengatakan akan dilakukan beberapa tahap. “Kenaikannya bertahap, setiap dua bulan mulai 1 Juli 2014,” imbuh dia.
Menurut dia, dengan kenaikan tarif listrik secara bertahap tersebut, maka tidak akan terasa hingga akhir tahun. Asumsi dasar yang diajukan oleh Kementerian ESDM untuk subsidi listrik tahun berjalan dalam RAPBNP sebesar Rp95,35 triliun.
Namun, dengan disetujuinya kenaikan tarif listrik untuk enam golongan listrik tersebut, maka akan menghasilkan total penghematan subsidi sebesar Rp 8,51 triliun sehingga subsidi yang disetujui untuk listrik sebesar Rp86,84 triliun.
Jero menjelaskan, pemerintah punya kewajiban untuk menjaga masyarakat yang tidak mampu. “Nanti dianggap tidak punya hati karena menaikkan tarif listrik 450 VA dan 900 VA yang notabene adalah masyarakat yang baru punya listrik. Saya ngotot tidak,” ujarnya.
(rna)
