Pabrik Baru SMGR di Rembang Mulai Dibangun
A
A
A
REMBANG - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) memulai melakukan pembangunan pabrik di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah (Jateng).
Dimulainya pembangunan pabrik baru berkapasitas 3 juta ton per tahun ini ditandai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan Direktur Utama SMGR Dwi Soetjipto bersama sejumlah tokoh agama di Rembang, hari ini.
Dwi mengatakan, investasi perseroan untuk membangun pabrik di Rembang mencapai Rp3,717 triliun atau setara USD134,20 per ton semen. Angka itu berada dalam kisaran nilai investasi per ton untuk transaksi sejenis, yaitu antara USD116,17 sampai USD264,71 per ton.
Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan pabrik perseroan cukup efisien. Adapun tingkat Internal Rate of Return (IRR) Pabrik Rembang sebesar IRR 20,55%, jauh lebih besar dibanding discount rate atau WACC yang diprediksi sebesar 13,06%.
"Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa ekspansi perseroan di Rembang mempunyai prospek bisnis yang sangat baik," katanya, Senin (16/6/2014).
Dia menyatakan, saat ini, desain kapasitas produksi Grup Semen Indonesia mencapai 31,8 juta ton. Dengan ekspansi pabrik di sejumlah wilayah, termasuk Rembang, desain kapasitas produksi perseroan diharapkan mencapai level 39,3 juta ton pada 2016 dan menjadi 40,8 juta ton pada 2017.
Dia pabrik baru yang berada di lahan seluas 55 hektare tersbeut didesain sebagai pabrik ramah lingkungan dengan konsumsi energi dan air yang minim serta memperbanyak ruang hijau. Sebanyak 30% wilayah pabrik digunakan untuk ruang terbuka hijau (RTH).
"Konsep green industry di Rembang kami wujudkan dengan meningkatkan konsumsi energi alternatif dari limbah pertanian, menekan konsumsi air dan listrik, kontrol emisi yang ketat, dan tetap melestarikan keanekaragaman hayati. Kami ingin mewujudkan environmental excellence dalam pengelolaan pabrik ini," tuturnya.
Dwi mengatakan, dalam upaya pencegahan pencemaran, SMGR melengkapi diri peralatan modern pencegah pencemaran berupa mesin penghisap debu seperti electrostatic precipitator, cyclone, conditioning tower, dan bag house filter.
Hasil pengukuran secara berkala menunjukkan emisi yang dikeluarkan pabrik-pabrik perseroan selalu di bawah baku mutu yang ditetapkan.
"Di setiap pabrik, kami selalu membentuk green belt dan green barrier yang berfungsi menjaga udara dan menjadi filter alami pencipta oksigen yang melengkapi peralatan penangkap debu modern," jelas dia.
Sektretaris Perusahaan SMGR Agung Wiharto mengatakan, pabrik baru ini akan memberikan kontribusi besar bagi perekonomian lokal melalui penyerapan tenaga kerja dan pembayaran pajak serta retribusi daerah.
Selama masa pengerjaan proyek, jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai 3.817 orang. Adapun pasca-proyek, tenaga kerja yang terlibat mencapai 1.177 orang.
"Kami juga akan banyak mengajak pelaku usaha lokal untuk bermitra, baik ketika pembangunan berlangsung maupun saat pabrik sudah beroperasi. Dampak ekonomi akan semakin luas karena pembangunan dan operasional pabrik akan memancing timbulnya sektor ekonomi baru, seperti jasa transportasi, properti, kuliner, perhotelan, dan sebagainya," katanya.
Semen Indonesia saat ini masih memimpin penguasaan pasar dengan market share sebesar 43,8%. Sepanjang kuartal I/2014, perseroan berhasil menjual 6,16 juta ton semen di tingkat domestik, meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 5,95 juta ton.
Perseroan juga mencetak pendapatan sebesar Rp6,17 triliun, meningkat 11,43% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,54 triliun. Pada periode kuartal I/2014, SMGR membukukan laba bersih sebesar Rp1,3 triliun atau tumbuh 5,3% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,23 triliun.
Dimulainya pembangunan pabrik baru berkapasitas 3 juta ton per tahun ini ditandai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan Direktur Utama SMGR Dwi Soetjipto bersama sejumlah tokoh agama di Rembang, hari ini.
Dwi mengatakan, investasi perseroan untuk membangun pabrik di Rembang mencapai Rp3,717 triliun atau setara USD134,20 per ton semen. Angka itu berada dalam kisaran nilai investasi per ton untuk transaksi sejenis, yaitu antara USD116,17 sampai USD264,71 per ton.
Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan pabrik perseroan cukup efisien. Adapun tingkat Internal Rate of Return (IRR) Pabrik Rembang sebesar IRR 20,55%, jauh lebih besar dibanding discount rate atau WACC yang diprediksi sebesar 13,06%.
"Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa ekspansi perseroan di Rembang mempunyai prospek bisnis yang sangat baik," katanya, Senin (16/6/2014).
Dia menyatakan, saat ini, desain kapasitas produksi Grup Semen Indonesia mencapai 31,8 juta ton. Dengan ekspansi pabrik di sejumlah wilayah, termasuk Rembang, desain kapasitas produksi perseroan diharapkan mencapai level 39,3 juta ton pada 2016 dan menjadi 40,8 juta ton pada 2017.
Dia pabrik baru yang berada di lahan seluas 55 hektare tersbeut didesain sebagai pabrik ramah lingkungan dengan konsumsi energi dan air yang minim serta memperbanyak ruang hijau. Sebanyak 30% wilayah pabrik digunakan untuk ruang terbuka hijau (RTH).
"Konsep green industry di Rembang kami wujudkan dengan meningkatkan konsumsi energi alternatif dari limbah pertanian, menekan konsumsi air dan listrik, kontrol emisi yang ketat, dan tetap melestarikan keanekaragaman hayati. Kami ingin mewujudkan environmental excellence dalam pengelolaan pabrik ini," tuturnya.
Dwi mengatakan, dalam upaya pencegahan pencemaran, SMGR melengkapi diri peralatan modern pencegah pencemaran berupa mesin penghisap debu seperti electrostatic precipitator, cyclone, conditioning tower, dan bag house filter.
Hasil pengukuran secara berkala menunjukkan emisi yang dikeluarkan pabrik-pabrik perseroan selalu di bawah baku mutu yang ditetapkan.
"Di setiap pabrik, kami selalu membentuk green belt dan green barrier yang berfungsi menjaga udara dan menjadi filter alami pencipta oksigen yang melengkapi peralatan penangkap debu modern," jelas dia.
Sektretaris Perusahaan SMGR Agung Wiharto mengatakan, pabrik baru ini akan memberikan kontribusi besar bagi perekonomian lokal melalui penyerapan tenaga kerja dan pembayaran pajak serta retribusi daerah.
Selama masa pengerjaan proyek, jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai 3.817 orang. Adapun pasca-proyek, tenaga kerja yang terlibat mencapai 1.177 orang.
"Kami juga akan banyak mengajak pelaku usaha lokal untuk bermitra, baik ketika pembangunan berlangsung maupun saat pabrik sudah beroperasi. Dampak ekonomi akan semakin luas karena pembangunan dan operasional pabrik akan memancing timbulnya sektor ekonomi baru, seperti jasa transportasi, properti, kuliner, perhotelan, dan sebagainya," katanya.
Semen Indonesia saat ini masih memimpin penguasaan pasar dengan market share sebesar 43,8%. Sepanjang kuartal I/2014, perseroan berhasil menjual 6,16 juta ton semen di tingkat domestik, meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 5,95 juta ton.
Perseroan juga mencetak pendapatan sebesar Rp6,17 triliun, meningkat 11,43% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,54 triliun. Pada periode kuartal I/2014, SMGR membukukan laba bersih sebesar Rp1,3 triliun atau tumbuh 5,3% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,23 triliun.
(izz)