Pertumbuhan Ekonomi RI Lebih Baik 7% Namun Sejahtera

Selasa, 24 Juni 2014 - 16:00 WIB
Pertumbuhan Ekonomi RI Lebih Baik 7% Namun Sejahtera
Pertumbuhan Ekonomi RI Lebih Baik 7% Namun Sejahtera
A A A
JAKARTA - Masalah pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menjadi persoalan yang belum bisa terselesaikan. Ketidaksejahteraan beberapa lapisan masyarakat dan pembangunan yang belum merata, membuat Bank Dunia menyimpulkan bahwa Indonesia harus mencapai nilai 10% dalam pertumbuhan ekonomi.

"Pembangunan jangan dilihat angkanya, tapi dilihat kemampuan masyarakat dalam membeli barang dan jasa. Jika melihat dari ketimpangan yang ada saat ini, saya lebih mengedepankan soal quality of growth dari pada number of statistik/besaran dari growth itu. Tidak apa-apa growth kita rendah, tapi kebahagiaan kita naik," ujar Pengamat Ekonomi Faisal Basri di Jakarta, Selasa (24/6/2014).

Faisal mencontohkan, jika diimajinasikan bahwa ekonomi Indonesia ingin tumbuh sekitar 7%, maka Indonesia membutuhkan penambahan energi listrik 8,5%.

"Itu berarti 5 ribu megawatt/tahun. Dananya, USD12,5 miliar. PLN hanya mampu sekitar USD5 miliar, itupun masih utang. Jika diberikan swasta, akan kacau seperti di masa lalu. Karena munculnya aturan-aturan yang tidak jelas," ujarnya.

Faisal menambahkan, lebih baik nilainya 7% tapi berkualitas. Kemudian, secara gradual dinaikan. "Jadi, Bank Dunia jangan memaksakan ekonomi kita untuk tumbuh tinggi," ujar dia.

Faisal juga menjelaskan masalah middle income trap, isu tersebut berbeda menurutnya. Pertama, quality dari human resources-nya. Kedua, diversifikasi dalam ekonomi. Jadi tidak bergantung pada beberapa sektor saja, sehingga pertumbuhannya lebih merata. Ketiga, investasi terus continue pada level yang memadai.

"Tidak perlu seperti China yang mencapai 40% tapi cukup 20-25% namun terus konsisten. Terakhir, adanya sistem jaminan sosial. Keempat faktor tersebut sudah cukup. Setelah itu baru kita bicara pertumbuhan ekonomi setelah 10 tahun setelah itu. itu bisa 10% atau lebih," jelas dia.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5531 seconds (0.1#10.140)