Pertamina Perkuat Armada Tanker Minyak Mentah
A
A
A
JAKARTA - Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, khususnya untuk mewujudkan strategi profitable downstream, PT Pertamina segera memperkuat armada kapalnya dengan diserahterimakannya satu unit kapal tanker pengangkut minyak mentah ukuran Aframax dengan bobot 105 ribu DWT dengan nama Gamsunoro yang diambil dari nama gunung di kepulauan Maluku, di Yokosuka, Jepang.
Gamsunoro akan menjadi kapal milik Pertamina yang ke-62 dari total 191 kapal yang saat ini dioperasikan oleh Pertamina dan merupakan kapal milik Pertamina pertama yang dilengkapi dengan BWT (Ballast Water Treatment).
Kontrak pembangunan kapal Gamsunoro ditandatangani pada 6 Maret 2013 sehingga total masa konstruksi pembangunan kapal adalah 16 bulan sejak penandatanganan kontrak.
Penyerahan kapal dari Sumitomo kepada Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Hanung Budya, merupakan tahapan terakhir kapal berada di area galangan sebelum melakukan pelayaran perdana menuju Indonesia dengan seluruh awak kapal Indonesia.
Setelah melalui proses reflagging (pergantian bendera Panama ke Indonesia) di Singapura, kapal akan langsung memasuki wilayah perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Langkah ini akan dapat meningkatkan efisiensi biaya pengangkutan minyak mentah yang akan diolah oleh perusahaan. Efisiensi biaya transportasi menjadi salah satu kunci bagi Pertamina dalam persaingan global di bisnis migas,” ungkap Hanung dalam siaran persnya, Kamis (26/6/2014).
Dikatakan Hanung, dalam mendistribusikan energi ke seluruh pelosok nusantara, Pertamina tidak hanya membutuhkan armada kapal yang efisien, efektif dan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi, tetapi juga membutuhkan kapal yang environmentally friendly.
Gamsunoro akan menjadi kapal milik Pertamina yang ke-62 dari total 191 kapal yang saat ini dioperasikan oleh Pertamina dan merupakan kapal milik Pertamina pertama yang dilengkapi dengan BWT (Ballast Water Treatment).
Kontrak pembangunan kapal Gamsunoro ditandatangani pada 6 Maret 2013 sehingga total masa konstruksi pembangunan kapal adalah 16 bulan sejak penandatanganan kontrak.
Penyerahan kapal dari Sumitomo kepada Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Hanung Budya, merupakan tahapan terakhir kapal berada di area galangan sebelum melakukan pelayaran perdana menuju Indonesia dengan seluruh awak kapal Indonesia.
Setelah melalui proses reflagging (pergantian bendera Panama ke Indonesia) di Singapura, kapal akan langsung memasuki wilayah perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Langkah ini akan dapat meningkatkan efisiensi biaya pengangkutan minyak mentah yang akan diolah oleh perusahaan. Efisiensi biaya transportasi menjadi salah satu kunci bagi Pertamina dalam persaingan global di bisnis migas,” ungkap Hanung dalam siaran persnya, Kamis (26/6/2014).
Dikatakan Hanung, dalam mendistribusikan energi ke seluruh pelosok nusantara, Pertamina tidak hanya membutuhkan armada kapal yang efisien, efektif dan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi, tetapi juga membutuhkan kapal yang environmentally friendly.
(gpr)