Industri Pengolahan Picu Perlambatan Ekonomi Jateng
A
A
A
SEMARANG - Ekonomi Jawa Tengah tumbuh sebesar 5,4% secara year on year (yoy) pada triwulan I/2014, melambat jika dibanding dengan pertumbuhan ekonomi triwulan sebelumnya sebesar 5,6% (yoy). Namun, masih lebih tinggi dibanding pertumbuhan nasional sebesar 5,2% (yoy).
Salah satu sektor yang memicu melambatnya ekonomi di Jateng, adalah sektor industri pengolaha. Industri pengolahan melambat cukup dalam dari 7,3% (yoy) di triwulan IV/2013 menjadi 5,9% (yoy) di triwulan I/2014.
"Perlambatan utamanya didorong kinerja industri migas yang melambat. Sementara, sektor utama ekonomi Jawa Tengah lainnya, yaitu sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran masih tumbuh baik, atau meningkat dibanding triwulan sebelumnya," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V, Marlison Hakim, Kamis (12/6/2014).
Menurutnya, sektor perdagangan, hotel, dan restoran naik dari 5,6% (yoy) di triwulan IV/2013 menjadi 6,1% (yoy) di triwulan I/2014. Berbarengan dengan itu, sektor pertanian naik tipis dari 2,0% (yoy) pada triwulan IV 2013 menjadi 2,1% (yoy).
Meski pada triwulan pertama ekonomi Jateng melambat, namun diprediksi pada triwulan ke dua ekonomi di Jateng akan tumbuh meningkat. Indikator ekonomi terakhir mengindikasikan ekonomi Jateng tumbuh sebesar 5,8% (yoy).
"Masih kuatnya keyakinan konsumen dan ekspektasi pelaku usaha yang diindikasikan meningkat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi ke depan," imbuhnya.
Investasi diperkirakan tetap tumbuh tinggi meski tidak setinggi sebelumnya. Secara sektoral perbaikan sektor industri pengolahan dan naiknya kinerja sektor perdagangan, hotel, dan restoran diperkirakan menjadi pendorong perekonomian Jateng triwulan II/2014.
Dia mengatakan, ekonomi Jateng pada 2014 diperkirakan berada pada kisaran bawah 5,8%-6,3% (yoy). Sementara, berdasarkan hasil asesmen BI Wilayah V Jateng dan DIY menunjukkan kredit perbankan secara umum pada triwulan I/2014 juga melambat dari 16,98% yoy menjadi 16,45%.
Budi Trisnanto, Divisi Asesmen BI Wilayah V mengatakan, dukungan kredit perbankan terhadap kegiatan ekonomi di Jateng termasuk baik, meski pertumbuhannya dalam tren menurun.
Dana pihak ketiga (DPK) perbankan di Jateng dan DIY meningkat dari 15,24% yoy menjadi 15,29% selama triwulan I/2014. "Periode ini aset tumbuh melambat menjadi 14,89% dari 15,39% periode sebelumnya," pungkasnya.
Salah satu sektor yang memicu melambatnya ekonomi di Jateng, adalah sektor industri pengolaha. Industri pengolahan melambat cukup dalam dari 7,3% (yoy) di triwulan IV/2013 menjadi 5,9% (yoy) di triwulan I/2014.
"Perlambatan utamanya didorong kinerja industri migas yang melambat. Sementara, sektor utama ekonomi Jawa Tengah lainnya, yaitu sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran masih tumbuh baik, atau meningkat dibanding triwulan sebelumnya," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V, Marlison Hakim, Kamis (12/6/2014).
Menurutnya, sektor perdagangan, hotel, dan restoran naik dari 5,6% (yoy) di triwulan IV/2013 menjadi 6,1% (yoy) di triwulan I/2014. Berbarengan dengan itu, sektor pertanian naik tipis dari 2,0% (yoy) pada triwulan IV 2013 menjadi 2,1% (yoy).
Meski pada triwulan pertama ekonomi Jateng melambat, namun diprediksi pada triwulan ke dua ekonomi di Jateng akan tumbuh meningkat. Indikator ekonomi terakhir mengindikasikan ekonomi Jateng tumbuh sebesar 5,8% (yoy).
"Masih kuatnya keyakinan konsumen dan ekspektasi pelaku usaha yang diindikasikan meningkat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi ke depan," imbuhnya.
Investasi diperkirakan tetap tumbuh tinggi meski tidak setinggi sebelumnya. Secara sektoral perbaikan sektor industri pengolahan dan naiknya kinerja sektor perdagangan, hotel, dan restoran diperkirakan menjadi pendorong perekonomian Jateng triwulan II/2014.
Dia mengatakan, ekonomi Jateng pada 2014 diperkirakan berada pada kisaran bawah 5,8%-6,3% (yoy). Sementara, berdasarkan hasil asesmen BI Wilayah V Jateng dan DIY menunjukkan kredit perbankan secara umum pada triwulan I/2014 juga melambat dari 16,98% yoy menjadi 16,45%.
Budi Trisnanto, Divisi Asesmen BI Wilayah V mengatakan, dukungan kredit perbankan terhadap kegiatan ekonomi di Jateng termasuk baik, meski pertumbuhannya dalam tren menurun.
Dana pihak ketiga (DPK) perbankan di Jateng dan DIY meningkat dari 15,24% yoy menjadi 15,29% selama triwulan I/2014. "Periode ini aset tumbuh melambat menjadi 14,89% dari 15,39% periode sebelumnya," pungkasnya.
(izz)